13

15 2 0
                                    

Hampir waktunya pengumuman. Sudah sedari sejam yang lalu, aku melihat ke arah jam yang di pasang di dinding. Aku berusaha untuk fokus kepada pekerjaan di komputer yang ada di depanku, tapi tidak dapat aku tahan keinginanku untuk melirik ke arah jam. Sebentar lagi jam tiga, dimana itu artinya adalah jam dimana pemenang giveaway  Indielasting akan diumumkan. Sudah seminggu aku menunggu untuk pengumuman ini. Aku yakin aku pasti menang.

"Agita," panggil seseorang dari belakang. Aku terkejut karena aku terlalu fokus menunggu akan jarum panjang jam yang menuju angka dua belas. Aku menoleh dan ternyata itu adalah Pak Tio. "Kamu kenapa? Kok kaget gitu?"

"Itu Pak," jawab Heni "dia lagi nunggu pengumuman pemenang kuis gitu di Twitter."

"Kuis apa? Boleh saya ikut?" sahut Pak Tio dengan wajah serius. Informasi tambahan: Pak Tio adalah penggemar kuis, terutama acara Family Feud yang walaupun sudah lama tidak disiarkan, terkadang aku menemukan dia sedang menonton acara itu di Youtube di ruangannya.

Aku tertawa sedikit. "Udah tutup juga Pak kuisnya," ucapku.

Pak Tio menunjukkan ekspresi sedikit kecewa di wajahnya. "Ya udah sekarang kamu mending ke departemen Color Key, katanya tadi mereka mau bahas soal proyek Blue Sky. Mereka kan udah mau mulai warnain, jadi harus diskusi sama departemen kita. Kamu kesana ya."

"Sekarang, Pak?"

Pak Tio menatapku. "Engga, tahun depan. La iyo, saiki," jawabnya. "Udah ditunggu tuh sama orang Color Key."

Aku menatap jam dinding sekali lagi. Lima belas menit lagi.

"Kenapa? Ga mau? Yowis-"

"Iya Pak, saya berangkat sekarang."

"Nah gitu dong." Pak Tio langsung pergi menuju ruangannya kembali.

Aku langsung menyiapkan note untuk dipakai dalam menunjukkan storyboard yang sudah ada kepada departemen Color Key. 

"Tenang aja, pasti menang," ucap Heni menyemangatiku ketika aku sudah hendak pergi meninggalkan mejaku.

"Thanks," balasku, tersenyum kepadanya.

Aku berjalan keluar dari kantor departemenku dan berjalan menuju lift. Departemen Color Key berada satu lantai di bawah departemen Storyboard. Jadi aku menggunakan lift untuk pergi menuju departemen itu. Selama perjalanan menuju departemen Color Key, aku berusaha menenangkan diriku dan berkata kepada diriku kalau aku pasti akan memenangkan kuis itu dan aku bisa memeriksanya sebentar jam tiga nanti.

***

Ketika aku memeriksa waktu di handphone-ku dan waktu telah menunjukkan pukul tiga tepat, aku langsung menunggu kesempatan untuk berkata, "Maaf, boleh saya ke toilet sebentar?"

Perwakilan dari departemen Color Key yang bernama Lala itu memperbolehkanku untuk pergi ke toilet. Tanpa membuang-buang waktu lagi, aku langsung pergi dari sana dan pergi menuju toilet terdekat.

Toilet itu kosong. Lagipula, orang yang bekerja di departemen Color Key memang sedikit. Kalau aku tidak salah hanya ada dua karyawan dan satu kepala departemen. Lebih sedikit dibandingkan departemen Storyboard. Maka dari itu mereka hanya mempunyai satu toilet. Dan di lantai ini mereka berbagi lantai dengan tiga departemen lainnya-departemen Compositor, Digital Painter, dan Texture. 

Aku masuk ke dalam toilet itu dan menutupnya. Aku langsung buka Twitter dan mendapatkan notifikasi mention dari pihak pembuat kuis.

Selamat kepada @.491board yang telah memenangkan kuis giveaway tiket Indielasting 2018! Untuk keterangan selanjutnya, kami akan hubungi lewat DM ya! ...

Sisa dari tweet itu aku tidak baca lagi, karena aku sudah berteriak kegirangan. Jantungku berdegup dengan cepat. Aku sedikit melompat-lompat kegirangan dan untuk memastikannya bahwa aku tidak salah baca, aku membacanya lagi untuk kedua kalinya.

"Selamat kepada... telah memenankan kuis giveaway tiket Indielasting 2018." Aku bahkan membuka akun Twitter yang ada di tweet itu, untuk memastikan kalau itu adalah aku.

Kemudian seseorang mengetuk pintu toilet itu. "Ada apa, Mba?" tanya seseorang dari luar.

"Ah, gapapa. Sebentar lagi saya keluar,"  sahutku. Mungkin orang-orang di luar khawatir karena tadi aku sempat berteriak dari dalam toilet. Maaf, aku tidak bisa menahan kegiranganku dan terima kasih atas perhatiannya untuk semua orang yang ada di luar sana!

***

Aku kerja lembur semalaman hari ini karena Pak Tio memberikanku banyak sekali tugas yang harus aku selesaikan sebelum aku mengambil cuti beberapa hari ke depan. Ya, aku telah memberitahukan kepada Pak Tio kalau aku akan mengambil cuti untuk pergi ke Singapura. Aku benar-benar berterus terang kepadanya mengenai ada urusan apa aku kesana, karena pikirku dia juga sudah tahu akan hal aku mengikuti kuis giveaway yang sempat membuat Departemen Color Key khawatir. Beliau memperbolehkannya. Dengan satu syarat. Semua tugas yang ada sebelum aku mengambil cuti harus diselesaikan.

Aku rasa karena aku setuju dengan syarat itu, Pak Tio semakin sengaja menambah tugasku. Aku tahu, tugasku memang menyelesaikan storyboard dan memang sudah ditentukan kapan storyboard itu harus sudah selesai. Tapi, Pak Tio malah memperberat tugasku dengan menyuruhku bertemu dengan siapa lah, membelikan dia kopi, menelepon seseorang, dan lainnya. Sehingga aku harus bekerja lembur hari ini-dimana besok adalah hari keberangkatanku ke Singapura.

"Oke, finished!!!" seruku di tengah kesunyian. Sesaat setelah aku menyerukan itu, aku baru sadar bahwa sebagian lampu telah dimatikan dan orang yang tersisa di ruangan ini hanyalah aku. Aku melirik jam yang ada di layar komputer dan ternyata ini sudah pukul sebelas malam. Aku langsung merinding karena teringat akan film-film horor yang pernah aku tonton. Seketika aku langsung menyesal kenapa aku pernah menonton film-film horor itu. 

Selesai aku membereskan mejaku dan siap untuk pulang, aku berdiri dari kursi dan melihat ke kertas Post-it yang aku tempel di dinding mejaku yang bertuliskan: Indielasting is waiting for you, Agita! Aku tersenyum melihat kertas berwarna kuning itu. Lalu aku pergi meninggalkan meja kerjaku dan dalam hatiku berkata, 'sampai jumpa hari Senin.'

Aku berjalan menuju pintu keluar. Aku matikan lampu dengan menekan sakelar yang berada di dekat pintu keluar karena sudah tidak ada orang di dalam kantor. Angin yang entah berasal dari mana berembus membuatku sedikit bergidik. Aku benar-benar menyesali bahwa aku pernah menonton film-film horor. Tapi tetap aku paksa diriku menggunakan lift. Aku tekan tombol lift dan menunggu sampai lift itu datang. Masih ada satpam yang akan memerhatikanku lewat kamera CCTV di dalam lift kan nanti?

Ketika lift itu sampai dan pintunya terbuka, aku masuk ke dalam lift itu. Aku tekan tombol 'L' yang berarti lobby. Aku tidak bisa mengalihkan pandanganku dari layar yang menunjukkan sudah sampai lantai berapa. Kemudian lift itu berbunyi dan berhenti di lantai empat belas. Aku akui aku terkejut dan hal itu membuat aku sempat melirik ke arah kamera CCTV yang berada di atas bagian belakangku. Aku melirik ke arah kamera itu dengan harapan satpam yang sedang memerhatikan lift akan melihat hal ini juga kalau-kalau sesuatu terjadi kepadaku.

Pintu lift terbuka dan... Tidak ada orang. Hanya ada beberapa lampu berwarna kuning redup yang menyala di dinding. Aku benar-benar ketakutan ketika melihat bahwa tidak ada orang di depan lift. Aku langsung menekan tombol untuk menutup pintu lift. Aku menekan beberapa kali karena aku ketakutan. Sesaat pintu lift mulai menutup kembali, terdengar suara seorang pria berkata, "Eh ini udah dateng liftnya." Kemudian orang itu berlari dari pintu menuju tangga darurat menuju lift dan memasukkan tangannya untuk menghentikan pintu lift itu agar tidak menutup.

Ternyata itu Austin. "Agita?"

Aku hanya terdiam dan tercengang.

Lalu muncul seseorang di belakang Austin. Seorang perempuan dengan wajah penuh dengan riasan yang membuat dia terlihat cantik mewah. Rambutnya pun terlihat sangat indah. Aku memang tidak pernah menonton film yang membintangi dia, tapi aku langsung tahu bahwa itu adalah Elena.

Me & Her BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang