Jadi ini rasanya ketika film punyamu diputar di festival film internasional. Senang yang dicampur dengan perasaan bahagia dan bersyukur. Tidak ada sama sekali perasaan negatif. Tidak ada. Hanya ada perasaan positif yang dirasakan.
Ketika namaku dipanggil untuk mendapatkan penghargaan sebagai character animator terbaik, aku berdiri dengan senang dan berjalan dengan penuh percaya diri menuju panggung. Menuju panggung yang mempunyai latar belakang layar LED dengan tulisan 'Best Animator of the Year'.
Sulit untuk dipercaya. Aku bisa bersaing dengan Patrick Smart, Lilac Rossi, John Gupton, dan juga Aiko Nakamura di dalam nominasi yang sama. Mereka adalah animator-animator yang aku suka dan aku belajar banyak dari mereka.
Dan aku bisa melihat mereka semua bertepuk tangan ketika aku sudah berdiri di belakang podium untuk menyampaikan beberapa pesan.
Perasaan ini... Seperti...
Tidak nyata.
Aku melihat ke depan dan tersenyum. Aku sangat bahagia sampai rasanya ingin menangis. Aku melihat ke orang-orang yang duduk di depanku. Dan sampailah aku menemukan kakakku yang berteriak sesuatu.
Awalnya tidak terlalu terdengar, tapi dia mengucapkannya dengan berulang kali. Tiap pengulangannya lebih besar suaranya dan terdengar lebih jelas. Kakakku berteriak, "BANGUN!"
Disaat itulah kedua mataku terbuka dan melihat kakakku-Verona yang wajahnya ada tepat di atasku.
***
Aku mengomeli kakakku selama kami berdua masih berada di rumah dan belum berangkat kerja. Aku mengomel karena kenapa dia harus berteriak seperti itu tepat ketika aku berada di belakang podium.
"Masih untung gue bangunin lo dengan teriakan, daripada gue siram air," sahutnya sambil menggunakan riasan di wajahnya.
Benar juga, sih. Kalau dia siram air untuk membangunkan aku, apa mungkin aku juga akan tersiram air di dalam mimpi? Diguyur air di depan Patrick Smart?
BIG NO!
Walaupun itu hanya di dalam mimpi.
"Lo mau telat kerja?" tanya Verona.
"Engga, lo mau?"
"Lo seharusnya bilang makasih ke gue. Atau lo nanti telat," jawabnya-selesai dengan menggunakan riasan. Ia membereskan peralatan riasannya itu ke dalam sebuah wadah dengan resleting yang terlihat seperti wadah untuk bekal makanan.
Aku tidak menyahutinya. Aku berkonsentrasi ke sarapanku yang sedang aku lahap. Nasi uduk. Yang sudah disediakan oleh Verona. Nasi uduk yang dibeli di daerah kompleks.
Dia adalah seorang kakak yang baik, sih. Walaupun kami sering bertengkar, tapi kami ya begini-saling peduli. Dia yang menyiapkan sarapan, aku yang menyiapkan makan malam. Dia yang mencuci piring, aku yang mencuci baju. Dan di akhir minggu, kami membereskan rumah. Dia yang menyapu, aku yang mengepel.
Beginilah hidup kami berdua yang tinggal di Jakarta-jauh dari kedua orang tua kami. Kami mengontrak sebuah rumah dan tinggal bersama.
"Udah ya, gue pergi dulu," katanya setelah dia sudah mempersiapkan sepatu berhaknya untuk dia bawa. Dia pergi menggunakan sendal dan menggantinya dengan sepatu berhak ketika sudah sampai di kantornya.
"Kak," panggilku sebelum dia keluar dari rumah-dia berdiri di ambang pintu. Ia menoleh dan menunggu aku mengatakan sesuatu. "Makasih, ya."
***
Kak Verona pergi biasa dengan menggunakan ojek online. Begitu juga dengan aku. Walaupun terkadang aku juga menggunakan Trans Jakarta. Perbedaannya hanya ketika waktu yang aku punya. Kalau sudah hampir terlambat-seperti hari ini, aku akan menggunakan ojek online.
Berbeda dari kakakku, aku pergi bekerja tanpa menggunakan full make up. Aku hanya menggunakan bedak dan lip stick yang diberikan oleh Kak Verona. Ya, memang pekerjaan kita berbeda, sih. Aku bekerja sebagai seorang animator di perusahaan animasi Merah & Putih Animation Studio. Dimana pekerjaan itu tidak memerlukan seseorang yang ahli dalam berias atau mengharuskan karyawannya untuk memakai riasan. Sedangkan kakakku bekerja sebagai seorang sekretaris di sebuah perusahaan dengan gedung besar. Aku lupa nama perusahaannya, tapi perusahaan itu bergerak di bidang keuangan (kalau tidak salah).
Gedung tempatku juga besar. Tapi, kami berbagi dengan perusahaan-perusahaan lainnya. Perusahaan tempatku bekerja hanya mempunyai dua lantai dari tiga puluh lantai yang ada di gedung itu.
Perusahaan tempatku bekerja belum sangat terkenal. Tapi film animasi keluaran terakhir kami cukup memiliki banyak penonton dan berhasil masuk ke festival film animasi di Jepang tahun lalu. Kami cukup mendapatkan perhatian dari pengamat film sebagai perusahaan animasi yang baru dan yang memiliki potensi atau disebut rising star.
Aku sudah bekerja disini sejak empat tahun yang lalu, sejak aku lulus dari kuliah. Aku bahkan melakukan kerja praktikku disini. Aku suka bekerja disini. Lingkungannya. Pekerjaannya. Sudah menjadi my comfort area.
Setiap kali aku berdiri di depan gedung-sebelum aku masuk ke dalam gedung, aku selalu melihat ke atas-ke jendela-jendela yang tertata rapi dan bersyukur aku bisa bekerja disini. Tidak terkecuali hari ini. Aku memasang sebuah senyuman sambil melihat ke arah gedung selama beberapa detik. Cahaya matahari yang bersinar di langit yang biru menyinari gedung itu, membuat aku sedikit menyipitkan mata karena silau. Kemudian, aku berjalan ke arah gedung.
Aku mendorong pintu masuk dan berjalan ke dalam-merasakan udara sejuk dari AC. Aku berjalan menuju portal untuk menempelkan co card.
Oh iya! Dimana co cardku? Aku membuka tasku dan mencari co card itu. Kalau tidak ada itu, aku tidak bisa bekerja. Dimana? Dimana?
Jangan-jangan ketinggalan.
Aduh. Panik mulai aku rasakan dan menarik perhatian dari satpam yang berdiri di sebelah portal. Aku bisa merasakannya.
Gimana ini?
Ah, ini dia! Aku membetulkan letak kacamataku. Aku melihat ke satpam itu dan menyadari bahwa dia tetap di posisinya dan tidak memerhatikanku lagi. Dengan perasaan lega, aku berjalan menuju portal. Aku melihat ke arah co card itu, melihat fotoku yang selalu tersenyum lebar dan membaca tulisan yang ada di co card itu:
Agita Kangean
Merah & Putih Animation Studio

KAMU SEDANG MEMBACA
Me & Her Brothers
RomanceAgita adalah seorang perempuan yang penuh dengan mimpi menjadi seorang animator. Dia bekerja menjadi seorang animator di salah satu studio animasi lokal. Semuanya berjalan dengan damai sampai akhirnya ada salah satu karyawan baru di perusahaan anima...