Toskana, Italia
Mentari menampakkan dirinya diantara barisan bukit yang dipenuhi perkebunan anggur, berkali-kali Ellena berdecak kagum menghabiskan paginya dengan menyaksikan sunrise.
Pikirannya mendulang mengingat beberapa karya sastra yang menyebutkan keindahan Toskana, "Indah bukan? " Sarah membawa segelas susu hangat untuknya.
Ellena mengangguk, "grazie" menerima Segelas susu yang diberikan Sarah.
Sarah tersenyum ikut memandang Indah kota peristirahatan kakaknya, alasan ia sering mengunjungi Connor karna pemandangan dan ketenangan yang ia dapat disini. Sedangkan di New york ia hanya bisa melihat pemandangan gedung dengan keramaian hampir setiap saat.
"Abi tidak ikut? " tanya Ellena memecah keheningan di antara mereka, ia lupa memberi tahu Abi sebelumnya jika ia akan berkunjung ke Toskana.
"Jadwal pemotretannya cukup padat, padahal ia ingin sekali ikut"
"Ahh sayang sekali padahal aku merindukannya" cicit Ellena.
Abi sudah seperti adik kandungnya sendiri bagi Ellena, sejak melihat Abi, ia merasakan kebahagian tersendiri apalagi Abi adalah gadis yang periang, supel sehingga mudah menjalin komunikasi dengannya.
Wajahnya cantiknya serta jangan lupakan lekuk tubuhnya yang menawan tak heran setiap brand terkenal menawarinya untuk menjadi brand ambassador , Abi menjadi salah satu TOP model Amerika dengan bayaran mahal itu yang Ellena ketahui saat membaca sebuah artikel menampilkan wajah cantik Abi.
"Kau ingin berjalan - jalan? " tawar Sarah, menarik nafasnya merasakan udara pagi yang indah.
Ellena mengangguk senang, mengiyakan tawaran Sarah.
Mereka mengelilingi desa yang ikut ramai di pagi hari, para petani yang mulai sibuk pergi berladang. kedai Makanan yang sendari pagi membuka Kedainya sudah ramai dikunjungi turis yang sarapan.
Jujur sebenarnya Ellena cukup jarang berjalan - jalan dipagi hari seperti ini, dulu ia pernah satu kali melakukannya alhasil para Bodyguard langsung mencarinya setiap penjuru. Membuat keramaian sehingga orang - orang mengenalinya terpaksa ia harus pulang menumpang taksi.
"Elle, sepertinya Ed sangat mencintaimu" ucap Sarah, menatap Ellena yang nampak malu mendengar ucapannya.
"Kau yang pertama" lanjutnya, mengedipkan sebelah mata kepada Ellena menggodanya.
"Aku tak yakin tentang itu" kekeh Ellena, melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti.
"Edward tidak pernah sekali pun mengenalkan seorang wanita kepada kami, ia sibuk dengan tugasnya. Melupakan hal - hal yahh.. Mungkin bagi sebagian orang sudah biasa mendengarnya, dia sangat dingin sulit disentuh oleh siapa pun perlakuan manisnya hanya untuk keluarganya, "
Ellena terdiam, ia ingat ucapan Abi saat mereka pertama bertemu.
"Aku bersyukur dia bertemu dengan kau, sekarang ia mudah sekali tersenyum membuatku lega" tawa Sarah mendera Ellena menyungingkan senyumnya.
Di awal memang Edward menyebalkan, ia pemaksa dengan muka dinginnya yang kadang ingin Ellena lahap seketika saking takutnya.
Dari Sarah, Ellena mendengar banyak tentang Edward masa kecilnya atau pun kenakalannya, terkadang membuat mereka tertawa seketika.
"Ehhmm.. Ada yang sedang membicarakan" sindir Edward datang tiba - tiba mengejutkan mereka.
Edward memakai kaos lengan pendek dengan celana selututnya, kacamata hitam tidak tertinggal bertengker diatas hidung mancungnya. Seperti seorang turis lebih santai dari biasanya.
Jika berbicara jujur Ellena ingin mengatakan Edward sangat tampan.
"Kau salah dengar" picing Ellena menatap Edward berpura - pura tidak peduli.
"Jelas sekali, sejak dirumah telingaku berdengung"
"Telingamu terkena air mungkin" Ellena masih kekeh membela diri.
"Itu tandanya ada masalah ditelingamu, Ed" timpal Sarah mendukung Ellena.
"Ahhh sudahlah sulit sekali berargumen dengan dua wanita ini" pasrah Edward akhirnya, "aunt, aku izin menculik Ellena" lanjut Edward mengenggam lengannya meninggalkan Sarah sendirian.
"Kaliann... " cerca Sarah masih terdengar dikejauhan yang dihiraukan Edward.
Edward merangkul Ellena, mengajaknya berjalan - jalan yang sekarang samping kanan dan kiri dipenuhi kebun anggur.
"Kau tidak membangunkanku, Elle" bisik Edward, mereka masih mengelilingi desa Indah layaknya wisatawan.
"Kau tertidur cukup lelap, aku tidak ingin mengusik"
"Itu karna kau disampingku, sehingga aku tertidur dengan baik"
Edward mengingat kejadian semalam, menampilkan senyum kemenangan.
"Jangan tersenyum tanpa sebab" cerca Ellena meliriknya sekilas.
Bukan menghilangkan senyumnya, Edward menambahnya sambil memperhatikan Ellena.
Ellena mengusap wajah Edward, " semua wanita akan tertarik padamu, jika kau terus tersenyum"
"Kau cemburu? "
"Tidak akan" jawabnya, ia memandangi perkebunan anggur yang sangat luas. Ingin sekali ia merasakan wine Toskana terkenal akan kualitasnya.
"Aku lelah" keluh Ellena memijit kakinya asal.
Tanpa banyak bicara Edward menggendongnya, Ellena memprotes agar menurunkan dirinya. Tapi sikap pemaksa Edward membuatnya diam.
"Sudah" godanya, saat Ellena terdiam.
"Ya, apa aku berat? " Tanya Ellena seketika, mengingat berat badannya terus bertambah bulan ini.
"Sedikit"
"Bohong" sergah Ellena
"Benar Elle, aku takkan berbohong sepagi ini" jujur Edward.
Ellena tertawa, melihat ekpresi wajah Edward.
Senyum bahagia terus tercipta diwajah Edward, melupakan berat yang ditanggung punggungnya.
"Bisa kita minum wine? " Tanya Ellena, ia benar - benar tertarik untuk mencicipi rasa wine yang langsung diproduksi dari pabriknya.
"Tidak, kau sedang hamil"
"Hanya sedikit, Ku mohon" kekeh Ellena memohon pada Edward.
Edward nampak tak enak hati, "baiklah, setelah sarapan" Luluh Edward akhirnya.
"Ayo kita makan, aku lapar" antusias Ellena setelah dijanjikan wine yang diinginkannya.
"Jika seperti ini aku hanya melihat Elle bukan Hellena, itu lebih baik" cicit Edward mengejar Ellena yang memilih berjalan mendahuluinya.
€€€€€€€€€€€€€€€€€€€
belum ke bagian komplik, lagi seneng ajh list mereka berduaan gitu 😁
Bonus update segera karna kakakku wisuda, setelah di rumah gak banyak tamu klo rame kadang aku gk bisa nulis sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Baby ( TAMAT)
RomanceHidupnya saja sudah cukup rumit, keluarganya meninggal karna dibunuh. Dan sebuah insiden menyebabkannya dirinya terikat dengan ketua Mafia, entah itu sebuah keberuntungan atau kesialan. =========== [ Ditulis dari 27 january 2019 ] Cerita ini mengand...