Hal

16.1K 987 9
                                    

Ellena memandangi Edward yang memeluknya erat, mengusap secara perlahan wajah rupawan dihadapannya itu. Sudut bibirnya mengulum senyum, ia masih sedikit merasakan sakit pasca melahirkan tadi, sehingga sedikit sulit baginya kembali tidur.

Tidak begitu lama, terdengar Dalton menangis. Ellena hendak membangunkan Edward namun pria itu lebih sigap darinya dia langsung terbangun menghampiri Dalton.

"My boy, kamu sudah bangun, sayang" Edward mengendong Dalton yang masih menangis dengan hati - hati, sesekali menguap menahan kantuk yang masih terasa.

"Dia lapar" beritahu Ellena, Edward menyerahkan Dalton dalam gendongannya.

Duduk dihadapan Ellena, menangkup kedua pipinya memperhatikan.

"Jangan memandangiku seperti itu" protes Ellena berusaha membalikan tubuh Edward menghadap ke arah lain, agar tidak menganggu Dalton yang sedang menyusu.

Edward mengalah, membalikan pandangannya ke arah lain sambil tetap mencuri pandang. "Mengemaskan, kita akan sedikit kekurangan waktu tidur mulai sekarang" ucapnya.

Ellena mendelik, "bukankah selama ini waktu tidurmu sedikit?" Masih menimang Dalton dalam pelukannya.

Edward menarik nafasnya perlahan, "sekarang berbeda, aku akan bekerja sambil menunggu Dalton" balasnya alasan.

"Tidak perlu, nanti kau sakit" tolak Ellena, sambil menyuruh Edward menaruh kembali Dalton yang sudah tertidur dalam box.

Edward menaruhnya sambil sesekali menyentuh pipi Dalton yang terlelap. "Tidak apa, aku senang menghabiskan hariku bersamanya. Dia sangat lucu seperti Abi sewaktu kecil sangat menggemaskan"

Ellena tersenyum, memperhatikan kedua orang yang di cintainya dan dia berharap mereka akan terus seperti ini tanpa ada perpisahan, luka dan hal yang membahayakan.

Ellena teringat sesuatu, membayangkan mereka juga ikut berada di dalam ruangan,
"Aku berharap Daddy dan Mommy tersenyum sekarang" cicit Ellena pelan, Edward membalikkan badannya meraup tubuh Ellena dalam pelukannya.

"Mereka sekarang sangat bahagia, nanti setelah kau sehat kita akan pergi mengunjungi mereka sambil memperkenalkan Dalton" balas Edward, menenangkan Ellena. "Aku lupakan mengatakan ini, hari ini aunty Emma dan Dad akan datang menjenguk. Mereka sangat tidak sabaran saat mendengar kau sudah melahirkan" beritahu Edward, menganti topik lain agar Ellena tidak kembali sedih.

"Benerkah?? Aku merindukan mereka"

Edward mengangguk dalam pelukan, "ya, kemungkinan siang mereka datang"

Ellena melepaskan pelukannya dari Edward, "apa kita harus memberi tahu yang lain sekarang?" Tanyanya, sungguh - sungguh menatap Edward sambil menggenggam lengannya.

"Kita akan memberitahu mereka segera" Edward mencium lengan Ellena, tersenyum beralih mencium bibirnya lembut. "Grandpa, sudah mengetahui semuanya" bisik Edward, Ellena membelak tidak percaya dengan perkataan Edward barusan.

"Siapa?...."

"Aku, aku yang memberitahunya langsung saat akan menemuimu. Aku tidak ingin menjadi laki - laki pengecut....."

"Apa Dalton sudah bangun??" Sebelum Edward menyelesaikan ucapannya, Luke muncul dengan santainya dari balik pintu menghampiri mereka.

Ellena dan Edward beradu pandang, bertanya satu sama lain. terlalu pagi dengan kunjungan pertama seharusnya penjaga di depan melarangnya tidak memperbolehkan karna sekarang masih jam 6 pagi jauh dari jam kunjungan.

Edward menatap Ellena, "jangan heran, dia jagal dunia internet" ucap Edward, mengangguk - anggukan kepalanya.

"Aku malas berada di rumah, sangat bosan dan memutuskan menyelinap masuk ke sini sambil " Luke menunjukkan layar laptop yang menampilkan rekaman cctv rumah sakit yang dia retas dengan bangga.

Mereka berdua pura - pura tidak melihat bahkan sekali pun pura - pura terkejut, melihat hal itu Luke protes. " kenapa tidak terkejut?" Tanyanya kesal.

"Bukankah kau sudah biasa melakukannya? Kenapa kami harus terkejut" balas Ellena tidak berekpresi banyak di ikuti Edward yang hanya mengangguk menyetujui.

"Tolong, jaga Dalton. Aku harus ke kamar mandi" suruh Ellena, semakin kesal saja Luke di buatnya.

Edward membantu Ellena berjalan masuk ke dalam kamar mandi, meninggalkan Luke yang beranjak menuju box tempat tidur Dalton.

"JANGAN BANGUNKAN DIA" teriak Ellena dari dalam kamar mandi.

Luke mendecih, " suara Mommynya lebih berefek membangunkannya" protes Luke pelan, tidak mengindahkan larangan Ellena dia mendekati box tempat tidur Dalton.

"Ohh iya, Uncle belum mencuci tangan" peringatnya sendiri, mencuci tangannya terlebih dahulu lalu mendekati Dalton senang. "Sekarang sudah..."

Berlaga bagai seorang penghibur sambil sesekali menyentuh pipi keponakannya, berusaha membangunkan. "Wahh....akhirnya bangun, uncle tidak bisa menggendong jadi jangan menangis ya" bisiknya, agar tidak terdengar orang lain yaitu ibu dan ayahnya yang berada di kamar mandi.

Ellena keluar dari kamar mandi di bantu Edward, tanpa banyak bicara melihat Dalton yang sudah bangun.

"Aku akan keluar sebentar" pamit Edward, Ellena mengiyakan membiarkan Edward pergi.

"Baby, Dad pergi sebentar jangan menangis" ucapnya kepada sang anak yang terbangun, melirik ke arah Luke, "jangan sampai dia menangis" peringatnya, Luke hanya menganguk.

Memperhatikan Edward keluar ruangan, " dia masih sangat menakutkan" cicitnya pada Ellena, Ellena tertawa dibuatnya.

Tentu Edward masih menakutkan, apalagi mengingat siapa sebenarnya dia tapi bagi Ellena dia sebagian darinya dan ayah dari anaknya.

"Kapan aunty akan datang?"

"Sebentar lagi tadi dia sibuk menyiapkan makanan" balas Luke, "aku yakin, Dalton tak kan bisa tertidur setelah mereka datang" ucapnya yakin.

Ellena setuju, ia tahu mereka pasti takkan hentinya berbicara, mengganggu.

/////////////////////////////////

My Baby ( TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang