Apa dia mengajari bocah ini ajaran yang buruk?

281 40 0
                                    

Warning!!!..
.
.
banyak kata-kata umpatan

****
Yin Tao menarik kerah milik bocah yang berjubah biru kehijauan dan berteriak, "Milikku luar biasa bagus! Yang paling kuat!"

"Senjata ajaibmu lemah dan jelek. Kau tidak bisa mengalahkan kami." Kedua bocah itu berusia sekitar lima tahun, setengah kepala lebih tinggi dari Yin Tao tetapi tidak sekuat dia.

Rong Huan tidak melerainya karena dia tau kedua bocah itu tidak bisa mengalahkan tuan kecil-nya. Sementara pelayan-pelayan dari kedua bocah lainnya berpikir sebaliknya tuan kecil mereka pasti bisa bersama membuli bocah yang berusia lebih muda, jadi mereka juga tidak menghentikan mereka, hanya berdiri dalam diam dan menonton.

Rong Yi mendekat ke Rong Huan dan bertanya padanya, "Apa yang mereka ributkan?"

"Kemarin, tuan kecil Yin Tao menghabiskan empat jam membuat senjata ajaib, yang merupakan tugas dari perguruan nya. Tuan kecil memerlukan waktu empat jam untuk menempanya. Pagi ini, dua kakak seperguruan tuan kecil membawa senjata ajaib yang didapat dari orang lain untuk bersaing dengan tuan kecil dan mengatakan senjata sihir tuan kecil itu jelek dan payah." Jelas Rong Huan.

"Yin Tao menuduh tuan kecilku curang karena membawa senjata ajaib buatan orang lain. Seharusnya kalian malu!" bantah seorang pelayan milik kakak seperguruan Yin Tao.

Rong Huan kemudian mengamati dua senjata ajaib level 1 milik kakak seperguruan Yin Tao, terlihat rasa jengkel di matanya. Seharusnya mereka yang malu! Siapa pun akan tahu senjata ajaib kedua bocah itu ditempa oleh orang dewasa karena tidak mungkin bocah kecil seusia mereka bisa membuat senjata ajaib yang sangat bagus.

Yin Tao sudah menguasai keterampilan menempa senjata ajaib, dia merupakan seorang jenius di antara bocah-bocah pintar, karena dia masih anak-anak, dia tidak bisa menempa senjata ajaib sama seperti yang dilakukan oleh orang dewasa, apa lagi sekelas senjata yang kuat dan memiliki level yang tinggi.

Pelayan lainnya berkata, "buang-buang waktu untuk berdebat dengan mereka. Itu semua terserah guru tuan kecil untuk memutuskan mana yang lebih baik atau apakah tuan kecil melakukan kecurangan atau tidak."

"Kau benar. Ayo kita pergi dan bertanya bagaimana keputusan guru."

Para pelayan kemudian pergi dengan tuan kecil mereka. Sebelum bocah-bocah Itu pergi, mereka menginjak senjata ajaib Yin Tao.

"Anak jalang!" Umpat Yin Tao pada mereka saat dia mengambil senjata ajaib nya dengan hati-hati.

Rong Yi mengerutkan kening, di mana dia belajar kata-kata umpatan itu?

 "Jalang!"

Rong Yi tidak tahan lagi. Dia memarahinya seperti yang biasa dia lakukan pada adik nya, "siapa yang mengajarimu mengatakan kata-kata kotor itu?"

Meskipun dia sering menggunakan bahasa yang buruk, dia tidak pernah menggunakan kata-kata umpatan seperti itu.

Ini adalah pertama kalinya Yin Tao dimarahi ma-papa nya. Dia sudah merasa disalahi dan sekarang air mata langsung menggenangi matanya

Para pelayan di halaman semua merasa kasihan padanya dan menatap Rong Yi dengan marah.

"..." Rong Yi.

Apa dia mengajari bocah ini ajaran yang buruk?

Rong Yi merasa kasihan pada Yin Tao saat melihat bahwa Yin Tao mencoba menahan air matanya dan tidak menangis. Sementara dia berpikir apa dia perlu menghiburnya, sebuah suara yang marah terdengar menggema, "sialan ada apa ini! Siapa bajingan yang membuli muridku? Aku pasti membunuh sialan itu!"

Seorang pria berlari menghampiri Yin Tao dan memeluk anak itu sambil menatap Rong Yi dengan marah, "anak jalang Ini kamu lagi! Banci! Setiap kali kamu mendapat masalah di luar, kamu akan melampiaskan kemarahanmu pada anak kecil. Apakah kamu bahkan  bisa disebut pria? Kamu seharusnya sudah mengebiri kelamin mu dan menjadi kasim! "

Rong Yi, "..."

Sekarang dia tahu dari mana bocah itu belajar kata-kata umpatan.

 
Lei Sai dengan kikuk menghapus air mata Yin Tao, "tidak apa-apa. Jangan menangis. Setelah banci ini melahirkan saudaramu, aku akan memotong kelaminnya dan akan diberikan untuk makanan anjing."

"HEY ..." Rong Yi ingin membantah tetapi berhenti ketika dia melihat Yin Tao berhenti menangis tdan tertawa.

 "Kau tersenyum." Lei Sai tertawa dan membawa Yin Tao ke aula, "mari kita sarapan."

Melihat mereka pergi dengan gembira, Rong Yi mengerutkan kening, merasa seolah dia disini sebagai orang luar.

"Dia masih muda. Seharuanya anda menghiburnya dulu dan membicarakannya pelan-pelan." Rong Huan juga berjalan ke aula setelah dia mengatakannya.

"..." Rong Yi.

Kakak kedua-nya dan kepala pelayannya juga berbicara hal yang sama dengannya. Anak-anak adalah anak-anak. Dia harus berbicara dengan mereka secara perlahan.

Rong Yi tanpa sadar mengikuti mereka menuju ke aula.

Yin Tao bergerak mendekat ke sisi Lei Sai saat dia melihat Rong Yi.

Rong Huan sudah memberi tahu Lei Sai tentang apa yang terjadi sebelumnya. Lei Sai mendengus pada Rong Yi dan kemudian memeriksa senjata ajaib yang Yin Tao tempa.

Rong Yi merasa agak kecewa karena Yin Tao tidak dekat dengannya. Dia memiliki perasaan yang sama ketika saudara-saudaranya lebih dekat dengan dua kakak laki-lakinya. Mereka adalah keluarga. Dia tidak mengerti kenapa kembar lima itu tidak menyukainya. Mereka hanya menembakkan senjata mainan padanya, tetapi mereka tidak pernah melakukannya kepada Rong Qi.

Lei Sai meletakkan senjata ajaib dan berkata, "Senjata ajaib mu masih jauh tertinggal dari senjata ajaib level satu. Tidak bisa mengalahkan senjata sihir level satu itu pasti."

 "Mungkin kita bisa membeli senjata level satu untuk tuan kecil dan dia bisa membawanya ke perguruan untuk mengalahkan mereka." Saran Rong Su.

Rong Huan dan Lei Sai menatapnya dengan tajam.

"Apa kamu menyarankan tuan kecil Yin Tao untuk berbuat curang sama seperti dua bocah itu?" tanya Rong Huan.

"Itu bukanlan kemenangan bahkan jika tuan kecil menang dengan senjata yang dibelinya. Dia akan ditertawakan. Dimasa depan tidak akan ada yang mempercayai nya lagi  saat dia menjadi penempa senjata ajaib yang benar-benar hebat." Kata Lei Sai.

"Jadi kita tidak melakukan apa-apa selain melihatnya kalah dari orang lain?"

Lei Sai, "..."

Rong Huan, "..."

Tentu saja mereka tidak mau melihat Yin Tao kalah.

Yin Tao terdiam dia sedang melihat senjata sihirnya sendiri, terdapat kerutan yang terlihat diantara kedua alisnya.

Rong Yi juga mengerutkan kening. Dia juga merasa tidak nyaman ketika melihat bocah itu tidak bahagia. Tapi dia tidak tahu bagaimana menghiburnya. Apa yang akan dilakukan kakak kedua-nya dalam situasi seperti ini?

Mengingat-ingat cara saudara kedua-nya saat berurusan dengan kembar lima, kemudian dia bertanya, "Bisa aku lihat senjata ajaib mu?"

_
Bersambung...

(DROP) I Became A Virtuous Wife and Loving Mother in another Cultivation WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang