Chapternya Masih dipenuhi sama umpatan Lei Sai,
untuk chapter kedepanya kemungkinan gak bisa update tiap hari 😞😖 Duibuqi
.
.
.
.
.****
Semua orang menatap Rong Yi dengan heran.Saat Yin Tao mulai belajar menempa senjata ajaib, dengan bangga dia menunjukkannya pada Rong Yi. Namun, Rong Yi sama sekali tidak terkesan bahkan mengabaikannya, kejadian itu membuat Yin Tao sangat kecewa. Ini adalah pertama kalinya Rong Yi tertarik pada senjata ajaib yang dibuat Yin Tao, dan juga pertama kalinya dia menunjukkan keinginan berdekatan dengan putranya sendiri.
Mata Yin Tao bersinar dan dia menatap Rong Yi dengan penuh harap. Sebelumnya Rong Yi sangat dingin padanya, kadang ada rasa marah pada diri Yin Tao, tapi Rong Yi tetaplah ayah kandungnya. Dia berharap dengan tulus keluarganya bisa dekat dengannya.
Rong Yi mengambil senjata ajaib dan bertanya, "Apa kamu memberinya nama?"
Yin Tao menggelengkan kepalanya. "Tidak."
Senjata ajaib itu terlihat seperti pedang, tetapi bilahnya tidak dibentuk dengan rapi, dan pegangan pedangnya berbentuk seperti cakar ayam. Jika tidak dilihat lebih teliti tidak akan tahu benda apa itu.
Rong yi lalu mengusap permukaan senjata yang tidak rata dan berkata, "Ini pedang, kan?"
Yin Tao mengangguk dan mendekati Rong Yi, "ma-papa, apa aku hebat?"
"Tentu saja." Rong Yi mengusap rambutnya dan membatin dalam hati, "kamu akan jauh lebih hebat jika kamu tidak memanggilku ma-papa."
Yin Tao terkekeh bahagia karena ini pertama kalinya ma-papa memujinya.
Lei Sai tidak senang, dia yang merupakan guru Yin Tao, tidak pernah dianggap sepenting ayahnya. Tidak peduli berapa banyak dia memuji Yin Tao, muridnya itu tidak pernah terlihat begitu senang seperti saat mendapat pujian dari ayahnya.
Rong Huan dan Rong Su keduanya tersenyum saat melihat Rong Yi dan Yin Tao akhirnya menjadi lebih dekat.
"Pedangmu seperti ular kecil yang berenang di dalam air. Ada beberapa lekungan. Karena tidak terlihat begitu lurus, kita bisa menamakannya Pedang lekung."
"Pedang lekung terdengar bagus, aku menyukainya." Yin Tao mengangguk penuh semangat.
Rong Yi senang saat putranya semakin dekat dengannya. Dia mengamati senjata ajaibnya Yin Tao dengan teliti, "senjata ini terbuat dari baja besi. Jika dibuat dari baja aluminium, kamu bisa membuat yang lebih baik. Baja besi terlalu sulit untuk ditempa oleh anak-anak."
"Apa yang kau ketahui? Baja besi itu keras, cukup kuat untuk menahan senjata ajaib lainnya. Sedangkan Baja aluminium rapuh terhadap senjata lain."
Rong Yi memandangnya sekilas dan berkata, "Jika kamu tidak dapat sepenuhnya melelehkannya, usaha yang kamu lakukan sia-sia. Baja aluminium memang rapuh tetapi mudah bagi anak-anak untuk melelehkan dan memurnikannya. Dan dengan menempelkan bahan lain pada permukaan, seperti sisik dari tubuh Ular Harimau yang jauh lebih keras dari baja besi, akan menghasilkan senjata yang bagus. "
"Sisik Macan Ular lebih sulit untuk dicairkan dan ditempa dari baja, kan?""Siapa yang bilang untuk menempanya? Maksudku menempelkannya ke senjata ajaib." Rong Yi memutar matanya.
"Omong kosong apa ini! Bagaimana kamu bisa menempelkannya? Maksudmu setelah senjata ajaib itu ditempa? Itu tidak mungkin sialan." Lei Sai berpikir itu omong kosong, tetapi dia menyetujui apa yang dikatakan Rong Yi "jika kau tidak bisa sepenuhnya melelehkannya, usaha yang di lakukan akan sia-sia." Saat Yin Tao membuat pedang, dia pernah ragu dan ingin menyarankannya Yin Tao untuk berhenti menggunakan baja besi.
"Kita akan membicarakan itu nanti." Rong Yi menyentuh permukaan pedang, "sekarang yang paling penting adalah meningkatkan level pedang lekung."
Melihat muka Lei Sai yang merah padam seperti akan memukul seseorang, Rong Su berkata dengan cepat, "Tuan muda, hanya dengan menempanya kembali kita dapat meningkatkan levelnya. Tapi itu sudah terlambat. Tuan kecil Yin Tao harus segera menyerahkan tugas nya."
Rong Su mengedipkan mata pada Rong Yi, mengisyaratkan padanya untuk tidak berkata yang tidak masuk akal, jika tidak Lei Sai mungkin akan memukulnya.
Rong Yi melirik mereka, kemudian menekankan tangannya ke ujung permukaan dekat pegangan pedang, muncul cahaya seperti api dan kilat berwarna ungu dari telapak tangan Rong Yi.
Rong Su terkejut melihat tangan Rong Yi, "Tuan muda, Anda memiliki kekuatan spiritual?"
Meskipun mereka semua tahu bahwa pemilik tubuh Yin murni jauh dari kata pecundang yang tidak dapat berkultivasi, tapi mereka pernah memastikan diam-diam memeriksa tubuh Rong Yi yang ternyata tidak memiliki akar spiritual, yang berarti dia tidak bisa berkultivasi. Tetapi sekarang dia bisa mengeluarkan kekuatan spiritual seperti kilat di telapak tangannya itu sulit untuk dijelaskan.
Rong Yi tidak menjawab pertanyaan mereka, tetapi memusatkan seluruh perhatiannya pada senjata ajaib. dia masih berada di level satu dari tahap Qi trainning (tahap pertama). Akan Sedikit sulit untuk melukis mantra pada senjata ajaib. Dia beruntung pedang Yin Tao tidak berlevel sama sekali.
Tangannya bergerak perlahan di sepanjang lekuk pedang, dan rune merah keemasan tergambar berkedip-kedip pada permukaan pedang yang telah disentuh tangannya, membuat pedang jelek itu tampak jauh lebih halus, menambah kesan misteri dan menambah kekuatan spiritualnya.
Rong Yi menarik kembali kekuatan spiritual nya dari pedang dan melihat gambar rune hasil karya nya dengan puas. Dia melakukan hal yang sama pada sisi lain pedang dan pegangan pedang . melukis rune pertahanan dan rune penggabung, kemudian meletakkan pedang ajaib ke tangan Yin Tao, "Aku baru saja melukis mantra itu berguna untuk menambah kekuatan serangan, pertahanan dan kekerasan nya. Lihatlah apa kamu menyukai nya."
Sebelum Yin Tao memeriksa nya, Lei Sai mengambilnya dan memeriksanya lebih dulu.
Rong Su dan Rong Huan juga melihat pedang ajaib itu berbeda dari sebelumnya, dengan penasaran mereka juga bergerak mendekat ke sisi Lei Sai.
Lei Sai merasakan rune pada pedang. Rasa jijik dan amarah di wajahnya dengan cepat telah berubah sekarang malah terlihat ketidak percayaan, dia kemudian berkata, "kamu anak jalang sialan, bagaimana bisa ... Bagaimana bisa kamu ..."
Rong Su sangat penasaran dan akhirnya bertanya, "saudara Lei, apa yang terjadi dengan pedang tuan kecil?"
_
Bersambung....
KAMU SEDANG MEMBACA
(DROP) I Became A Virtuous Wife and Loving Mother in another Cultivation World
General FictionNovel china Translete bahasa indonesia Judul : I Became A Virtuous Wife and Loving Mother in another Cultivation World Author : jin yuan bao/金元宝 Karakter : Shou / Uke : Rong Yi Gong / Seme : Yin Jinye Setelah melihat foto pria tampan, dia bertransmi...