Chapter 13 - mama dan papa

43 20 4
                                    


.
.
.

Mama dan papa hanya melihat Adit dan Aurel yang masih saling diam.

Aurel sibuk dengan handphone dan Adit pun sama. Saat diantar papa sekolah Aurel duduk dibelakang dan Adit menemani papa di didepan.

Saat ditanya mereka hanya menjawab dengan

"Hmm,oh,ya,gak",

Disekolah pun sama, teman-teman Aurel sampai menelfon mama Aurel.
Mereka menanyakan apa ada masalah dengan Aurel karena sedari tadi disekolah Aurel hanya diam, tiba-tiba marah sendiri. Dan melakukan hal-hal aneh.

Adit pun tak kalah diam, sudah pendiam malah tambah diam.

.

Saat mereka pulang sekolah tak mau ada yang mengobrol, mereka masih saja ngambek seperti anak kecil.

Ditanya mama tak menjawab, diminta tolong ini itu, tapi mengerjakannya setengah hati.

Sibuk dengan handphonenya, berdiam diri dikamar. Dan membiarkan mama melakukan tugas rumah sendirian.

Padahal mereka tau mama punya kedai, jadi mereka seharusnya mengerti bahwa mamanya lelah.

Tapi ini tidak, mereka layaknya raja dan ratu yang selalu ingin dimanja, dibela, dituruti dan di sayang-sayang.

.

Sampai mama tak tahan, lama kelamaan Adit dan Aurel benar-benar keterlaluan. Tak membereskan kamar, tak membantu mama dan papa . Selalu saja di kamar.

Hanya karena barang-barang mereka disita dan tak dibelikan barang-barang kesukaan mereka.

Adit dan Aurel tidak pernah puas dengan apa yang mereka punya, mereka selalu melihat keatas. Tak pernah mau lihat kebawah, melihat orang-orang yang lebih baik menggunakan uang lebih untuk makan bukan untuk beli album, game online peralatan gaming dan lain-lain.

Dan pada akhirnya kedua orangtua mereka sudah tak tahan.

"Adit!! Aurel!! Turun kalian !!", Bentak papanya dari lantai bawah.

Teriakan itu membuat Aurel dan Adit turun dengan sedikit berlari kecil.

Mereka langsung duduk disofa. Duduk berhadapan dengan orang tua mereka. Mereka masih acuh tangannya masih sibuk dengan handphone.

Sampai papa mengambil handphone itu dan membantingnya dengan keras kelantai yang membuat layar handphone mereka retak cukup parah.

"Kalian sudah besar!! Kalian memang pintar, Aurel pintar di akademik, Adit pintar berolahraga. Tapi jika kalian tidak bisa menghargai orang tua, untuk apa hidup kalian! Itu sama saja Sia-sia. Kalian harusnya lebih peduli dengan mama dan papa. BUKAN HANDPHONE KALIAN ITU !!", kata papa dengan amarah bergejolak.

"Sudah pa, mama tak apa, Sabar sedikit", Kata mama sambil menarik tangan papa.

"Papa salah, seharusnya papa tidak memanjakan kalian dari kecil. Jadi saat besar kalian bersikap bak raja dan ratu yang bisa seenaknya. Mau itu harus ada, jadi tak tau arti menghargai satu sama lain", Papa berucap lirih sambil menatap kedua anaknya yang tertunduk lemas.

Aurel dan Adit masih diam , mencoba meratapi semua perkataan papa.

"Papa dan mama  dalam fase kesabaran yang sudah habis untuk berbagai sikap kalian", Mama mulai membuka suara.

"Mulai hari ini, no handphone, no wifi, no video game, no laptop ,no main keluar. Kalian pulang pergi akan di antar oleh pak Budi supir papa. Setelah pulang sekolah bantu mama dan belajar setelah itu istirahat. Sampai hal ini terulang lagi papa tak akan tinggal diam" ,Kata papa membentak lebih keras.

Aurel mulai menangis.

Adit hanya diam tak berani buka suara.

"Sudah, pergi tidur!", Suruh mama kepada Adit dan Aurel.

Mereka berdua Hanya menurut dan pergi ke kamar masing-masing.

Papa dan mama mulai mengunci pintu rumah dan siap-siap tidur.


.

Terimakasih ya atas bantuannya- mama dengan seseorang dalam telfon.



.
.
.
_____________________________
Up✔️

Vote and comment . For support me :)

Sorry for typo in everywhere °_°

Ig : n_flocar1

Gomawo Ching ❤️




DIFFERENT :,  [ Belum Tamat // Dalam Masa Revisi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang