Chapter 10 - HARI TERBURUK

47 22 2
                                    

.
.
.

Sesampainya mereka didepan supermarket, mereka tidak melihat tanda-tanda kehidupan di dalam sana.

"Dit supermarketnya tutup", kata Aurel yang saat tadi langsung keluar mobil untuk menanyakan supermarket ini buka atau tidak.

"Terus ?" Balas Adit singkat.

"Lahh mana gua tahu!", Jawab Aurel sambil menaikan bahunya

" ...... " Mereka berdua hanya diam didalam mobil.

Tak lama kemudian

"Ke mall aja kan ada supermarket nya!", Sontak mereka berdua berbicara bersamaan dan kemudian saling bertatapan.

"Idihh! Lo kenapa ngikutin gua?", Aurel yang jijik terhadap apa yang baru saja terjadi seketika berteriak.

"Yee.. namanya kembar instingnya kuat mungkin", Balas Adit ringan dengan muka datarnya.

"Iww, ogah gua kembar sama orang jelmaan keong kek lu gini dit", Jawab Aurel sambil di lebih-lebihkan.

XX

Saat sudah sampai ditempat tujuan, mereka segera masuk kedalam mall tersebut.

Seperti biasa didalam mall tidak langsung supermarket bukan?

Saat mereka masuk dihadapan mereka sudah ada toko kosmetik, baju-baju, tas, sepatu dan aksesoris lainya.

Tak kalah itu ada tempat bermain, toko barang-barang elektronik dan game lainnya.

"Belanjanya nanti aja gua mau main game dulu", Kata Adit yang sudah berjalan ke arah tempat yang menyediakan wahana permainan.

"Eh dit, udah jam 1 ini mainnya lain kali aja", Cegah Aurel sambil sedikit belari kearah Adit kemudian menarik tangan lelaki itu.

"Sebentar doang elah",Jawab Adit sambil melepaskan tangan Aurel dilenganya.


XX

Kini Aurel tengah berada di toko kosmetik, ia sibuk membeli make up untuk ia pakai, padahal make up dirumahnya masih sangat amat banyak.

Waktu menunjukan pukul 3 sore.
Mama dan papanya heran apakah belanja ke supermarket depan komplek selama ini?

Oleh karena itu, papa menyusul Aurel dan Adit ke supermarket namun tidak melihat adanya Aurel dan Adit disana.

.

" Mereka gak ada ma, supermarketnya pun tutup", Kata papa yang sudah sampai diambang pintu rumah.

"Kemana mereka? Coba mama telfon dulu ya pa", Kata mamanya masih positif .

Papa hanya mengangguk dan berjalan menuju dapur untuk meneguk segelas air.

Telfon Aurel berdering, lalu ia mengangkat nya.

"Halo siapa ya?", Kata Aurel yang langsung saja menempelkan hpnya ke telinga.

"Ini mamah kamu dimana Belanja sampe selama ini?!", Dalam telfonnya Mama menaikan nada bicaranya.

"Ini mah lagi bayar, udah ya mah susah ni daah", kata  Aurel berimprovisasi kemudian langsung menutup sambungan telfon.

DIFFERENT :,  [ Belum Tamat // Dalam Masa Revisi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang