Chapter 7 - UJIAN DAN PERTEMUAN

56 23 8
                                    

.
.

Hari ini sekolah mengadakan ujian semester ganjil. Aurel sudah belajar dengan giat semalam, sampai-sampai ia hanya tidur dalam beberapa jam.

Beda dengan Adit ia hanya sibuk bermain game online di komputernya dan sibuk dengan kegiatannya.

Aurel sudah sampai sekolah pagi ini, ia sudah berseragam rapih,  saat menunju sekolah tadi ia tidak berangkat bersama Adit karena Adit masih tidur. Mungkin kali ini sifat ngaret Aurel sedang menular ke Adit.

Aurel masuk ke kelas dengan perasaan campur aduk karena pikirannya tak karuan memikirkan hasil ujian dan bagaimana cara ia menyelesaikan ujiannya.

Jadi ia putuskan untuk pergi ke perpustakaan sekolah untuk mencari beberapa referensi baru mengenai ujiannya.

Ia masuk ke dalam perpustakaan dan langsung duduk disalah satu kursi dengan buku yang sudah ia pilih dari rak, kemudian ia letakkan di atas meja. Ia mengeluarkan beberapa alat tulisnya dari tas yang ia bawa.

Keadaan di perpustakaan cukup ramai, banyak siswa-siswi yang datang sepagi ini untuk belajar. Namun keadaannya tetap khidmat dan sunyi.

Ia mengeluarkan pulpen dari tempat pensilnya, namun tangannya tak sampai menggenggam pulpen tersebut dan jatuh ke lantai dengan suara yang cukup keras dan nyaring.

Seketika siswa-siswi yang sedang asyik membaca dengan keadaan sunyi terganggu dengan suara satu buah pulpen yang mendarat ke lantai dengan sempurna.

Saat tau pulpen itu akan terjatuh, Aurel dengan cepat membenarkan duduknya dan mengambil posisi pura-pura membaca seolah-olah pulpen itu bukan miliknya.

Orang-orang disana langsung menengoknya kepalanya kearah sumber suara. Namun, salah satu pria di samping Aurel mengambil pulpennya dan berkata,

"Sorry pulpen gua jatuh", dengan suara pelan dan lembut

Aurel yang heran langsung mengintip siapa pria itu, dan ternyata itu adalah Wahyu teman Adit.

Orang-orang yang mulai menyadari langsung berbisik

"Untung ganteng deh", desis salah satu perempuan disana

"Ada ada aja", sambung salah satu lelaki.

"Ganggu aja..", bisik perempuan yang tengah melihat ke arah Wahyu.

Aurel menyolek punggung Wahyu dan berhasil membuatnya Wahyu menoleh kearahnya.

"Eumm..Makasih yah", Kata Aurel malu-malu.

"Iya sama-sama lain kali hati hati", Wahyu mengacak-acak rambut Aurel dengan suara yang pelan saat ia berbicara.

Aurel hanya diam saat Wahyu tengah mengacak-ngacak rambutnya sambil memasang wajah menggemaskannya.

"Yaudah lanjut baca sana", titah Wahyu sambil memberikan pulpen Aurel.

"I—Iya", Aurel gugup dan langsung mengambil pulpen yang Wahyu berikan.

Mereka segera melakukan kegiatan mereka semula, yaitu membaca buku.
Sampai suara bel masuk berbunyi dan mereka semua kembali ke kelas masing-masing.

"Ayo udah bel masuk", ajak Wahyu pada Aurel.

"Iya", balas Aurel.

.

Saat berjalan di koridor tak ada yang membuka suara, sampai mereka tiba di depan kelas mereka.

"Gua masuk dulu ya", kata Aurel kepada Wahyu.

"Iya, good luck ya", jawab Wahyu dengan senyum manis.

"Hmmm", jawab Aurel dengan pipi merona. Ia lebih memilih langsung masuk ke kelas dengan sedikit berlari kecil

"Haha,kenapa dia?", Gumam Wahyu Dengan senyumnya.

.

Ujian berjalan dengan lancar bagi Aurel, namun tidak bagi Adit. Setelah sepulang sekolah ia hanya menggerutu saja ia kesal karena ada beberapa soal yang tak dapat ia jawab. Aurel hanya menahan tawa, mood nya sangat bagus hari ini, semua pelajaran yang ia pelajari keluar dalam ujian kali ini, membuat ia percaya diri akan jawabannya.

Aurel dan Adit sedang menunggu teman-temannya di taman sekolah, Adit mengajak teman-teman Aurel dan teman-temannya untuk makan di kedai ayam milik keluarga, untuk menghilangkan stress karena ujian.

Setelah semua berkumpul mereka segera menuju ke kedai Adit dan Aurel menggunakan beberapa mobil mereka.

.

Tak berapa lama, mereka sudah sampai didepan kedai keluarga Adit dan Aurel. Mereka turun dari mobil dan langsung masuk dari pintu depan menuju keruangan pribadi, hanya orang orang yang berkapasitas banyak yang biasanya menyewa tempat ini. Orang tua Adit dan Aurel langsung membawakan beberapa cola dan soda lainnya untuk teman-teman Aurel dan Adit.

"Aduh yang habis ujian, ayo silahkan disantap" senyum papa Aurel dan Adit yang sudah pulang kerja.

Mama Aurel dan Adit pun mengahampiri kedua anaknya yang tengah asik bermain hp itu.

"Dasar Anak nakal, bantu kamii!! Kalian malah asik dengan ponsel" , kata mama menghampiri mereka.

"Auuuw" , ringis keduanya karena jari jemari mamanya berhasil mencubit pinggang Aurel dan Adit.

"Iya—iya ma", jawab keduanya.

.

Setelah itu, Adit dan Aurel berserta teman-temannya menikmati makanannya sampai satu persatu pulang dengan mengucapkan terimakasih dan selamat malam.

Aurel dan Adit segera menuju rumah yang jaraknya tak jauh dari kedai. Setelah mereka membantu kedua orangtuanya untuk menutup kedai.

Mereka berdua segera naik ke lantai atas untuk membersihkan badan, papanya tengah asik meminum kopi di malam hari yang sejuk, sedangan mamanya langsung menuju dapur untuk menyiapkan beberapa cemilan malam seperti buah, kue dan sirup .

Setelah mandi Aurel membuka laptopnya, namun saat Aurel baru saja membuka ig, Aurel dibuat terkejut dengan Album terbaru dari SuperM dan seventeen yang harganya dapat menguras tabungannya, ia juga terkejut saat melihat merrin meng-upload lightstick seventeen yang terbaru beberapa menit yang lalu.

Hal itu membuat nya panas karena iri bukan main. Ia membuka pintu kamarnya sambil membawa laptopnya namun saat ia baru saja membuka pintu Adit juga tengah membuka pintu dengan keras sambil membawa ponselnya.

⏪ Back Adit prov.

Setelah Adit selesai mandi, ia merebahkan badannya ke sofa sambil menarik stik psnya dan mulai memainkan beberapa game, namun saat ia sedang asik bermain, Fajri menelfonnya dan menyambungkannya kepada video call, dalam video itu terlihat Fajri yang asik bersombong ria sambil menunjukkan beberapa game terbaru yang Adit belum miliki.

Melihat hal itu, Adit langsung membanting stik psnya dan keluar pintu kamar, ia terkejut saat Aurel juga keluar sambil membawa laptopnya.

"Mau ngapain lu?!", Tanya Adit dengan matanya yang melotot.

"Kepo lu!", Jutek Aurel.

"Jangan-jangan, lu mau minta duit, gak bisa! Gak bisa!! Gua lebih perlu", tegas Adit.

"Idih, ngikutin ajaa. Gua lebih perlu! Minggir gak lu", balas Aurel sambil mendorong tubuh Adit agar ia lebih dulu sampai ke lantai bawah.

.
.
.
.
_____________________________
Up✔️

Vote and comment . For support me :)

Sorry for typo in everywhere °_°

Ig : n_flocar1

DIFFERENT :,  [ Belum Tamat // Dalam Masa Revisi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang