My Beloved Boy - 11

1.9K 127 14
                                    

HAPPY READING ❤❤❤

∆∆∆

Jrengg~ jrengggg~

○○○

AUTHOR POV

Luna bangun dari tidurnya ia turun dari kasur dan berjalan menuju dapur, rasa haus pada tubuhnya membuat Luna lemas, ia mengisi penuh gelas yang ia pegang dan meneguknya.

Luna kembali kekamar Karrel dan duduk di kursi belajar milik Karrel, Luna melihat buku-buku yang sangat tebal. Apa Karrel kalo kesekolah akan membawa buku sebanyak dan seberat ini? Itu ada dipikiran Luna sekarang.

Luna mengambil handphonenya dan mencari nama William Leonard di kontak Line nya.

Luna mengetik sesuatu pada layar ponselnya.

LINE.

William Leonard.

Diandra Lunata : "sore William, udah pulang kuliah atau belum?"

20 menit kemudian William membalas pesan dari Luna.

William Leonard : "udah sayang, kamu udah sampai jakarta?"

Diandra Lunata : "udah kok, aku senang banget bisa kembali ke indonesia."

William Leonard : "bagus lah. Mungkin nanti abis semesteran aku baru bisa kesana."

Diandra Lunata : " iyaaa, aku tunggu."

Senyum Luna terukir. Ia merasa bersalah kepada William, kenapa Luna tidak mengakui saja kepada William kalau dirinya masih memiliki seorang pacar disini.

Ah, Luna jadi kepikiran David. Apa dia sudah tau kalau Luna sudah kembali ke indonesia? Sepertinya tidak mungkin David tau kalau dirinya sudah kembali ke Negara asalnya.

"Apa aku telfon David aja ya? Kasih tau dia kalau aku sudah di indonesia." Luna berdialog sendiri.

Luna keluar dari roomchat nya dengan William dan mencari nama David.

"Halo?"

Terdengar suara David dari sebrang sana.

"Ha-hai.. kamu apa kabar?" sapa Luna.

○○○○

Derrttt.. derrrrrttt...

Handphone David berbunyi. David melihat nomor tidak diketahui yang tertera dilayar ponsel nya.

"Halo?"

"Ha-hai.. kamu apa kabar?" Sapa suara di sebrang sana.

Deg. Luna? Apa Luna mengganti nomor baru?.

"Baik,  kamu sendiri apa kabar?"

"Baik juga." David tersenyum tipis mendengar.

"David.." panggil nya.

"Ya?"

"Besok kita bisa ketemu nggak? Ada yang mau aku bicarain sama kamu."

"Bisa, setelah jam sekolah ya."

"Ok, aku tunggu di Cafe Belanu yaa."

"Iya."

Pip!

David menaru ponselnya kembali di atas meja, dan turun kebawah menemui Karrel.

"Masak apa lo?" Tanya David ketika melihat Karrel berkatut dengan alat-alat masak.

"Telur mata David." Karrel tertawa.

David menoyol kepala Karrel. "Konyol"

"Tapi lo seneng kan?"

My Beloved Boy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang