My Beloved Boy - 14

1.7K 105 3
                                    

HAPPY READING ❤❤❤

∆∆∆

Jrengg~ jrengggg~

○○○○

Sesampainya dirumah David langsung masuk kedalam kamar untuk mandi, agar otaknya dingin. Hari ini adalah hari yang melelahkan bagi David, bertemu dengan mantan saat dirinya sedang bermesraan dengan laki-laki. Itu sangat tidak wajar bagi David.  Apalagi saat mengetahui mantannya adalah sepupu dari orang yang ia cium beberapa jam lalu.

"Apa yang harus gue lakuin? Menjauh?" -pikir David. Ia frustasi. Ingin menjauh tapi ia tidak mampu. Apa David sudah mulai jatuh pada Karrel? Tidak! Tidak! David menggeleng kepalanya.

Ia merebahkan badannya dan memejamkan kedua matanya.

*bunyi dering hp*

David kembali membuka kedua matanya dengan berat hati,  mengambil handphonenya dibawah bantal dan mengangkat tanpa melihat siapa nama orang yang menelfonnya.

"Woi! Ganggu orang tidur aja!" Gerutu David pada sang penelfon.

"Tolong bukain pintu rumah lo. Buru!" Gerutu balik dari sebrang sana.

David membuka matanya full, melihat jam yang tertara dilayar ponselnya. Jam 07.45.

"Astaga! Baru jam setengah delapan gue sudah ngantuk seberat ini!" -batin David.

"Woi! Buruan!" Gas orang di sebrang sana.

"Iya sabar nih gue turun." Ucap David, langsung menuruni kasur untuk keluar kamar.

Sesampainya di depan pintu, David segera membukakan pintu, Nampak wajah kusut Vano. Waw! Ngapain dia malam-malam datang kerumah David dengan membawa koper pula.

"Gue udah lumutan nih, nunggu lo ga bukain pintu!" Gerutu Vano, lalu ia berjalan melalui David yang masih setia di depan pintu.

David mengikuti Vano yang berjalan duluan. Sangat tidak sopan datang malam-malam tanpa memberi tahu sang tuan rumah terlebih dahulu. David hanya mendumal di belakang Vano.

"Lo ngapain kerumah gue? Pake acara bawa koper segala lagi. Minggat lo?" Ucap David yang sekarang sudah duduk di sofa depan Vano.

"Nginep." Hanya satu kata yang keluar dari mulut Vano.

David menaikan alisnya, ia bingung. "Rumah lo di jual? Atau ortu lo ngusir lo?" Vano menghela nafas merasa jengah dengan pertanyaan yang di lontarkan bocah di depannya. "Nyokap lo yang ngusir gue dari rumah." Ucap Vano langsung membuang mukanya ke sisi ruangan lain.

David di buat bingung kembali. Ada apa gerangan mamanya ngusir Vano dari rumah?

"Ngaco aja lo, hahaha."

"Serah." Sehabis berucap seperti itu, Vano bangkit berdiri berjalan menuju dapur mencari apa yang ia inginkan.

"Lo udah makan?" Tanya Vano, membalik badan menghadap David yang kini tengah berada tepat di depannya.

David hanya menggelengkan kepalanya, ia masih pusing memikirkan kejadian tadi sore. Vano membuka kulkas mengambil bahan masakan yang ada di dalam dan membawanya.

"Mau makan nasi?" Tanya Vano kembali saat sedang sibuk dengan bahan masakan yang ia ambil tadi.

"Gak pengen." Ucap David. Vano mengangguk lalu kembali berjalan ke kulkas mencari minuman yang ia mau. Ia menatap David yang kini juga ikut menatapnya.

"Ga ada minuman bersoda?"

"Ga dibolehin." Jawab David.

Vano hanya bersesis, ia mengambil dompetnya dan mengeluarkan uang seratus ribu sebanyak 3 lembar. "Tolong beliin minuman bersoda dong, nanti gue yang masak buat makan malem." Ucap Vano.

My Beloved Boy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang