My Beloved Boy - 17

1.7K 97 9
                                    

HAPPY READING ❤❤❤

∆∆∆

Jrengg~ jrengggg~

○○○○

Pagi ini David bangun lebih pagi, dikarenakan ia harus menyiapkan semua kebutuhan dirumah ini. karena orang tuanya sebentar lagi akan kembali.

semalam David menelfon kedua orang tuanya dan menceritakan pasal Vano yang babak belur, jadilah sekarang mereka pulang. huh! sebenarnya David ingin berlama-lama sendiri dirumah dan menikmati kesendiriannya. tapi karena biang kerok dateng jadilah ia kerepotan sampe sekarang.

David masih membiarkan Vano tidur,  ia juga tak tega melihat Vano kesakitan kaya gitu. ada rasa khawatir yang menjalar di hati David.

David mengambil handphonenya ingin menghubungi mamanya, menanyakan keberadaan mereka. David mencari kontak mamanya setelah menemukan ia menekan tombol telfon.

sambil menunggu panggilannya diangkat,  David memakan cemilan yang ada di meja makan.

"halo, Vid?" terdengar suara perempuan disebrang sana.

"maa.. udah sampe mana? apa yang harus David lakuin sambil nunggu mama dateng?" ucap David.

"hmm, kamu bangunin Vano aja Vid suruh dia makan abis itu kamu lap badan dia terus dikasih saleb atau obat-obat lainnya. ini mama masih jauh paling 3 sampe 4 jam lagi baru sampe." ucap mama David.

ia menghela nafas gusar, tak tega kalau ia harus membangunkan Vano. kasian pasti dia sangat lelah.

"tapi ma, David ga tega bangunin Vano. tunggu mama pulang aja deh biar mama yang urus dia."

"gabisa Vid, kalau nunggu mama kelamaan kasian nanti si Vano lukanya ga sembuh sembuh."

"tapi ma.."

"udah sana lakuin, nanti mama beliin makanan deh buat kamu sama Vano."

"ma.."

"dadah sayang. mama matiin ya...."

pip!

sambungan terputus, dan lagi lagi David menghela nafasnya. bukannya David gamau bantuin Vano buat obatin lukanya, tapi ia merasa canggung aja semenjak kejadian semalam.

"huft! gue harus bukain baju dia lagi dong!" gumam David.

David berjalan kembali kekamar,  ia benar-benar akan melakukan apa yang disuruh oleh mamanya. sesampainya dikamar David duduk di pinggir ranjang tempat disebelah Vano masih tertidur, ia melirik jam di dinding kamarnya sudah menunjukan pukul 09.19. tak ada tanda tanda kalau Vano akan bangun dan meminta makan sendiri.

David dengan berat hati menyentuh bahu Vano dan mengguncang nya sedikit. takut kalau terkena lebam yang ada di sana.

David mencoba sekali lagi mengguncang bahu Vano, tapi tak kunjung mata itu terbuka. akhirnya David memencet hidung Vano.

"eumhh..." erang Vano, ia tidak bisa bernafas karena hidungnya masih dijepit oleh kedua jari milik David.

"Vano bangun, ayo makan abis itu kita obatin luka lo." ucap David berbisik..

"hmm?" Vano berdeham dan tak ingin membuka matanya. masih sangat berat untuk membukanya sedikit saja.

"ayo bangun, 3 sampe 4 jam lagi mama pulang. kalo dia liat gue belom lakuin apa-apa pasti dia marah."

"gue mau tidur, badan gue masih sakit buat bangun." rengek Vano.

"yaudah buka mata lo dulu."

"berat, gue mau lanjut tidur aja. kalo lo mau makan duluan aja."

My Beloved Boy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang