HAPPY READING ❤❤❤
∆∆∆
Jrengg~ jrengggg~
○○○
KARREL POV
Sesampainya gue di kelas, gue langsung duduk di tempat duduk gue. Kelas masih sepi, hanya ada gue, David, dan Adit.
Tapi barusan David izin ke kamar mandi, jadi gue cuma berdua sama si Adit deh sekarang, gue nengok ke bangku seberang gue.
"Gimana caranya biar David ga marah lagi sama gue?" Ucap Adit.
"Jelasin semuanya, terus minta maaf."
"Susah." Adit tertunduk, apa dia bingung gimana cara mengungkapkan semuanya?
"Belum lo coba kan? Semua ga ada yang susah Dit."
"Kalo dia gamau dengerin gue gimana Rel?"
"Berusaha, gimana pun caranya biar dia mau dengerin semua penjelasan lo."
Terdengar helaan nafas Adit.
"Mau gue bantu?" Lanjut gue, gue merasa kasian liat Adit kaya gini.
"Serius?"
"Hm, gue bantu sebisa gue."
"Makasih Rel.."
Gue hanya mengangguk.
○○○○
DAVID POV
Bel tanda masuk sudah berbunyi, semua siswa/i sudah masuk kekelas masing-masing dan siap untuk melakukan KBM. Rasanya gue hari ini males banget buat belajar, gue harus bolos hari ini.
Gue pergi ke belakang sekolah, tadi sebelum bel masuk gue sempet kekantin dulu buat beli makan sama minum, biar bolosnya afdol.
Gue mengambil handphone menyalakan mode pesawat, sengaja biar Karrel tidak merecokan bolos gue hari ini.
Semenjak gue kenal sama Karrel setiap gue bolos selalu terganggu, tidak setentram dulu.
"Anjing.!" Gue kaget cuk tiba-tiba ada yang nepok pundak gue kenceng banget.
"Gausah ngegas bisa?" Kata orang disebelah gue. Dia ikut duduk di aspal.
"Ga. Ngapain si lo disini?" Singit gue.
"Woo.. selow-selow, mau ini?" Ia menyodorkan sebuah botol. Botol itu sebuah minuman keras.
Gue hanya menggeleng, tentu saja gue ngga akan terima jelas-jelas minuman itu bisa merusak tubuh.
"Cobain dulu." Sodornya lagi, gue tetep menggeleng.
"Maaf, gue ga mengkonsumsi minuman seperti tu."
"Iya deh, anak mami mah susah diajak nakal."
Gue hanya mendesis. Sudah tidak waras orang ini, berani sekali ia membawa sebuah minuman keras seperti itu kedalam sekolah.
"Vano, lo pernah ngerasain sakit hati ga si?" Ucap gue. Dan jawaban dia hanya mengangkat kedua bahu.
Gue cuma hanya penasaran selama ini gue nggak pernah lihat dia mengajak kencang perempuan, bahkan semua temannya yang gue lihat pun hanya cowok. Dia terlihat cuek dengan wanita.
"Ngelamunin apa hayo?"
"Hah? Enggak"
"Gue cabut dulu deh." Vano bangkit berdiri dan hendak berjalan menjauh.
"Mau kemana?" Tanya gue sambil menatap punggung Vano yang berhenti.
"Mau belajar." Cengir Vano.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Boy
RomanceCepatlah kembali aku merindukanmu! - David Wilson. homophobic jauh jauh yaaaa!