part 1

6.4K 199 6
                                    

Siapa yang menginginkan kehidupan pernikahan yang penuh drama,membohongi diri sendiri dan orang lain.

Seperti itulah yang dirasakan Dinda Azahra gadis berusia 20 tahun, kehidupan nya yang glamor dan penuh dengan hura hura.meski orang tua nya paham agama namun dinda tidak peduli,karna dampak pergaulan yang bebas dinda menjadi gadis yang jauh dari kata ingin menikah.

Dijodohkan dengan laki laki yang sangat dingin sikap nya bahkan sama sekali tidak ia cintai .
Farel Setiawan seorang laki laki berusia 25tahun pengusaha muda,dunia nya disibukkan dengan bisnis bisnis sampai tidak terfikir kan kata kata menikah dalam hidup nya karna terlalu fokus dengan pekerjaan yang sangat menyita waktu.

**

"Bagaimana para saksi, sah?"

"Sah."

" alhamdulillah," ucap seluruh orang yang menyaksikan pernikahan Dinda dan Farel.

Dinda dan Farel resmi menjadi pasangan suami istri mereka tampak menunjukkan muka datar karna keduanya merasa biasa saja dan tidak bahagia.

Keluarga kedua mempelailah yang tampak sangat bahagia karena resmi menjadi besan terlebih kedua orangtua mereka sudah sangat akrab.

"Hey, Bro. Selamat, ya. Waahh ... bos muda sudah jadi suami,  semoga sakinah mawadah warohmah," sapa salah satu sahabat Farel yang menghampirinya.

"Thanks, Roy," sahut Farel. Mukanya tampak datar dengan respon biasa saja.

(apaan sih sakinah sakinah nggak bakal deh, rasanya pengin gue sumpel mulut ni orang pake kue-kue yang ada di meja) batin Dinda menggerutu.

"Ehhh selamat, ya. Beruntung lo dapetin Farel, dijamin lo pasti bahagia deh." Tangan Roy menjabat tangan Dinda dengan tiba-tiba.

"Eh, iya, makasih," ucap Dinda dengan senyuman terpaksa.

(beruntung dari mana, menikah sama temen lo aja rasanya hidup gue mulai hari ini kayak masuk penjara) Batin Dinda bergumam.

Tamu-tamu sangat ramai datang memberi ucapan selamat kepada
Fahri, Risa, Ridwan dan Santi.
berjabatan tangan satu per satu, hingga tidak terasa tamu-tamu mulai pulang satu persatu hingga acara sepi dan bubar.

***

Keesokan harinya, Farel dan Dinda ke Bandung untuk tinggal di sana, kebetulan Farel memang sudah memilik rumah sendiri di Bandung jadi tidak perlu tinggal bersama orang tuanya di Jakarta.

"Hati-hati, ya. Jangan lupa kabari mama kalau sudah sampai." ucap Santi.

"iya, Ma. Nanti Farel kabari. Ya sudah kami jalan dulu, sudah siang keburu macet jalanan, assalamualaikum." Farel meraih tangan Santi kemudian Ridwan.

Dinda hanya mengikuti Farel mengucap salam lalu mencium tangan kedua mertuanya. Dinda rasanya sangat canggung menjadi seperti orang yang sopan santun.

Mereka masuk ke dalam mobil dan mulai melakukan perjalanan menuju Bandung

"Heh! Elo nggak usah ke ge'eran ya mentang-mentang gue manis di depan orangtua elo, jadi lo pikir gue suka gitu berada di bagian hidup lo," gerutu Dinda yang dari tadi tidak sabar ingin ngomel-ngomel di depan Farel.

Farel hanya dia. Ia tidak mendengarkan ucapan Dinda, ia mengambil earphone kemudian memasangnya pada kedua telinga. Dinda semakin geram melihat sifat Farel ia memalingkan wajah menatap ke luar kaca jendela mobil.
.
.
.
.
.
.
.
.
Budayakan Follow sebelum baca, krisannya 😁

Drama pernikahanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang