part 9

2.4K 81 0
                                    

Dinda berusaha tenang saat mertuanya ingin belajar masak dengannya.

"Iyaaa Ma nanti kalau ada waktu luang Dinda ajari Mama cara masaknya," ucap Dinda kaku.

masalah baru muncul lagi akibat kebohongannya Dinda benar-benar pusing, ini lah alasan kenapa Dinda belum siap menikah ia tidak ingin di buat ribet.

"Makasih ya sayang," ucap Santi.
Mereka pun melanjutkan makan kemudian setelah selesai, Dinda membereskan semua kemudian menuju kamar.

Dinda masuk kemudian mulai panik ia mondar-mandir perasaannya tidak karuan entah apa yang akan ia hadapi lagi nanti.

"Duhh mampus gue," ucap Dinda menepuk-nepuk jidatnya.
Farel hanya melihat dengan tatapan heran entah apa yang terjadi pada Dinda.

"Kenapa?," tanya Farel namun tatapannya masih fokus pada layar handphone.

"Sebenarnya masakan tadi bukan gue semua yang masak," ucap Dinda berusaha jujur pada suaminya.

"Terus," Farel mengalihkan pandangan dari layar handphone menuju Dinda.

"Gue tadi pesen catering di tempat Bu Ningsih," ucap Dinda malu.

"Sudah ku duga." ucap Farel pelan ia hanya menggeleng kepala.

"Iya iya gue tau gue bukan istri yang baik, tapi masalahnya sekarang Mama minta ajarin gue cara masak mie kocok kan gue gak ngerti," jelas Dinda.

Farel hanya tertawa pelan saat mendengar ucapan Dinda.

"ihhh loe malah ketawa sih nyebelin banget," ucap Dinda cemberut.

"Makanya kalau gak bisa masak ya belajar bukan malah bohongin orang, tuh terima sendiri akibatnya," ucap Farel

"Ya terus gue harus gimana mampus gue, tolongin gue rel gue janji abis ini gue bakal belajar masak" ucap Dinda mendekat pada Farel. Farel tidak bisa melihat istrinya merengek sedih.

"ini," Farel menunjukkan handphonenya, tertera nama dan nomor handphone bu Ningsih.

"bu Ningsih?," Mata Dinda melebar saat menatap ponsel Farel.
Dinda beralih menatap Farel fikirannya berfikir kemudian ia mendapatkan ide.

Dinda merebut handphone Farel kemudian ia menghubungi Bu Ningsih.

[Assalamualaikum bu,] ucap Dinda.

[Wa'alaikumussalam,] jawab Ningsih

[Bu, ini saya Dinda istri nya mas Farel, saya boleh minta tolong,] ucap Dinda

[Neng Dinda? Kunaon neng aya naon?, in Sya Allah ibu bisa bantu,]

kemudian Dinda mulai bercerita tentang dirinya yang belum bisa masak, ia juga minta Bu Ningsih untuk mengajari nya cara membuat Mie Kocok khas Bandung, respon Bu Ningsih sangat baik ia mengiyakan permintaan Dinda, Bu Ningsih akan mengajari Dinda masak sampai benar-benar bisa.
Akhirnya Dinda lega kemudian ia mengembalikan ponselnya pada Farel.

"makasih ya my husband, walaupun loe ngeselin tapi loe baik juga," ucap Dinda tersenyum girang.

Farel hanya mengangkat alis kemudian sibuk dengan Gadget.

"by the way loe gak makan?," ucap Dinda.

"Udah tadi makan di restoran." ucap Farel singkat.

"Ohh gitu yaudah," Dinda mengakhiri pembicaraan.

Dinda malas bertanya lebih banyak karena respon Farel akan sama saja, membuat Dinda mati kata entah kapan sifat suaminya berubah menjadi lebih terbuka dengannya.

* * *

"Mama pulang dulu ya sayang, Farel kamu jagain Dinda baik-baik jangan sampai kamu nyakitin mantu kesayangan Mama," Ucap santi tangannya menggenggam tangan Dinda.

Drama pernikahanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang