20

2.7K 68 0
                                    

Drama Pernikahan

#DP (part 20)

Dinda menyambar Aurel dengan perasaan benci sekaligus jijik, ia tidak menyangka sahabatnya menjadi segila ini karena cintanya untuk Farel. Aurel meremas pipinya yang tampak memerah karena tangan halus Dinda yang seketika menjadi seperti batu saat menempel pada pipinya.

"Loe sadar gak sih! Farel itu laki gue, loe itu cuma orang asing yang hadir buat nguji pernikahan kami, jadi loe gak usah ngarep lebih dari laki gue. Ngerti loe!" Mata Dinda melebar mengucapkan kalimat yang ia tahan sebelumnya.

"Ohhh jadi elo udah berani nampar gue. Heh! Harusnya loe mikir kenapa laki loe sampai selingkuh sama gue, karena dia merasa mendapat kebahagiaan saat bersama gue, makanya jadi istri yang bener dikit!" Aurel melontarkan kata-kata itu dengan nada tinggi.

Farel hanya terdiam seperti melihat macan dan singa yang tengah berkelahi.

"Tutup mulut loe! Gue kasian sama loe, segitu rendahnya harga diri loe sampai mau jadi simpenan laki gue, cuma buat hiburan, kalau gue jadi loe sih gue malu sebagai perempuan harga diri gue udah jatuh sejatuh jatuhnya, jadi loe gak usah bangga jadi pelakor, dimana-mana pelakor ya tetap pelakor jadi gak usah songong!" ketus Dinda.

"Mending loe ngaca, loe tu udah bener apa nggak dengan peran loe sebagai perusak rumah tangga orang, dan satu lagi loe gak usah ngajarin gue jadi istri yang benar! Karna loe belum pernah merasakan menjadi seorang istri. Ayo Rel kita pergi, gue males debat sama orang yang gak tau malu!" Dinda menarik tangan Farel dari hadapan Aurel.

Aurel menatap Dinda sinis, matanya menggambarkan kebencian yang amat dalam.

"Kita lihat saja nanti siapa yang kalah dan siapa yang menang!" ucap Aurel.

Brukk ......
Dinda menutup pintu mobil dengan kuat, ia masih terbawa suasana.
Wajahnya masih menekuk, sorot matanya sinis menatap kaca jendela mobil.

"Astagfirullah ...... Astagfirullah ...."
Dinda mengelus dada sembari istigfar karena kejadian tadi.

"Ini minum dulu." Farel menyodorkan Aqua botol berukuran sedang pada Dinda.

"Aku gak haus!" ucap Dinda ketus tanpa menoleh.

"Biar kamu tenang, liat mukamu merah karena marah-marah," ucap Farel.

"Ini .... Ambil." Farel semakin mendekatkan Aqua pada Dinda.

Dinda pun meraih lalu meminumnya, ia sedikit tenang saat air mineral itu terpeleset di tenggorokannya yang sempat kering karena harus teriak-teriak.

"Ya sudah kamu lupain saja kejadian tadi jangan terlalu di pikirkan," ucap Farel.

"Kamu fikir mudah melupakan semuanya begitu saja?" saut Dinda.

"Hemm Oke, aku minta maaf, aku janji akan menjadi yang lebih baik lagi untukmu." Tangan kiri Farel meraih tangan mungil Dinda.

"Kamu lupa? Aku belum memaafkan mu." Dinda menyingkirkan tangan Farel.

"Ohh jadi aku belum di maafkan ni?" goda Farel, ia berusaha menghibur istrinya.

Dinda hanya terdiam, wajahnya masih sedikit memerah tatapannya nanar ke depan ia masih belum berani menatap pria yang duduk di sebelahnya.

"Kenapa berhenti?" Tanya Dinda saat mobil tiba-tiba terparkir di pinggir jalan.

Farel mendekat pada Dinda, wajah Farel semakin mendekat, perasaan Dinda meleleh seperti lilin yang di bakar. Tatapan mata Farel sangat dalam, suami istri itu kembali beradu pandangan meski hati Dinda masih sangat sakit atas penghianatan yang di lakukan suaminya namun ia tidak bisa bohong bahwa ia juga mencintai Farel.

Drama pernikahanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang