part 11

2.3K 73 3
                                    

Aurel dan Clara panik mereka sudah berupaya menempelkan minyak angin pada hidung Dinda agar Dinda tersadar namun Dinda tak juga sadar.
Akhirnya mereka membawa Dinda ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan lebih intensif.
Dinda masuk ruang IGD, sedangkan Clara dan Aurel masih panik.

"Gue gak nyangka Dinda sebegitu Downnya." ucap Aurel kedua tangannya menyatu ia sibuk mondar-mandir mengkhawatirkan kondisi Dinda.

"Tenang Rel, kita sama-sama doakan Dinda semoga dia baik-baik aja." Clara merangkul Aurel ia berusaha membuat Aurel tenang.

"Farel!." mata Aurel melebar ia baru sadar sahabatnya begini karena ulahnya.

"Gue harus ngasih tau dia," lanjut Aurel.

"Caranya gimana? Emang loe punya nomor hpnya?," ucap Clara.

"Kita pakai handphone Dinda." Aurel berlari keluar ia kembali ke rumah Dinda untuk mengambil handphone Dinda untuk menghubungi Farel.

"Hati-hati Rel." ucap Clara yang melihat Aurel berlari meninggalkannya.

Clara masih menunggu keterangan dokter atas apa yang terjadi pada Dinda.

* * *

Aurel berusaha menghubungi Farel menggunakan handphone Dinda namun tidak ada jawaban, Farel sepertinya sengaja tidak mengangkat panggilan karena ia masih tidak ingin bicara dengan Dinda. Akhirnya Aurel mengubungi Farel menggunakan ponselnya, Aurel mulai mengetik nomor handphone Farel satu per satu kemudian ia meng klik tombol panggilan.

Farel ingin menolak panggilan namun ia melihat nomor baru yang menelponnya ia kira klien penting.

[Hallo, Dengan siapa?.] ucap Farel.

[gue Aurel temen Dinda yang waktu itu di Mall, loe tu keterlaluan banget ya,] Aurel sudah tidak sabar ingin memaki Farel.

[Mau apa?,] ucap Farel singkat.

[Dinda masuk rumah sakit Dan itu gara-gara elo!,] ucap Aurel.

[Rumah sakit?,] mata Farel melebar ia benar-benar kaget mendengar kabar dari Aurel.

[Iyaa, loe sebaiknya sekarang kesana Dinda butuh loe,] ucap Aurel ia berusaha membujuk Farel.

[Rumah Sakit mana?] suara Farel meninggi ia benar-benar cemas.

[Nanti gue share Lok.] ucap Aurel

Tanpa kata pamit Farel segera menutup Telepon lalu bergegas menuju rumah sakit ia meninggalkan pekerjaannya.

"Via, nanti kamu handle semuanya saya ada urusan." ucap Farel pada Asistennya.

"Siap pak." ucap Via melihat Farel berlari dari hadapannya.

* * *

"Gimana Rel?," ucap Clara pada Aurel yang baru saja sampai.

"Farel on the way." ucap Aurel.

"Syukurlah." Clara mendengus nafas lega.

"gimana kata dokter? Dinda baik-baik aja kan?," ucap Aurel pada Clara.

"Gue juga belum tau, Dokternya belum keluar-keluar." ucap Clara.

"Ya ampun gue takut banget Dinda kenapa-napa." Aurel kembali mondar-mandir panik.

"Sus, pasien bernama Dinda Azahra di ruang mana?," ucap Farel dengan nafas yang tidak terkontrol.

"Sebentar ya pak saya cek dulu." ucap Suster.

"pasien bernama Dinda Azahra ada di ruang IGD pak, ruangan ada di sebelah sana." ucap Suster dengan senyuman ramah.

"Makasih sus," Farel berlari menuju ruang IGD. Ia melihat Aurel dan Clara.

Drama pernikahanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang