HALLOOOOOO GENGS
Maapkeun ya aku baru bisa up lagi ehehe, karena kemaren ada berbagai halangan untuk aku mengetik salah satunya UTS kuliah aku dan kemalasan aku ahaha.
Sebenarnya ide udah ada, di part ini udah ada apa-apanya juga sebenarnya udah ada di pikiran aku, tetapi lagi-lagi acara perkuliahan yang membuat aku tersendat-sendat mengetiknya...
Dan ini sekitar hampir 1,4k kata ahaha
Oke, happy reading...
********
"Takdir itu kayak sikap kamu. Tidak bisa disangka dan selalu memberi kejutan."
~Yuki~
******
"Gak."
Inilah jawaban Alza ketika Yuki meminta Alza untuk sekadar 'main rumah-rumahan' dengan tiga bocah yang baru saja ia temukan kemarin.
Yuki menatapnya dengan tatapan terkejut. "Alza..." Rengeknya sambil bergelayut pada lengan Alza.
Saat ini, mereka sedang berada di mobil Alza yang lagi melintas untuk mengantarkan Yuki pulang.
"Yuki, walaupun kita sekarang dekat dengan mereka, aku masih belum percaya terlebih mereka cowok!"
Dan kecepatan mobil itu semakin cepat. Emosi Alza sedang naik.
"Alza, nanti aku bujuk Radit deh supaya ikut kalau kamu gak bisa tanggal segitu."
Tetap saja, Alza masih melanjutkan mobilnya dengan kecepatan yang lumayan bikin orang jerit-jerit.
"Za,"
Cup!
Yuki mengecup pipi Alza dan tak lama kecepatan mobil itu menjadi pelan dan akhirnya berhenti.
"Kenapa sih kamu pengen banget ke sana, hmm?" tanya Alza sambil mencubit gemas hidung Yuki.
"Gakpapa, pengen main aja. Kan itu temen baru aku."
Alza mengangguk dan melajukan mobilnya menuju rumah Yuki yang tinggal beberapa ratus meter lagi.
"Tapi aku diizininkan, Za?"
"Iya, iya."
Dalam hatinya, Alza sedikit tidak rela. Kalau saja ia tidak membuat janji dengan papinya dulu sebentar. Pasti ia bakalan ikut untuk mengawasi gadisnya.
*****
Mission one : Completed
Sekarang, lanjut ke misi kedua. Memastikan Radit ikut. Kalaupun tidak, jangan sampai Alza tau kalau Radit tidak ikut.
Itu intinya.
Karena, Yuki yakin Alza akan 100% menolak alias tidak mengizinkannya jika Radit sampai tak ikut.
Maka, Radit harus ikut atau ia harus tutup mulut.
"Radit!!"
Namun, tak ada balasan yang Yuki dapatkan.
Bisa dikatakan kalau Radit sedang tidur atau di kamar mandi.
"Raditya!!!" teriak Yuki sekali lagi.
"Iya!" Terdengar teriakan dari sudut kamar sana. Kamar yang biasa dijadikan gudang oleh mereka.
Pintu itu terbuka dan tampak pria tak berkaus yang penuh dengan coretan debu.
Walaupun kotor, tetap tampan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yuki
RomanceSequel Alza, baca Alza dulu biar paham "Ketika kembali, hati sudah tak sama lagi." ****** Aku tahu kalau ini hanyalah sebuah kesalahpahaman belaka. Aku sangat tahu akan hal itu. Namun, aku tidak membenarkan kesalahpahaman itu. Karena aku takut, jika...