HEYWOOO GENGS KU TERCINTAAAA
akhirnya setelah beberapa saat bulan purnama, aku munculll dengan cerita ini...
Maafkan, tugas kuliah onlen kek gada abisnya, jadi ketikan ini terus tertunda...
Happy reading...
*******
"Aku salah. Aku mencintaimu. Jangan pergi."
~Ki
*******
Sesaat sebelum penyerangan Yuki.
Alza mulai kalang kabut. Dirinya dihinggapi perasaan cemas yang seakan-akan meledak di dadanya.
Kepalanya masih pusing, tetapi hatinya merasa lega setelah ia menerima kenyataan yang telah diceritakan Bagas sebelumnya.
Setelah Bagas menceritakan kronologinya. Alza mengalami sakit kepala yang hebat. Akan tetapi, Alza memaksakan diri untuk menghadapi itu.
Hal yang sebelumnya tidak pernah ia lakukan.
"Yuki?" Seluruh ingatannya berputar sendiri di otaknya. Saat itu juga Alza bisa mengingat semuanya.
Bagas mengangguk seraya tersenyum. Biarlah ia tidak mendapat cintanya. Yang terpenting Yuki berada di tangan yang aman.
Lalu, Bagas memberitahukan kalau Yuki sedang disekap oleh Lyssa. Detik itu juga, Alza langsung berlari ke motornya setelah Bagas memberikan lokasi mereka. Sementara Bagas akan membawa pihak berwajib. Pop lo
Kepala Alza masih berdenyut nyeri. Ia bingung rumah mana yang dijadikan tempat penyekapan Yuki.
Alasan Alza sampai rela mencari Yuki adalah ia membutuhkan penjelasan. Penjelasan kenapa Yuki pergi meninggalkannya.
Dan juga rasa khawatirnya akibat teriakan Yuki di pesan suara tadi.
Akhirnya dengan menggunakan insting Alza, ia memilih salah satu rumah di sana.
Alza membuka pintu itu dengan pelan, dan di sana ia melihat Yuki.
Yuki yang berdarah dengan Lyssa yang menggenggam cutter.
******
"Kenapa kamu kembali tanpa penjelasan, Yuki?"
Suara itu ... Suara Alza.
Yuki tidak bisa menjawab. Pipinya masih terasa perih.
"A ... Ku, kamu melupakanku."
Alza terdiam begitu mendengar jawaban Yuki.
Lalu, Alza melemparkan cutter itu ke sembarang arah dan tangannya yang berdarah mulai mencengkram kerah Lyssa.
Darah mulai membasahi baju yang Lyssa pakai, tetapi Alza tak peduli dengan itu.
Kemarahan sudah menguasai dirinya. Matanya memerah, nafasnya memburu, dan rahangnya mengeras.
Inilah sosok iblis yang selalu digadang-gadang oleh semua orang yang tahu akan Alza. Sebutan iblis bukan hanya sekadar sepak terjang kasarnya di dunia luar.
Alza tidak pernah main-main pada musuhnya. Sekalipun harus membunuh, itu yang akan dilakukan Alza apabila ada yang mengusiknya.
"Al ... Galih...." Lyssa ketakutan hingga suaranya tercekat sampai-sampai ia menyebut Galih bukan Alza dan tubuhnya seakan membeku tidak bisa digerakkan.
Alza hanya menatap Lyssa dengan tajam. Setelah itu, ia lempar Lyssa ke arah tumpukkan kardus seperti melempar baju.
Kemudian, Alza mendekati Yuki. Ia menghapus air mata Yuki dengan tangannya yang berdarah.
Yuki masih menangis, dan kali ini air matanya bercampur dengan darah di tangan Alza.
"Tangan ... Kamu, harus diobatin!!" ucap Yuki histeris.
Namun, Alza malah melepaskan ikatan di tangan Yuki. Lalu, mengecup pergelangan tangan itu.
"Maaf," ucap Alza pelan.
Yuki langsung memeluk Alza dengan erat. Melampiaskan tangisan di dada bidang Alza.
"Maaf, maaf jika pada saat itu aku pergi. Aku hanat takut."
Alza mengelus rambut Yuki dengan tangannya yang masih bersih. "Sudah kubilang, aku takkan meninggalkanmu."
Yuki memeluk Alza dengan erat. Menangis, itulah yang dilakukan Yuki sekarang. Ia merasa sesak bersamaan dengan rasa sesal.
"Aku tidak akan meninggalkanmu Yuki, ralat, aku tidak pernah meninggalkanmu."
Tangis Yuki semakin keras, dan ia tahu kalau dirinya salah.
"Alza, jangan pergi. Maaf," lirih Yuki seraya mengeratkan pelukan mereka.
Tanpa mereka sadari, Lyssa merogoh kantung celananya dan ia mengarahkan sesuatu ke arah Yuki.
Sesaat setelah itu, Bagas memasuki rumah itu dan melihat Lyssa mengacungkan sesuatu ke arah pasangan yang sedang berpelukan itu.
"LYSSA!"
Bagas menyadari Lyssa membidik Yuki dengan pistol dan langsung berlari demi mencegah Lyssa.
DOR!
Akan tetapi, ia terlambat. Pistol itu terlempar bersamaan dengan peluru yang dilesatkan.
Yuki merasakan tubuh Alza bergetar sesaat. Kemudian, ia merasakan sesuatu yang basah di tangannya.
"Merah ... Darah," ucap Yuki terkejut.
Alza menangkup wajah Yuki, dan tersenyum.
"Aku ... Takkan ... Meninggal--"
BRUK!
Sebelum ucapan Alza selesai, tubuh Alza melemas dan jatuh tepat di depan Yuki.
Yuki, terdiam.
"Al ... Za?" Yuki membeku sesaat.
Alza tidak pergi kan?
"ALZA!!!" teriak Yuki pilu seraya mendekap tubuh Alza yang mulai dingin, tetapi senyum tercetak di bibirnya.
Yuki terus berteriak dan itu tetap tidak membuat polisi serta Bagas mengalihkan atensi mereka dari Lyssa yang berusaha kabur.
Hingga suatu waktu, teriakan pilu Yuki membuat polisi-polisi yang sedang sibuk dengan Lyssa kontak mengalihkan perhatiannya pada Yuki.
Namun, yang mereka lihat adalah seorang wanita yang mengarahkan pisau cutter ke lehernya.
"Za, mari kita bertemu di surga."
SRAT!
Lalu, tubuh wanita itu terjatuh. Tepat di sebelah pria yang tadi tertembak, dengan senyum terukir di kedua bibir mereka.
End
-INGNYA DI PART 15!!
.........
Ahaha, endingnya part besok gengs, part besok!!!
Makanya, jangan lupa untuk baca yaaaa, kalau misalnya kalian pengen cepet-cepet ending, komen yang banyakkk, bakal aku usahain besok up biarpun tugas menumpuk ahaha...
Jumpa lagi di part 15 yaaa
Don't forget to vote, comment, and share yaaaaa
See you 😉😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Yuki
RomanceSequel Alza, baca Alza dulu biar paham "Ketika kembali, hati sudah tak sama lagi." ****** Aku tahu kalau ini hanyalah sebuah kesalahpahaman belaka. Aku sangat tahu akan hal itu. Namun, aku tidak membenarkan kesalahpahaman itu. Karena aku takut, jika...