part 8 : Kebingungan liburan

790 123 21
                                    

Heywooo gengss..

Aku mohon maaf sebelumnya, aku ngerasa kayak PHP pas 2,7k view/read dan sekarang udah 3,21k viewers, aku mohon maaf sekali lagi.

Real life yang minta dibelai membuatku harus menengok dia, dan menyebabkan kalau ini bakal aku simpan dulu...

Maapkeun gengs :(

Happy reading...

********

"Kebaikan hati itu tak bisa diukur. Karena mulut orang berbeda-beda berikut pemikirannya."

~Yuki~

*******

Dan....

Tinju Arvano melayang dan mengenai..

Angin.

Karena, Yuki sudah berjongkok dan memegang lututnya.

Dean, Dominic, serta Alza terkejut dengan apa yang dilakukan Yuki. Begitu pula Arvano setelah ia sadar apa yang terjadi.

"Beres. Tali sepatu kamu lepas, jadi aku ikat. Lain kali, ikat dulu tali sepatu kamu biar gak jatuh." Yuki tersenyum sambil merapihkan tali sepatu Arvano.

Semua yang ada di sana tidak membalas ucapan Yuki. Semua terkejut, tidak bisa berkata apa-apa.

"Kenapa lo ngelakuin itu?" tanya Arvano.

Yuki merapihkan rambutnya sebelum menjawab, "Karena aku gemas ngeliat tali sepatu itu. Terus, tubuh aku kayak gerak sendiri."

Setelah itu, Yuki menepuk bahu Arvano. "Jangan malak lagi, dan liat tali sepatumu itu ya."

Semua melongo. Cewek di depan Arvano ini kok begini sikapnya?

Kyut!

"Ih, kenapa ekspresi kamu mirip sama adikku sih. Gemas!!" ucap Yuki antusias sambil mencubit pipi Arvano.

Dean dan Dominic melebarkan matanya. Baru kali ini mereka melihat orang lain yang memperlakukan Arvano seperti ini.

"Eh, Alza mana ya?" Rupanya Yuki baru sadar kalau ia tak melihat Alza.

Padahal Alza tak jauh di belakangnya.

"Aku mau ke temanku dulu ya, bye bye." Yuki melepas cubitannya dan berbalik mencari Alza

Namun, tangan Yuki ditarik oleh Arvano. Pelan, Arvano berlutut dan mengecup tangan Yuki.

Begitu pula dengan Dean dan Dominic yang ikut berlutut melihat sang bos atau sahabat mereka melakukan itu. Walaupun mereka tak tahu tujuannya.

"Eh, eh apa ini?" Yuki berucap panik karena tindakan tak bisa Arvano.

"Kita, gue dan yang lain ingin bersahabat dengan lu, ketua."

Alza mengerjapkan matanya. "Maksudnya apa?" gumam Alza sambil melihat kembali tingkah Arvano.

"Dengan ini gue bersumpah. Gue bakal selalu setia di sisi ketua. Ketua akan jadi pemimpin geng kami."

Yuki menggelengkan kepalanya, lalu menuntun Arvano berdiri. Kemudian, ia memegang bahu Arvano.

"Daripada jadi ketua, mending kita bersahabat saja ya. Tapi, aku gak suka kalau kamu suka malak! Gak boleh!"

Arvano mengangguk. "Iya, ketua eh kak." Lalu, ia memberi penghormatan seperti sedang upacara.

Dean mendekati Yuki dan menyalaminya. "Kak, gue Dean. Salam kenal!"

YukiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang