Hellowww gengss!!
Udah lama gak update cerita lagi nih aku 🤭🤭
Maapkeun ya, otak saya kudu istirahat dulu yaaa, makanya lama up-nya ehehe...
Sekalian untuk menghilangkan kepenatan tugas, jadi ngetik lagi deh..
Happy reading...
******
"Jika kamu disuruh memilih, apakah kamu mau kembali tersakiti atau pergi dengan angan-angan kebahagiaan semu?"
~Someone
******
"Yuki."
Yuki menoleh ke kanan ketika mendengar ada suara yang memanggilnya.
Di sana, Alza sedang menatapnya marah. Mungkin itu yang bisa Yuki definisikan ketika tatapan mereka bertemu.
Alza berjalan dengan langkah cepatnya, dan tanpa aba-aba ia memegang bahu Yuki dengan kuat hingga Yuki kesakitan.
"KENAPA KAMU KEMBALI YUKI!?" Bentak Alza seraya meremas bahu Yuki.
Rasanya bahu itu akan hancur kalau Alza sedikit lagi menguatkan tenaganya.
"Apa kamu mau membuatku gila lagi!?" tanya Alza sembari mendorong Yuki.
"Kenapa kamu kembali tanpa penjelasan Yuki?"
"Kenapa, kamu terlihat seperti baik-baik saja pada saat kita bertemu lagi?"
Deg!
Alza sudah mengingat semuanya. Hal ini lah yang Yuki takutkan.
Ia takut, Alza akan marah. Dan ternyata benar, dia memang marah.
"Kamu tahu kan? Aku sangat mencintaimu!" teriak Alza dengan mata yang memerah.
Yuki melihat mata itu. Mata itu tersirat penuh dengan kesakitan.
"KENAPA KAMU MENINGGALKAN AKU, YUKI!" Air mata Alza jatuh, dan Yuki merasa sesak melihatnya.
"Padahal, aku sudah menyiapkan pesta pernikahan kita, tapi," ucapnya menggantung.
"Kenapa kamu pergi di saat aku mau membuktikan itu?" lirih Alza. Sangat pelan, tetapi Yuki masih bisa mendengarkan.
Deg!
"Za," ucap Yuki seraya mendekati Alza dengan pelan.
Tangan Yuki hendak menggapai lengan Alza, tetapi Alza malah menatapnya marah
"CUKUP!"
"Gak usah ngedeketin gue lagi." Alza mundur perlahan, matanya memerah.
Bahkan Yuki bisa merasakan kegetiran, kepedihan, dan kemarahan Alza.
Pria itu sangat mencintainya.
Sayangnya, Yuki telah mengecewakan pria ini.
"Untuk selamanya."
*******
"TIDAK!"
Yuki terbangun dengan napas memburu. Keringat sudah membasahi tubuhnya. Seakan-akan dia habis berlari maraton.
"Mimpi?" gumam Yuki seraya melihat ke arah sekitarnya yang ternyata adalah kamarnya.
Dan air mata Yuki meluncur dengan deras. Rasanya sesak dan pahit.
Bagaimana kalau misalnya mimpinya menjadi kenyataan?
Apakah Yuki akan mendapatkan karma?
Karma karena telah meninggalkan Alza?
Karma karena membuat Alza menjadi depresi?
"KAKAK!" teriak Radit begitu ia membuka pintu kamar Yuki.
Radit yang mau mengajak kakaknya sarapan terkejut melihat kakaknya menangis sesenggukan.
"Kenapa?" tanya Radit sambil memeluk kakaknya.
Yuki tidak menjawab. Ia hanya membalas pelukan Radit dengan erat.
Kenapa ia merasa sesak sekali?
Apa karena Alza sudah membuatnya jatuh terlalu dalam?
********
"Gue gak bakal biarin lo merusak kebahagiaan Yuki, lagi."
Bagas menatap wanita yang duduk di sebrang kursinya dengan tajam.
Suasana kafe yang sepi membuat obrolan mereka semakin panas.
"Kenapa? Gue kan berhak atas Alza. Dia calon suami gue," balas wanita itu dengan angkuh.
"Gue bebasin lo karena wasiat ortu lo yang mati bunuh diri di penjara!" bentak Bagas.
Namun, wanita itu hanya menatap Bagas dengan sinis sambil meniup kuku jarinya.
"Gak usah diperjelas juga gue udah tau, sepupu gue tersayang."
Bagas hanya bisa menghela napas melihat kelakuan wanita gila di depannya sekarang.
"Andai gue bisa memutuskan tali keluarga ini, gue putusin dah dari dulu," ucap Bagas tanpa beban.
Wanita itu hanya tersenyum angkuh. "Adik lo bakalan mati kalau lo sampai ngelakuin itu."
Bagas langsung mencengkram kerah baju wanita itu. "JANGAN MACEM-MACEM SAMA ADIK GUE!"
Setelah itu, cengkraman Bagas terlepas dan Bagas hanya menunjuk pintu kafe pertanda mengusir.
"Oke, gue pergi. Tapi, jangan salahin gue kalau misalnya adik lo atau cewek yang lo cintai sudah tidak bernyawa."
Bagas menggeram marah, tetapi ia hanya bisa menahannya. Tangannya terlalu suci untuk dikotori dwngan dengan darah wanita itu.
"Lyssa!"
******
Maapkeun pendek, maklum baru menulis lagi, menyesuaikan dulu sama ritme penulisan kemarenn..
Don't forget to vote comment and share yaaaaaa
See you 😉😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Yuki
RomansaSequel Alza, baca Alza dulu biar paham "Ketika kembali, hati sudah tak sama lagi." ****** Aku tahu kalau ini hanyalah sebuah kesalahpahaman belaka. Aku sangat tahu akan hal itu. Namun, aku tidak membenarkan kesalahpahaman itu. Karena aku takut, jika...