"Hosh hosh hosh"
Seorang pria terlihat sedang berlari ke sana kemari tanpa arah. Pria itu mengedarkan pandangannya ke segala penjuru, berharap menemukan benda yang ia cari sedari tadi. Peluh keringat telah memenuhi wajah putih nan tampan miliknya.
"Marvel? Sedang apa kamu di sana nak?" Tegur Bella lembut sambil menuruni tangga dengan anggun. Walau usianya sudah menginjak angka 4, Bella tetap tampak fit dan anggun.
Niat hati ingin turun ke dapur untuk mengambil air minum untuk suami dan dirinya, malah tertunda ketika melihat si kembar bungsu yang terlihat kalang kabut di ruang tamu.
Ada-ada saja anak ini Batin Bella sambil berjalan mendekati Marvel.
Gemas rasanya melihat anaknya yang menghiraukan pertanyaannya dan masih tetap berjalan ke sana kemari tanpa tujuan yang jelas.
Di tepuknya pundak milik Marvel dan di rasakannya tubuh Marvel menegang. Hal itu sontak membuat Bella mengernyit bingung.
Ada apa dengan Marvel? Kenapa badannya menegang? Padahal hanya ku tepuk saja pundaknya itu pun tidak terlalu keras.
Butuh waktu 5 detik bagi Marvel untuk mengumpulkan keberaniannya untuk menoleh dan melihat siapa yang menepuk pundaknya.
"M-Max.." ucap Marvel gagap sambil menutup mata menoleh ke belakang. Dirinya tak siap melihat tatapan tajam milik Maximilan. Entah kenapa ia merasa Maxie lah yang menepuk pundaknya barusan.
Hening.
Tak ada jawaban.
Dan itu membuat Marvel semakin yakin bahwa orang itu adalah Maximilan, kakak kembarnya.
Bella yang awalnya bingung kini mengerti. Dan dirinya tidak bisa menahan tawanya lebih lama lagi.
"Mmphh...HAHAHAHA", meledaklah tawa Bella. Saking lucunya Bella bahkan memegangi perutnya yang mulai terasa sakit akibat terlalu banyak tertawa.
Mendengar suara tawa yang sangat di kenalnya itu, Marvel reflek menengok kebelakang dan shock melihat orang itu.
Ekpresi shock Marvel malah membuat Bella semakin tertawa terbahak-bahak. "HAH..HAHA..HAHAHAA", tawa Bella tersenggal-senggal sambil sesekali menyeka air matanya.
"MOMMYYY!!" Pekik Marvel kesal. Bibirnya mencebik dan cemberut. Sebisa mungkin menyembunyikan rasa malu yang menguasainya.
Butuh waktu sekitar 10 menit bagi Bella untuk menguasai dirinya lagi. Namun, sesekali masih terdengar suara tawa ibunda tercintanya yang membuat Marvel memutar matanya kesal.
Kesal karena di kerjain oleh Mommy nya sendiri. Tidak tahukah nyonya Maxwell yang terhormat itu jika kakaknya Maximilan Adexe Maxwell adalah sosok yang dingin dan tidak dapat di ajak bercanda?!
Nyawanya ini taruhannya bok!
Ok, katakanlah Marvel lebay tapi itu adalah pesan yang di tangkap oleh Marvel ketika dirinya menerima titah paduka raja Maximilan.
Tidak dapat kunci cadangan kamar Valerya sama dengan nyawanya taruhannya.
GLEP! Membayangkan hal itu saja sudah mengerikan apalagi jika itu benar-benar terjadi??! Batin Marvel bergidik ngeri.
Melihat wajah murung Marvel membuat Bella tidak tega. Mau bagaimana pun juga Marvel adalah anaknya dan dia selaku orang tua Marvel harus bisa berlaku selayaknya orang tua kepada anaknya, menjadi sandaran anak-anaknya dan mendukung sekaligus membimbing langkah mereka.
"Mar-"
"SAYANGG?! DIMANA KAMU??! KENAPA LAMA SEKALI??!"
"SAYANGG??!" Panggil Benedict sekali lagi.
Ucapan Bella terpotong oleh teriakan Benedict yang mencarinya seperti orang hilang.
Ya ampun baru aku tinggal 10 menit aja sudah seperti ini apalagi kalau aku tinggal seminggu??! Bisa di laporin ke polisi kali sebagai orang hilang. Hufft..
"Sayang, aku ada di sin-"
"MARVEL ALVARO MAXWELL DIMANA KAU??! CEPAT KEMARI SEKARANG JUGA! AKU HITUNG SAMPAI 5 DAN JIKA KAU BELUM KEMBALI JUGA DI HITUNGAN KE 5 KAU TAHU APA AKIBATNYA!"
Teriakan Maxime yang menggema membuat semua orang di ruang tamu termasuk Benedict yang sedang menuruni tangga shock.
Bella menggeleng-gelengkan kepalanya, tidak ayah tidak anak sama saja kelakuannya. Ucapannya kembali terpotong... lagi.
"Ada apa dengan anakmu itu sayang??"
"A-aku juga tidak tahu. Baru saja aku ingin mengobrol dengan Marvel kau sudah memanggilku dan sekarang si sulung teriak-teriak juga," ucap Bella sambil menghela napas.
"Marvel sebenarnya apa yang terj-"
"FIVE!"
"FOUR!"
"DAD PLEASE HELP ME!" Ucap Marvel memelas meminta pertolongan Daddy nya.
Melihat wajah Marvel yang nelangsa membuat Benedict iba. Entah masalah apa yang di buat si bungsu kembar yang membuat si sulung Maxime marah.
"Marvel, jelaskan dulu apa masalahnya baru Daddy bisa bantu-"
"THREE!"
"DIMANAKUNCICADANGANKAMAR VALERYADAD??" Tanya Marvel dengan cepat, karena tiap detik sangat berharga untuk kelangsungan hidupnya. Maxime tidak pernah main-main dengan ucapannya.
"TWO!"
"MARVEL I GIVE YOU ONE MORE SEC, GET YOUR ASS BACK AND COME HERE THIS INSTANT NOW!"
"DAD WHERE IS IT??! TELL ME NOW! CAN'T YOU HEAR HIM?? I ONLY HAVE 1 SEC LEFT!! WHICH IS NOW!!!" ujar Marvel frustasi.
"Kunci kamar Valerya kan ada di kamarmu dan Maxime, boy" ucap Benedict santai.
Marvel melongo mendengar ucapan Daddy nya yang kelewat santai itu. Tak tahukah Daddy nya itu jika nyawanya sekarang sedang jadi taruhannya??!
"DAD I'M SERIOUSSS!!" Ucap Marvel frustasi.
"Chill son! Hahaha"
Ingin sekali Marvel memutar bola mata nya jika tidak ingat bahwa orang di hadapannya ini adalah Daddy nya.
"Sayang..." Ucap Bella memeringati keusilan suaminya yang tidak tahu tempat dan waktu.
"Er..erhmm.." deham Benedict, "Kunci cadangan kamar Valerya memang ada di kamarmu dan Maxime. Mungkin kalian tidak ingat, tetapi dulu kalian begitu kekeh ingin menyimpan kunci itu di kamar kalian masing-masing. Kalian berkata agar mudah untuk menjaga dan memantau Valerya jika Valerya ingin mengambil atau memakan sesuatu," Jelas Benedict yang di benarkan juga oleh Bella.
Marvello mendengar penjelasan Benedict dengan sesakma hingga menyadari satu hal.
Kalau begitu, dimana letak kunci itu sekarang?
"Daddy tidak tahu dimana kalian menaruh kunci itu karena kalian sendiri yang tidak mau memberitahukannya kepada kami. Ya kan Mom?" Ujar Benedict seakan membaca pikiran Marvel. Bella juga mengangguk lagi mengiyakan perkataan suaminya.
Semakin pusinglah kepala Marvel secara dirinya maupun Maxime tidak mengingat hal itu sama sekali.
Hello darkness my old friend.. Batin Marvel pasrah sambil melangkah menuju kamar Valerya.
TO BE CONTINUED
.
.
.
.
.
.
Jangan lupa klik 🌟 dan comment yaa!Also, don't forget to share MINE to your friend :)
Happy reading!
Thanks for reading Mine!
KAMU SEDANG MEMBACA
MINE (VALERYA MAXWELL)
Romans"You're mine and only MINE" -Alexandrove Zachary Wesley Alexandrove Zachary Wesley (25), siapa yang tidak mengenalnya? Di usianya yang masih terbilang muda sudah menjadi CEO sekaligus seorang pewaris kerajaan Wesley Corp. yang bergerak di ber...