7. Alasan

1.7K 407 73
                                        

--------------------------------------------------

Sorry for typos and happy reading.

--------------------------------------------------

- Bagian 7 -

Kim Myungsoo meninggalkan Suzy di kursi itu tanpa berbalik ke belakang sedikit pun, pria itu melangkah lebar menuju gedung tempat ia bekerja lalu berbelok menuju pintu masuk utama. Namun, dia tak segera melewati pintu besar itu melainkan menyandarkan dirinya di dinding pada sisi lain pintu, menghela napas sembari memijit pelipisnya sendiri.

Untuk beberapa saat ia mempertahankan posisi, sampai akhirnya sepuluh menit kemudian dia menekuk kedua lutut. Berjongkok dengan punggung masih bersandar pada dinding.

"Myungsoo." Suara Yi Kyung terdengar, Myungsoo yang jelas mengenali suara itu memilih untuk tidak melirik. Malah mengusap tengkuknya sendiri berulang.

"Myungsoo." Panggil Yi Kyung lagi, berdiri di depan rekan kerjanya yang sekarang berjongkok tidak jauh dari pintu utama. Myungsoo akhirnya mendongak, mengulurkan tangan kanannya sembari berucap― "kau punya rokok?"

Yi Kyung memandang Myungsoo lekat dengan tangan yang merogoh saku dalam mantelnya, "ini rokok kedua yang kau isap hari ini, kenapa? Terjadi sesuatu?" dia memberikan Myungsoo sebatang rokok.

Yi Kyung sudah mengenal Myungsoo cukup lama, sejak mereka masih sama-sama berada di akademi kepolisian. Pria Kim itu bukan perokok yang aktif, dia hanya sesekali menyesapnya ketika sedang banyak pikiran dan tidak ada banyak hal yang membuat pikiran pria Kim itu terganggu.

Myungsoo tak menjawab, malah mengapit batang rokok dengan kedua bibirnya. Pria itu kembali mengulurkan tangan, meminta pemantik.

"Haruskah kau merokok di sini?" Decih Yi Kyung, walaupun demikian dia tetap memberikan Myungsoo pemantik. Membiarkan pria itu menyalakan rokok lalu menyesapnya dalam, menghempuskan asap bersamaan dengan helaan napas lelah membuat Yi Kyung semakin yakin bahwa ada sesuatu yang menganggu sang pria.

Namun, dia tak tau apa dan juga tak berani bertanya. Myungsoo tak akan bercerita, begitulah sang pria. Memendam semuanya sendiri.

Only You

Suzy mengupas apel malam-malam, berada di dapur sendirian dalam diam sampai akhirnya suara langkah kaki tertangkap indera pendengarannya. Saat dia mengangkat kepala, dapat ia lihat kakak tertuanya datang mendekat. Bae Woo Jin.

"Kenapa? Kau tidak bisa tidur?" Tanya pria yang bekerja sebagai dosen hukum tersebut, walaupun dia sangat populer dikalangan wanita, tapi dia belum menikah. Belum mau saja jawabnya setiap kali ditanya.

Suzy mengangguk, "oppa juga?" mata wanita Bae itu mengikuti pergerakan sang kakak lelaki. Woo Jin membuka kulkas, meraih teko air dari dalam sana kemudian menuang isinya ke dalam gelas. Dia meletakkan kembali teko ke tempat semula, dan dengan gelas berisi air pria itu mendekati meja makan. Duduk di depan Suzy sembari mengangkat gelas minum.

"Hanya haus." Ucapnya dengan senyuman, "apa yang membuatmu tidak bisa tidur, hem?" Tanya sang pria lagi, kali ini meneguk minumannya sembari menatap Suzy yang telah selesai dengan kulit apel.

"Aku hanya sedang memikirkan sesuatu?"

"Sesuatu? Apa?"

Suzy tak menjawab, mengunyah potongan apel dengan senyuman kecil.

"Tentang Myungsoo."

Kembali, Suzy tidak menjawab. Tidak membenarkan dan juga tidak menyangkal, walaupun demikian Woo Jin tau bahwa tebakannya benar adanya.

Only You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang