11. Aku Tau

1.5K 380 54
                                    

--------------------------------------------------

Sorry for typos and happy reading.

--------------------------------------------------

- Bagian 11 -

Masih di kursi dekat mesin minum otomatis itu, Suzy menghela napas berulang kali. Dia menghapus semua sisa air mata yang tadinya membahasi pipi, dia tak ingin menangis sebenarnya, tapi cairan bening itu mengalir dengan sendirinya. Tak bisa dikontrol dan itu membuat ia tampak jauh lebih menyedihkan.

"Dengan siapa kau pulang?"

Kepala Suzy mendongak, mendapati pria yang tadi meninggalkannya berada di hadapan. Berdiri dengan kedua tangan di saku jaket berwarna hitam tersebut. Suzy tak tau kapan pria itu kembali, dia tak mendengar suara-suara. Entah karena Myungsoo berjalan mendekat tanpa suara atau karena dia terlalu sibuk dengan pikirannya sendiri sampai tidak sadar sang pria kembali ke sisinya.

"Kenapa kau masih di sini dan bukannya pulang?"

Suzy masih diam, mencerna apakah pria dihadapannya sekarang ini adalah nyata atau hanya ilusinya saja.

"Hei, gadis kecil."

Suzy merenggut tak senang dengan panggilan itu. Sekarang dia yakin seratus persen bahwa yang berdiri dihadapannya adalah Myungsoo yang asli dan bukannya Myungsoo yang pikirannya ciptakan. Yang memanggilnya gadis kecil hanya Myungsoo yang asli. Menyebalkan.

"Kenapa?" Suzy kembali mendongak, membalas tatapan Myungsoo dengan kedua matanya yang semakin membulat seakan menantang.

Myungsoo menghela napas, mengeluarkan salah satu tangannya dari saku jaket hanya untuk menggaruk pipinya yang tidak gatal. "Siapa yang akan menjemputmu? Woo Jin? Minki? Dong Ha?" Tanyanya, masih terus menggaruk pipinya membuat Suzy risih.

"Tidak ada satupun dari mereka."

"Lalu bagaimana kau pulang?"

Suzy diam dengan bibir yang ia kerucutkan. Dia terlalu kesal tadi hingga lupa menggabari salah satu kakak lelakinya untuk menjemput. Seharusnya Hee Ryung yang akan mengantarnya pulang seperti yang wanita itu janjikan pada Woo Jin, tapi hari sudah terlalu larut bagi Suzy untuk menelepon wanita itu dan memintanya untuk mengantar pulang.

"Sudah terlalu larut untuk naik bus dan kau tidak berani naik taksi." Kali ini Myungsoo tidak menggaruk pipinya melainkan tengkuknya, Suzy seketika terpikirkan suatu kemungkinan― apakah Myungsoo tidak mandi untuk beberapa hari?

"Bagaimana kau akan pulang?" Myungsoo kembali bertanya.

"Aku tidak tau."

"Kau mau tidur di sini? Di kursi ini?"

"Aku tidak tau."

"Hubungi orang rumahmu dan minta mereka menjemput, jangan hanya duduk di depan sini. Hanya karena dekat kantor polisi bukan berarti tidak mungkin terjadi sesuatu yang buruk." Suzy mengerling kesal ke arah Myungsoo yang datang-datang mengomel pada dirinya yang sedang dalam suasana hati yang buruk.

"Detektif Kim, kau ini sangat tidak peka." Suzy menendang kaki Myungsoo dengan kakinya tapi pria itu tidak meringis sama sekali.

Myungsoo melihat ke arah kakinya yang baru saja Suzy tendang kemudian pria itu menghela napas, "karena sudah terlalu larut aku akan mengantarmu pulang."

"Tidak per― apa?" Pupil mata Suzy melebar, dia awalnya tidak terlalu menangkap maksud kalimat Myungsoo.

"Aku akan mengantarku pulang."

Only You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang