5. Gadis Aneh

1.6K 371 32
                                        

--------------------------------------------------

Sorry for typos and happy reading.

--------------------------------------------------

- Bagian 5 -

Selama tiga puluh satu tahun hidupnya, Myungsoo sudah bertemu dengan berbagai macam jenis orang. Meskipun hidupnya lebih banyak ia habiskan di tempat kerja― Kepolisian Metropolitan Seoul Divisi Narkotika, tetap saja dia sudah banyak bertemu dengan wanita.

Walaupun demikian, tidak ada satupun wanita yang ia temui tersebut menyerupai Suzy. Wanita bermarga Bae yang mulai ia kenal sejak usianya masih belasan itu sungguh berbeda, malah terkesan aneh.

"Tampaknya tidak banyak kasus akhir-akhir ini, mau pergi jalan-jalan bersamaku sebagai gantinya?"

Myungsoo melirik ke arah wanita Bae itu lalu menghela napas. "Aku punya banyak pekerjaan." Timpalnya sembari membuka kaleng minuman lalu meneguk isi kaleng tersebut tanpa menawarkan pada orang sebelah.

"Ey, jangan bohong detektif. Aku tau divisi kalian tidak sedang punya banyak kerjaan." Kembali, Myungsoo menghela napas. Sudah dia bilang sebelumnya bukan? Bahwa wanita ini aneh. Seberapa kuatpun dia menolak, Suzy tidak akan menjauh. Sudah bertahun-tahun berlalu dan sang wanita masih tetap demikian. Dia menempeli Myungsoo seakan tak pernah bosan.

"Bagaimana? Mau pergi jalan-jalan denganku?" Bukan Suzy namanya jika tidak keras kepala, penolakan demi penolakan tidak akan membuatnya menyerah. Yang ada, wanita itu akan semakin gencar.

"Kau tau jawabannya."

"Apa? Aku tidak tau."

Myungsoo akhirnya sungguh-sungguh melirik, Suzy hanya mengedipkan matanya berulang dengan wajah polos. "Jawabanku masih sama seperti yang sebelum-sebelumnya, aku tidak mau." Jawab Myungsoo penuh penekanan, meneguk hingga habis isi kaleng lalu membuang benda itu ke arah tong sampah. Dia buru-buru berdiri guna menjauh dari Suzy. Satu hal yang membuat Myungsoo heran, bagaimana Suzy bisa datang ke tempat kerjanya setiap hari?

Memangnya dia tak punya pekerjaan apa?― batin sang pria, dengan dengusan.

Only You

"Yak, Bae Suzy! Berhentilah menjadi gadis aneh di sekeliling pria itu. Siapapun akan risih tau, orang yang melihat saja akan risih." Suzy mengerucutkan bibirnya dengan wajah sedih, Hee Ryung selalu bicara semaunya. Kadang terkesan kasar, namun apa yang ia katakan selalu benar adanya. Suzy harus mengakui itu.

"Kenapa tidak ada satupun orang yang mendukung kisah cintaku?" Rajuk Suzy lagi, semakin mengerucutkan bibirnya. Hee Ryung yang melihat itu menggelengkan kepala.

"Kau bilang Woo Jin oppa setuju."

"Ah!" Suzy bertepuk tangan, "kau benar. Woo Jin oppa mendukungku dengan detektif Kim. Hem, hanya Woo Jin oppa saja yang mengerti diriku." Wanita itu menangkup kedua tangan di depan dada. Bae Woo Jin memang yang terbaik dibanding kakak lelakinya yang lain.

Hee Ryung menggelengkan kepala, "jadi? Dia menolak ajakan jalanmu lagi?" Raut wajah semuringah Suzy kembali meredup, wanita itu mencebik. Menganggukkan kepala berulang.

"Itu penolakan yang keberapa ratus ya? Apa sudah sampai seribu sekarang?" Sindir Hee Ryung, sejujurnya dia tak setuju Suzy menyukai Myungsoo. Bagaimanapun juga, Suzy itu punya segalanya, kenapa juga dia memilih pria seperti Myungsoo yang bekerja sebagai detektif. Gaji mereka kecil.

Only You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang