15. Kesepakatan

1.8K 337 44
                                    

--------------------------------------------------

Sorry for typos and happy reading.

--------------------------------------------------

- Bagian 15 -

"Jadi― kau datang ke sini hanya untuk bertanya kenapa aku memelukmu malam itu?"

Myungsoo dan Suzy masih berpelukan, itu karena sang wanita Bae enggan menjauh walaupun Myungsoo sudah menyuruhnya untuk melepaskan lilitan tangan dan juga kaki. Namun, bukan Suzy namanya jika dia tidak bertindak sesuka hati.

"Itu hanya salah satu alasan."

"Salah satu?"

Suzy mengangguk berulang membuat dagunya mengenai bahu Myungsoo, hal itu malah membuatnya terkekeh senang. "Alasan utamanya, aku ingin melihat wajahmu." Jujur sang wanita, semakin terkekeh di posisi. Kali ini bukan karena senang melainkan karena malu.

"Karena sudah melihatku, bukankah sekarang saatnya kau pulang?"

Lilitan tangan Suzy di leher sang pria terlepas, "kau mengusirku?" ia bertanya dengan kedua mata mengerling.

"Iya, aku harus pergi bekerja sekarang." Myungsoo menjawab jujur, dia memang harus kembali ke tempat kerja setelah menghilang sejak pagi.

"Sekarang?"

Myungsoo mengangguk.

"Tidak bisakah kau tinggal lebih lama?"

Kali ini Myungsoo tak menjawab, dia hanya menatap mata Suzy dalam-dalam dan entah bagaimana wanita Bae itu seperti mengerti karena dia langsung memisahkan diri dari sang pria dengan melepaskan pelukan.

"Lantas, kapan kita akan bertemu lagi?"

"Pertanyaan macam apa itu?" Myungsoo bangkit setelah Suzy benar-benar memisahkan diri dari dirinya. "Bukankah setiap hari kita bertemu?" Ucapnya lagi, semakin menjauhi Suzy demi menghampiri kulkas dan mengambil sebotol air. Pria itu minum dengan santai. Sedangkan Suzy bergerak mendekat.

"Apakah aku boleh bilang dengan yang lain bahwa kita pacaran?" Myungsoo langsung tersedak.

"Apa?"

Suzy mengangkat bahu acuh, "aku bilang, apakah aku boleh bilang dengan yang lain bahwa kita sekarang adalah sepasang kekasih." Ulangnya lagi, masih santai. Padahal Myungsoo sedang melotot ke arahnya.

"Soal itu." Seketika Myungsoo salah tingkah, dia tidak bisa membayangkan bagaimana reaksi yang lainnya jika tau bahwa dia tak lagi menjauhi Suzy melainkan menjadi kekasih wanita itu. Myungsoo menghela napas.

"Suzy kemarilah." Mengakhiri kegiatannya di depan kulkas, Myungsoo bergerak mendekati sofa dengan tangan Suzy yang ia tarik pelan. Pria itu mendudukkan Suzy di sofa, menempatkan dirinya di sebelah wanita itu sembari memasang wajah serius. Dia menatap Suzy dalam-dalam.

"Tentang hubungan ini, bisakah kita merahasiakannya dulu?" Dia bertanya dengan nada tenang, namun sorot matanya menjelaskan banyak hal. Bahwa dia gugup dan juga berhati-hati. Tentu, dia takut Suzy terluka dengan kalimat itu.

"Kenapa?" Sejujurnya, Suzy tau alasan dibalik permintaan Myungsoo itu.

Myungsoo menunduk singkat, kembali menatap Suzy setelah menghela napas singkat. "Aku tak ingin kau terluka nantinya, bagaimanapun juga, kakak-kakakmu tidak menyukaiku, aku takut mereka akan―"

"Aku tau." Suzy memotong cepat kalimat Myungsoo, mengangguk berulang dengan senyuman tipis. Seperti yang ia duga, alasan yang Myungsoo ungkapkan sama dengan apa yang ia pikirkan.

Only You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang