12. Kebenaran

1.6K 392 42
                                    

--------------------------------------------------

Sorry for typos and happy reading.

--------------------------------------------------

- Bagian 12 -

Suzy dapat merasakannya, bahwa Woo Jin sangat menyayangi dirinya lebih dari dua kakak lelakinya yang lain. Terkadang Suzy merasa rasa sayang Woo Jin pada dirinya lebih besar dari pada rasa sayang kedua orangtuanya. Dia tak dapat menjelaskan hal itu dengan kata-kata, tapi dia bisa merasakannya.

Minki pernah bercerita, tentang tragedi yang menimpa Suzy di masa lalu. Ketika ia diculik, Woo Jin adalah orang yang paling panik dan paling sensitif dibandingkan dengan anggota keluarga yang lain. Menit demi menit dia lalui dengan rasa khawatir yang berlebihan. Semuanya mengerti karena lahirnya Suzy di keluarga Bae adalah hal yang paling membuat Woo Jin bahagia.

Sedari awal ketika ayah dan ibunya berencana memiliki anak lagi, Woo Jin menginginkan adik perempuan. Namun sayang, adik yang ia dapatkan malah berjenis kelamin lelaki, yaitu Bae Minki. Yang kedua masih lelaki, Bae Dong Ha. Akhirnya― setelah Dong Ha berumur tujuh tahun, ibu mereka hamil lagi dan melahirkan Suzy.

Perempuan.

Seperti yang Woo Jin harapkan.

"Bagi Woo Jin, Suzy adalah miliknya. Berlian yang selama ini ia inginkan."

Begitulah candaan Young Chul di rumah ketika para kerabat datang dan melihat bagaimana posesifnya Woo Jin pada Suzy. Tak ada yang boleh jahat pada adik perempuannya. Dia adalah pelindung yang dapat diandalkan.

"Oppa, bukankah Myungsoo oppa sangat keren? Dia tampan, tinggi dan juga pintar. Aku ingin menikah dengannya jika kami besar nanti." Suzy yang masih berusia delapan tahun saat itu sangat terpesona pada Myungsoo, cinta pada pandangan pertama― itulah yang dia katakan.

"Menikah?" Woo Jin yang saat itu sedang belajar menghentikan coretan pena di atas buku pelajarannya, dia melihat ke arah sang adik kecil lalu menyipitkan kedua mata. "Apakah kau tau apa artinya menikah?" Suzy kecil mengangguk-angguk dengan wajah polos.

"Tinggal bersama seperti ayah dan ibu. Ayah bilang itu namanya menikah dan ibu bilang itu namanya cinta."

"Kau tau apa itu cinta?"

Suzy diam, mengedipkan matanya berulang dengan wajah berfikir. Dia tak tau persis apa itu cinta. Yang ia ketahui adalah anggota keluarganya sering memanggilnya cintaku, cintaku dan sepertinya itu memiliki arti yang sangat indah.

"Pokoknya aku mau menikah dengan Myungsoo oppa."

"Lalu bagaimana dengan oppa?" Rajuk Woo Jin, awalnya bercanda.

"Oppa tidak boleh ikut. Hanya boleh dua. Aku dan Myungsoo oppa." jawab Suzy, serius.

"Kau akan meninggalkan oppa?"

"Heoh!" Suzy mengangguk dengan berbinar, "besok aku akan pergi main ke rumah Myungsoo oppa lagi. Yeay! Yeay!" gadis kecil itu melangkah menjauh sembari meloncat-loncat khas anak delapan tahun.

Ya― semenjak kenal keluarga Kim dan dekat dengan Kim Myungsoo, Suzy jadi lebih banyak menghabiskan waktu di rumah pria itu. Tak lagi ingat bahwa teman mainnya selama ini adalah Woo Jin. Suzy akan menangis jika Woo Jin melarangnya pergi dan akan sangat marah ketika Woo Jin bilang akan ikut.

Intinya, Suzy mengabaikan Woo Jin setelah kenal Myungsoo.

Pria itu marah.

Dia merasa seperti miliknya diambil saat dia bahkan belum siap. Apa lagi orang yang mungkin akan mengambil adiknya adalah seseorang seperti Myungsoo. Fakta itu membuatnya semakin marah.

Only You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang