Chapter Delapan || Tidak Ada Harapan.

1.3K 63 1
                                    

Selamat Membaca
Cerita Halu.

Jangan lupa vote dan komentar.

•••
Berulang kali disakiti, tapi hati masih tetap ingin berharap lagi.

-Adriella

•••

Pagi ini adriella kembali bersekolah seperti biasa, ia terlihat semangat, berjalan menyusuri koridor dengan langkah kecilnya, angin pagi ini begitu terasa, hingga rambut adriella sedikit tertiup oleh angin.

Adriella membalas sapaan setiap orang yang menyapanya, tentunya dengan sebuah senyum ciri khas yang di miliki oleh adriella.

Terlihat dari tempat adriella berdiri sekarang di depan kelas XI IPA 3 sudah ada alano bersama teman temannya, adriella ingin putar balik, namun tidak ada jalan lain, karna kelas adriella berada paling pojok.

Adriella menghentikan jalannya, ia menghela nafasnya pelan, mencoba mengatur nafasnya agar terlihat biasa saja.

Adriella melangkahkan kakinya lagi, jarak nya dengan tempat alano dan teman temannya sudah dekat, degupan jantung adriella semakin berpacu kencang.

" Haii adriella " sapa yuki sambil menyengir.

" haii " adriella menghentikan langkahnya dan menatap yuki sambil tersenyum kaku juga.

" haii adrii " rayhan juga ikut menyapa.

" haii juga hehe " kata adriella yang lagi lagi tersenyum kaku karna ada al disana.

Dewa? Ah dia tidak ada disana, rasanya dia belum datang.

Adriella menoleh ke arah al, laki laki itu masih diam saja, tidak menyapanya, ia hanya memandang adriella datar.

Sudah di rasa cukup untuk basa basi akhirnya adriella berjalan kembali, saat sudah 5 langkah, langkah adriella terhenti.

" adriella " panggil alano.

Adriella masih diam di tempatnya, tubuhnya kaku. Jantungnya kembali berdegup kencang.

Alano menghampiri adriella, adriella menoleh ke sampingnya mendapatkan alano yang sedang menatapnya.

" eh, hai hehe " kata adriella dengan senyum kikuk.

" bisa kita bicara? " kata alano langsung tanpa membalas sapaan adriella.

" oh, itu anu gue.. " ucapan adriella terpotong.

" sebentar aja " kata alano yang memotong ucapan adriella.

" yaudah deh " adriella pasrah, mau tidak mau dia harus mengikuti omongan alano.

" yaudah, ikutin gue " kata alano yang langsung berbalik dan berjalan di depan adriella

Adriella pun berbalik, ia meninggalkan arah ke kelasnya, ia melewati yuki dan rayhan yang nampak heran melihat adriella berjalan mengikuti alano.

Alano menaiki beberapa tangga dengan cepat, adriella sampai kelelahan untuk mengikuti alano.

Sampai pada sebuah pintu, al membuka pintu tersebut dan langsung di sapa oleh tiupan angin yang sangat kencang, udara yang sangat bersahabat menurutnya.

HaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang