Chapter Lima || Prihatin Pada Perasaan Sendiri.

1.5K 69 0
                                    

Selamat Membaca
Cerita Halu.

Jangan lupa vote dan komentar.

•••
ayo menertawakan diri sendiri yang selalu hebat berpura pura baik baik saja padahal lagi hancur se hancur hancurnya.

-Adriella

•••

Pagi ini adriella berangkat ke sekolahnya tidak begitu semangat, ntalah badannya seolah sangat malas untuk di gerakan.

Adriella berjalan melewati koridor kelas yang cukup ramai, kepalanya ia tundukan ke bawah, ia begitu lesu dan tidak bersemangat.

" adriii " panggil seseorang dari belakang.

adriella tidak mengangkat kepalanya, ia masih tertunduk lesu dan terus berjalan.

Terdengar langkah kaki yang semakin mendekat, mencoba mensejajarkan langkah kakinya.

" lo sakit? " kata seseorang itu yang ternyata adalah dewa.

adriella mengangkat kepalanya, kemudian ia mencoba memaksakan senyumnya, ia menggeleng pelan.

" muka lo pucet gitu, ayo gue anter ke kelas " kata dewa yang langsung menarik pelan tangan adriella.

Namun langkah kaki mereka terhenti ketika sebuah suara perempuan yang memanggil nama dewa.

" dewaaa " teriak perempuan itu yang langsung berlari menghampiri dewa dan adriella.

Adriella masih tertunduk lesu ia tidak tertarik untuk melihat siapa yang memanggil dewa tadi, namun ketika perempuan itu menyebutkan nama alano, adriella langsung mengangkat kepalanya dan menatap perempuan itu.

" alano dimana wa? " kata perempuan tersebut.

itu adalah perempuan yang kemarin kemarin menghadang jalannya dan berniat untuk pamer, perempuan yang mengatakan dirinya lebih dari segalanya dan seolah tak ada satupun yang mengalahkannya.

" lo kira gua bakal ngintilin al terus gitu, gue ga tau. " kata dewa yang menatap datar perempuan tersebut.

perempuan itu sekilas melirik ke arah adriella, lalu memasang muka sinisnya dan kembali lagi menatap dewa.

" ck! Yaudah " ucapnya yang langsung pergi begitu saja.

Dewa yang menyadari bahwa adriella terlihat penasaran dengan wanita tersebut langsung mengajak adriella untuk jalan kembali.

" tadi itu alika, sahabat al " jelas dewa ketika sedang berjalan menelusuri koridor.

adriella hanya mengangguk anggukan kepalanya, bertanda bahwa ia faham.

" lo kayanya suka banget ya sama al? " tanya dewa.

Adriella hanya mengangguk anggukan kepalanya dengan begitu mantap, kemudian ia tersenyum ke arah dewa, senyum itu terlihat begitu lesu, tatapan mata adriella begitu sendu.

" tapi al gapernah suka sama gue " katanya yang langsung menatap lurus.

Ntah kenapa melihat adriella seperti ini membuat jantungnya merasakan sakit, dewa seperti ingin marah kepada al, betapa bodohnya al yang tidak menyadari bahwa adriella mencintainya dengan tulus.

HaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang