Chapter Tujuh || Biarkan Seperti ini Dulu.

1.4K 59 1
                                    

Selamat Membaca
Cerita Halu.

Jangan lupa vote dan komentar.

•••
Biarlah seperti ini dulu. aku hanya lelah, bukan menyerah.

-Adriella

•••

Adriella membuka matanya perlahan, sinar matahari begitu menyoroti kamarnya yang memang hanya di batasi oleh pintu kaca yang menghubungkan antara tempat tidur dan balkon kamarnya.

badannya terasa begitu lemas, ia belum sanggup untuk duduk, ia menatap langit kamarnya, rasanya ia tidur sudah terlalu lama.

Ceklek

Pintu kamar adriella terbuka, ternyata mamahnya yang masuk, mamhnya yang sadar bahwa adriella sudah bangun langsung menghampiri adriella.

" udah bangun sayang? " tanya abela.

Adriella tersenyum.

" udah mah, mamah ngga ke kantor? " tanya adriella.

" kamu lagi sakit masa mamah tinggal, gimana badan kamu sayang? Masih lemes? " tanya abela yang terlihat sangat khawatir.

" gapapa mah, adriella cuma kecapean aja, lemes sih iya tapi nanti juga fit lagi ko " kata adriella yang berupaya menenangkan mamahnya.

" kamu tidur dari kemarin siang sampe pagi ini baru bangun, mamah khawatir, kasian juga dewa semalem dia kesini lagi cuma mau liat keadaan kamu " jelas mamahnya.

" dewa kesini mah? " tanya adriella.

Mamahnya mengangguk, kemudia adriella sedikit berfikir, ia baru ingat ketika kemarin ia di antar pulang oleh dewa dan ia perlahan tertidur, hanya itu yang adriella ingat.

" mah harusnya mamah bangunin adri, kan adri mau sekolah " kata adriella.

" kamu lagi ga fit dri, jangan di paksain, kesehatan kamu lebih penting. " ucap abela yang berusaha menjelaskan agar anaknya mengerti.

•••

Al menikmati tiupan angin yang begitu terasa, ia sedang berada di rooftop, menurutnya ini adalah tempat favoritnya, nyaman dan tenang.

al dan teman temannya biasa ke rooftop, tidak ada siswa ataupun siswi lain yang mengetahui tempat ini, tidak banyak guru guru ataupun pengurus sekolah yang mengetahui tempat ini.

Ntahlah, dari kemarin al hanya ingin berada disini, hari ini pun ia tidak bersemangat mengikuti pelajaran.

Matanya memandang lurus, tatapannya kosong, tapi tidak dengan fikirannya. otaknya terus berputar keras tentang hal yang menurutnya mengganggu fikirannya, adriella.

Awalnya ia tidak begitu tertarik soal adriella, namun ia teringat kembali saat ia ingin mengembalikan ponsel adriella yang tertinggal.

Sebelum mengembalikan ponsel itu pada adriella, al sangat penasaran, ntahlah rasa penasaran itu datang dari mana, akhirnya al membuka ponsel adriella, tidak di pasword.

HaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang