Chapter Tiga || Pulang Bareng Dewa.

1.7K 74 4
                                    

Selamat Membaca
Cerita Halu.

Jangan lupa vote dan komentar.

•••
Ntahlah, niat tuhan menciptakan mu hanya untuk pamer atau bukan, yang jelas aku menyukaimu, meski aku tau, kau tak akan pernah perduli akan itu.

-Adriella

•••

Pagi ini adriella berangkat sekolah seperti biasa, ia sangat ceria pagi ini, karna kejadian semalam yang membuatnya seceria pagi ini.

Adriella berjalan melewati koridor sekolah, pagi ini ia menerima sapaan dari setiap orang yang menyapanya, ia hanya membalasnya disertai dengan senyuman.

" adriella ya? " panggil seseorang di depan ruang perpustakaan.

ia menatap ke arah suara yang memanggilnya barusan, ternyata seorang cewe dengan dua dayang dayangnya di belakang, perempuan itu berpakaian terlalu ngetat, lipstik yang sangat berlebihan untuk anak sekolah, dan rambut panjang yang di pirang.

" cih, masih cantikan gue ko " kata perempuan itu dengan pd nya ia menggibaskan rambutnya.

Adriella hanya tersenyum, seperti nya perempuan ini masih satu angkatan dengan dia.

" ga usah so manis lo, ga usah merasa lo menang disini, lo masih di bawah gue " kata perempuan itu lagi.

adriella sudah faham kemana alurnya perempuan ini berbicara, adriella masih tetap tersenyum.

" udah selesai ngomongnya? Kalo gitu gua duluan ya " ucap adriella yang langsung meninggalkan perempuan itu bersama dayang dayangnya.

" sok kecantikan, liat aja lo nanti " perempuan itu tersenyum sinis melihat punggung adriella yang semakin menjauh.

Kini, adriella sedang mengikuti pelajaran matematika, ia sangat jenuh dengan pelajaran ini. Sejujurnya, ia sangat tidak menyukai pelajaran matematika.

ia menatap ke arah luar jendela, ia masih memikirkan kejadian semalam saat alano ke rumahnya, ah sungguh bisa kah waktu di putar?

lamunan adriella terpudar saat mendengar suara yang sangat nyaring di telinga, membuat gendang telinga ingin pecah saja.

" adriella, ibu sedang menjelaskan tapi kamu malah melamun, lebih baik kamu keluar " ucap guru tersebut yang hampir teriak.

Adriella tidak membantah, ia malah senang atas keputusan guru itu, bukannya adriella nakal, hanya saja ia sangat tidak menyukai matematika, menurutnya itu membuat otaknya ingin meledak.

Adrilla memilih berjalan ke arah kantin, ia sangat lapar, kemudian beberapa saat ia sudah berada di kantin dan memesan makanan.

" bi, nasi goreng sama es teh manisnya satu ya bi " kata adriella.

" iya neng, tunggu sebentar ya " kata penjaga kantin tersebut.

Adriella memilih duduk di salah satu bangku tersebut, ia melihat sekitar kantin yang nampak sepi karna murid murid sedang melakukan aktivitas belajar mengajar.

Tak lama, pesanan nya pun datang. Adriella segera melahap nasi gorengnya, ntahlah padahal ini masih menunjukan pukul 09.35 dan tadi pagi ia sudah sarapan, tapi perutnya masih saja merasa kurang.

" makan pelan pelan dri " kata dewa yang tiba tiba datang menghampiri adriella.

" makan wa " tawar adriella pada dewa yang duduk di sampingnya.

HaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang