"Ada apa lagi? Setiap kali aku bertemu denganmu, wajahmu selalu masam. Apa kau begitu menderita dengan kehidupanmu sekarang? Sudah kubilang kau sebaiknya melupakan wanita itu! Ini sudah belasan tahun, Lee Donghae. Aku rasa wanita itu juga sudah menikah, punya anak, dan yang pasti sudah melupakanmu." Kata Lee Hyukjae panjang lebar sambil menyeringai.
"Itu tidak semudah yang kau katakan, berengsek!" Jawab Donghae geram. "Aku bahkan merasa hampir gila karenanya, jika bukan karena Jeno kurasa aku memang sudah gila sekarang."
"Aku tidak tahu lagi harus bilang apa, entah aku harus kasihan pada Jeno atau tidak." Hyukjae menggelengkan kepalanya prihatin.
Donghae yang menunduk langsung mengangkat kepalanya, "apa maksudmu?" Tanyanya.
Hyukjae mengangkat kedua bahunya acuh. "Begini Donghae-ya, kau sebenarnya menyayangi Jeno atau tidak?"
"Pertanyaan macam apa itu, tentu saja aku menyayanginya. Walau bagaimana pun dia tetap anakku, darah dagingku." Donghae menyeruput kopinya yang sudah dingin karena sejak ia datang belum ia sentuh sama sekali.
