#8#

5.1K 189 1
                                    

Seminggu terakhir ini gue sama Natan tambah deket.

"Elen lu pulang sama siapa" kata Megan sambil menyimpan bukunya dalam tas.

"Biasa" kata Elen berjalan meninggalkan teman temannya.

"Lah dikira mesan makanan apa" kata Salsa jalan mengejar Elen.

"Woi tunggu gue setan" Kata Megan dari belakang.

Skip

Natan


Nanti sore jalan yuk

Hah? Ke mana

Engak usah kepo

Dihhhh gua kan juga ikut

Nanti lu liat sendiri aja

Awas lu bawa gue ke mana mana

Emang lu pikir gue mau
Bawa lu ke mana

Engak ke mana mana

Yo dah bye

Read.

"Awas aja dia suruh gue pulang sendiri lagi" kata Elen yang melanjutkan membaca novel barunya.

Jadi karena Natan minggu lalu suruh Elen pulang sendiri sebagai tanda minta maaf nya, dia yang antar jemput Elen ke sekolah setiap hari.

Kalau gosip jangan di tanya Elen adalah bahan yang sering dijadikan topik disekolah

"Eh lu liat gak si cabe kok dia deket bat sih sama si natan"

"Biasa lah jalang kan emang gitu"

"kok mau yah di Natan sama cewek gila kaya dia"

Dan masih banyak lagi hal yang mereka omongin tentang Elen, orang yang dibicarakan mana peduli toh dari segi manapun Elen lebih baik daripada mereka.

Pendidikan dikelurga besarnya sangat keras dari kecil setiap orang sudah dilatih dari mental hingga fiksi tak ayal banyak orang hebat dari keluarga yang bisa memiliki pengaruh dari berbagai negara.

Rata-rata yang membicarakan Elen adalah orang yang kalah saing darinya hingga membentuk sekte sesat disekolah.

Skip

Elen sekarang sudah selesai siap siap dan berjalan keluar rumah untuk menunggu Natan.

Tidak lama ada sebuah mobil yang dikenali Elen sudah berada di depan rumahnya.

Kaca mobil tersebut terbuka menampilkan Natan yang tersenyum menatap Elen.

"Tumben nih bocah senyum ada batu di balik gajah kali ya" kata Elen yang heran melihat senyum dari dalam mobil.

"Meleleh ya lu liat gue senyum" kata Natan yang berjalan keluar lalu menarik Elen untuk masuk.

"Kaga lah, senyum lu kaya cwo lampu merah" kata Elen sambil memasang seat beltnya.

"Ngeri banget dong senyum gue" kata Natan yang mulai menyalakan mobilnya.

Skip

"Ayo turun" kata Natan yang telah memberhentikan mobilnya.

"Tumben pinter lu cari tempat" kata Elen sembari membuka pintu mobil lalu berjalan menuju ke luar.

"Iya dong" kata Natan berjalan menghampiri Elen lalu pergi menuju tepi pantai.

"kita tunggu Sunset aja dulu" kata Natan yang berlari lagi menuju mobil.

"Mau ngapain sih pake acara tunggu sunset segala" kata Elen yang asik berjalan di pinggir pantai dan sesekali main air.

Natan datang membawa gitar, bunga dan coklat lalu Natan pun duduk dan meletakan barang bawaannya.

"Lu ngapain bawa begituan, mau jualan" kata Elen enteng dan duduk di sebelah Natan.

"Iya mau gue jual" Kata Natan yang kesal akan ke tidak pekaan Elen.

"Oh... Kalau dapat uang bagi dua sama gue ya" kata Elen dan mulai menikmati pemandangan pantai yang sangat indah.

"Gila keren banget sunset nya, gak nyesel gue ikut ama elu" kata Elen yang senang.

"Em... Len gue mau ngomong sama elu" Kata Natan menghadap ke arah Elen.

"Tumben izin? Kesambet lu?" kata Elen matanya masih sibuk menikmati pemandangan yang si suguhkan.

Natan mengarahkan wajah Elen untuk melihat ke arahnya "Gue suka sama bacotan lu"

"Loh mau puji gue atau nghina gue sih" Kata Elen.

"Gue betulan Markonah, will you be mine" kata Natan dengan wajah penuh harapan.


To be continued...

MANTAN LAKNAT (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang