Natan terus memeluk Elen setelah mendengar hal tersebut, "Ayo pulang" Alan menarik kedua manusia tersebut menuju mobilnya.
"Kamu mau tuntut Muna?" Tanya Alan jika sesuai dugannya maka adeknya akan menolak.
"Engak, toh aku engak apa" Elen ini tersenyum ceria saat tatapan Natan yang tajam terarah kepadanya dia langsung memasang raut sedih.
"Kamu baik banget sih baby" Natan kembali memeluk Elen sementara Natan langsung menancapkan gas untuk kembali ke rumah.
Skip..
Setelah Muna sembuh ia langsung dipindah kerjakan ke cabang pusat dan mendapatkan sangsi penurunan pangkat setelah berdiskusi cukup lama dengan Elen.
Elen keluar dari perusahaan dengan bantuan Alan, agar tak ada yang mengusik adiknya tentang kejadian hari itu.
"Ohhh.. Elen" ucap Satria saat berpapasan di mall.
"Satt lama gak ketemu" ucap Elen sambil menepuk bahu tinggi pria didepannya.
"Sendiri? Mau gua temenin?" Elen berpikir sejenak lalu mengandeng pria dihadapannya.
Mereka berdua menghabiskan waktu bersama hingga larut malam.
"Mau ke bar?" Tanya Satria
Kebetulan mereka berdua dulu sering berkencan di bar tapi selalu pesan Es Jeruk.
"Ayokk gila lu inget aje" mereka berdua kini duduk disalah satu bangku.
"Len gua ke toilet dulu" ucap Satria yang langsung ngacir entah kemana.
"Sendirian aje neng" ucap seorang pria yang berdiri tepat disamping meja Elen.
Elen menggerakkan tangan serta berbicara tanpa suara, melihat hal tersebut pria itu pergi sambil membawa gelasnya.
Elen meminum-minumannya, saat Satria datang Elen sudah mabuk, "Nat.. kau sangat tampan" ucap gadis tersebut sambil berjalan mendekat ke Satria.
Hembusan nafas dengan cepat menyapu wajah satria, jarak diantara mereka sangat tipis saat bibir merah mengarah mendekat pemiliknya langsung tumbang dan jatuh ke pelukan Satria.
Satria terdiam sebentar lalu memasukkan Elen ke dalam mobil untuk diantar ke rumahnya.
Seorang pria menatap kearah mobil yang pergi, melihat hasil jepretannya lalu tersenyum puas.
Skip....
Sebuah pesan anonim masuk, Natan yang penasaran langsung membuka pesan, tatapannya mendidih bagiamana tidak ia melihat foto kekasihnya sedang berada di bar.
"Ciuman? Bibir? Udah bosan hidup tuh bocah" Natan bergegas ke rumah Elen.
Alan kini telah kembali ke Vegard jadi hanya Elen dan bibinya dirumah.
"Bi Elen ada?" Ucap Natan saat pintu depan terbuka.
"Kayanya masih tidur, ayo masuk tunggu di ruang tamu aja dulu" Bibi mempersilahkan Natan masuk lalu tak lama Elen turun dengan wajah bantal.
"Ape? Kalo gak penting pulang aja" Elen duduk disebelah Natan sambil mengusap matanya.
"Kamu ketemu Satria?"
"Hm.. kenapa?"
"Kamu kemana aja?"
"Mall, restoran sama bar, emang kenapa?"
"Ohhhh.... Ya udah lanjut aja tidurnya" Natan langsung pamit dan berjalan keluar.
Kekasihnya lagi-lagi tak mengelak atau memberikan alasan, meski ia berbohong setidaknya itu bisa membuktikan bahwa dia tak mau Natan kecewa.
Natan masuk ke dalam rumahnya dengan sempoyongan lalu terduduk lantai ruang tamu.
"Ok kamu yang mulai" Natan tertawa terbahak-bahak dengan air mata yang mulai mengalir.
To be Continued
Makasih yang udah mau baca vote Ama komen
KAMU SEDANG MEMBACA
MANTAN LAKNAT (COMPLETE)
Teen FictionMantan gue sekarang naik pangkat jadi bos kan mantap pas ada masalah main telan bulet-bulet, untung gua baek kalo kaga dah jadi pecel lu * Part 9 ke acak * Start : 25 - 10 -2019 End : 29 - 11 -2019 Cerita ini rada alay jadi mohon dimaafkan 😙😙