#17#

4.2K 174 0
                                        

   "Nat" Karena Natan tak kunjung datang selama seminggu Elen memutuskan untuk menguji langsung ke rumah.

  "Hm ngapain?" Ucap Natan cuek.

  "Sibuk?" Ucap Elen sambil memperhatikan mata gelap pacarnya.

  Elen berusaha untuk berpikir positif mungkin pacarannya terlalu sibuk jadi engak sempat bertemu dengannya.

   "Menurut mu? Engak usah datang kalau bukan hal penting" ucap Natan menyerahkan sebuah gelas berisi air putih.

   "Lu ngusir nih?" Elen baru pertama kali lihat sisi Natan yang seperti ini.

   Natan tak menjawab duduk diam dihadapan Elen, mulai memainkan laptopnya.

  Elen duduk diam selama 3 jam, ia ingin mengajak Natan mengobrol tapi karena raut wajah Natan sangat serius ia pun memutuskan untuk diam.

   "Nat, gua pulang dulu ya"

   "Hm" Natan bahkan tak menatap apalagi mengantar Elen ke pintu.

   Beberapa hari kemudian...

Senin :

Natan

Jalan yuk

Gua sibuk

Kamis :

Natan

Ada restoran baru buka

Sibuk

Minggu :

Natan

Nonton yuk

Read.


  Beberapa hari kemudian...

   Pagi pagi Elen sudah bangun untuk memasak, meletakkannya ke dalam kotak bekal.

   "Bi Elen ke kantor Natan bentar" teriak Elen lalu pergi dari rumah.

   Semua orang kantor menatap Elen dengan berbagai pandangan.

   "Permisi, pak Natan ada?" Tanya Elen kepada sekretaris baru Natan.

   "Ada janji temu?"

   "Bilang, Elen datang" ucap Elen lalu dipersilahkan untuk menunggu sebentar di ruang tunggu sementara sekretaris bertanya.

   "Pak Natan sedang rapat dengan seseorang"

   "Saya tunggu disini" ucap Elen menyenderkan kepalanya dia sofa, memegang pelipisnya, berpikir apa ada yang salah.

    Satu jam...

    Dua jam...

    Tiga jam...

    Empat jam...

    Natan tak keluar dari ruang, Elen sudah lelah menunggu ia berniat untuk langsung masuk dan mencaci maki Natan.

    Saat pintu baru terbuka sedikit Elen bisa melihat bahwa Natan sedang asik bermesraan dengan seorang gadis di sofa.

    Elen tersenyum kecil, menutup kembali pintu tersebut, "Kasih tau jangan lupa makan."

   "Bosan itu wajar" Elen menghela nafas panjang lalu berjalan keluar kantor.

Beberapa hari kemudian...

   Rumah Elen dipenuhi dengan orang berbaju serba hitam, bibinya tiba-tiba terkena serang jatung lalu meninggal beberapa jam yang lalu.

    "Loh Natan mana len?" Tanya Salsa sambil menemani Elen yang sekarang dipenuhi dengan air mata.

    "Sibuk" Ucap Elen sambil tersenyum dengan air mata yang membasahi pipinya.

    Elen berusaha untuk berpikir positif, mungkin dia telat, Elen menunggu hingga malam berharap pria tersebut datang untuk menghiburnya namun dia tak kunjung datang.

    Beberapa hari berikutnya...

    Elen sangat kesepian di rumah, ia menghibur diri dengan minum alkohol bahkan melewatkan makan kini perutnya sangat sakit.

Natan

Gue sakit 

Read

    Elen kembali menghela nafas berusaha untuk menekan rasa sakit diperutnya, menekan nomor sembarangan.

   "Halo?"

   "Tolong... Sakit..." ucap Elen dengan suara lirih lalu tiba tiba tak terdengar apapun lagi dari telpon tersebut.

    Megan langsung menelpon Salsa dan bergegas ke rumah Elen.

   Keadaan rumah sangat gelap, di ruang tamu mereka melihat Elen yang terbaring di lantai dengan puluh botol alkohol dan langsung membawanya ke rumah sakit.

   "Coba telfon Natan" ucap Megan yang berdiri di pintu ruang IGD menyuruh suaminya untuk segera menelpon Natan.

   "Nat, Elen... "

   "Kalau dia nangis terus pura-pura sakit bilang gua sibuk" Natan mematikan Telepon tersebut yang membuat Megan dan Farel tercengang.

   

To Be continue
Makasih yang udah baca komen vote

(27-11-2019)

       

MANTAN LAKNAT (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang