Elen menyerah ia meremas sudah cukup untuk berjuang, ia berusaha untuk berfikir positif tapi tak ada yang bisa membuatnya membaik.
Salsa dan Megan menyarankan untuk putus saja dengan Natan, mencoba memulai semuanya dari awal lagi.
Elen kemarin datang untuk memastikan berharap pria tersebut bisa menjelaskan kenapa dia berubah atau masalah apa yang sudah ia perbuat.
Jawaban, Natan bahkan berprilaku sangat kasar terhadapnya apa yang bisa dipertahankan tak cuma hatinya yang sakit bahkann kakinya terus mengeluarkan darah tanpa sepengetahuannya.
"Lelucon macam apa yang kini dilemparkan dihadapannya? Itu bahkan sangat menyedihkan" Elen berdiam diri di ruang tamu.
Berusaha untuk menenangkan pikirannya agar sedikit menjadi jernih, "sudah di putuskan."
Dia akan menjadi Elen yang dulu, Elen yang tidak akan menangis bahkan saat terluka, "pasti bisa!!" Elen bangkit membuka semua gorden di rumahnya.
Sekali lagi merasakan terangnya cahaya, "kenapa kau nangis hanya untuk pria murah seperti itu" Elen menatap kaca mengusap air mata yang tertinggal di pipinya.
Tersenyum dengan wajah sembab, "kau bisa mencari 100 orang yang lebih dan lebih dari pada dia" Hatinya kini menjadi cerah, sakit hati yang ia rasakan telah lenyap digantikan dengan syukur.
Elen memulai lagi hari-harinya yang dulu, ia akan memutuskan Natan jika kondisi sedikit lebih baik.
Ia tak mau berkelahi, ia ingin berpisah secara baik-baik menurutnya itu bukan hal yang buruk.
Skip....
Elen kini berada didepan rumah Natan dengan membawa boneka yang dulu sempat diberitakan kepadanya.
Ketika Elen bangun dan melihat boneka tersebut, ia selalu mengingat mata hitam pekat dengan ekspresi dingin yang menghancurkan hatinya.
Natan
Aku di depan rumah mu
Keluarlah sebentar
Read
Elen berdiri di bahu jalan depan rumah Natan, udara sangat dingin karena hari sudah malam.
Tak lama kemudian Natan keluar dengan wajah dinginnya, "kenapa tidak masuk?" Tanya Natan ketus.
Orang gila mana yang mau masuk lagi ke tempat dengan kenangan buruk yang sudah susah payah ingin dilupakan.
"Disini aja" ucap Elen tanpa emosi tak ada rasa sedih ataupun marah di nada bicaranya.
Elen menyerahkan boneka beruang dari tangannya kepada Natan, "kita putus saja" ucap Elen, mendengar hal itu Natan tersenyum ringan mencengkram wajah kecil gadis didepannya.
"Aku tuan mu dan aku yang menentukan kapan harus membuang mu, ingat itu!!!" Natan tanpa sadar mendorong Elen mundur.
Keseimbangan Elen hilang, tubuhnya langsung terhuyung ke belakang.
"Brukkkk" sebuah mobil melaju dengan kecepatan tinggi langsung menabrak tubuh Elen.
Segumpal daging kini terbaring di jalan badannya terus bercucuran darah, matanya tak bisa melihat dengan jelas bahkan tubuhnya kini tak bisa digerakkan.
Natan tak bisa menggerakkan kakinya yang lemas, ia bersusah payah menghampiri gadis tersebut, mengangkat badannya untuk masuk kedalam pelukannya.
Air mata kini membanjiri pipi Natan, memeluk Elen dengan kencang seolah takut gadis tersebut akan meninggalkannya.
Elen berusaha melihat Natan walau samar-samar, Natan terus memanggil namanya dan meminta pertolongan kepada orang sekitar.
Tangan yang perlahan menjadi dingin dengan bercak darah kini memegang pipi Natan, senyum terakhir yang bisa ia berikan akhirnya menghilang.
To be continued....
Makasih yang udah baca komen Ama vote
![](https://img.wattpad.com/cover/204177974-288-k491039.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MANTAN LAKNAT (COMPLETE)
Teen FictionMantan gue sekarang naik pangkat jadi bos kan mantap pas ada masalah main telan bulet-bulet, untung gua baek kalo kaga dah jadi pecel lu * Part 9 ke acak * Start : 25 - 10 -2019 End : 29 - 11 -2019 Cerita ini rada alay jadi mohon dimaafkan 😙😙