END

7.3K 166 3
                                        

Elen dikuburkan keesokan harinya,  kematiannya dianggap merupakan kecelakaan tak disengaja.

Natan berdiam diri disebelah sebuah batu nisan selama beberapa menit "Len aku pulang dulu ya" ucap Natan bergegas pergi.

Sebulan telah berlalu, tapi Natan masih dihantui rasa bersalah karena hari itu, setiap kali pikiran kacau ia akan mendatangi makan Elen untuk meminta maaf.

Saat Natan sedang mengunjungi Elen untuk meminta maaf lagi tanpa sengaja ia berpapasan dengan Satria,

Pria dihadapannya datang sambil membawa sebuket bunga sama seperti dirinya.

Satria mengajak Natan untuk duduk tak jauh dari pemakaman, ada yang mengganjal hatinya.


"Ada apa? Jika kalian mau aku bisa mendengarkannya"

"Beberapa Minggu yang lalu.. Elen menangis saat keluar dari kantor mu, dia berkata tak apa tapi itu bohong" Satria menghela napas lalu melanjutkan perkataannya, "Jika sebelumnya terjadi masalah ku harap kau dapat melupakannya."

Natan mengingat kejadian tersebut menundukkan kepalanya karena rasa bersalah.

Natan menyerahkan hpnya memperlihatkan sebuah foto, foto Satria dengan Elen yang sedang berciuman  di bar, "Apa ini masalahnya?"

Satria berpikir sebentar,"kami tak berciuman, Elen memang mabuk tapi dia langsung pingsan, aku berani bersumpah akan hal itu."

"Mungkin dia lupa apa yang ia lakukan saat mabuk" ucap Satria sementara Natan langsung pucat ditempat.

Alasan Elen tak menjelaskan hal apapun terhadapnya karena ia tak ingat bukan tak perduli tentang perasaannya.

Bahkan ia tak berciuman dengan Satria, Natan mulai menangis saat mengingat semua perbuat jahatnya terhadap gadis tersebut.


Natan datang ke rumah Megan, Untuk berterima kasih karena sempat menjaga Elen saat ia berbuat buruk.

Megan yang sedih melihat Natan yang kini putus asa pun menceritakan semua hal yang terjadi terhadap Megan mulai dari bibirnya yang meninggal hingga ia harus dirawat karena sakit.

Dada Natan sesak saat membayangkan wajah gadis tersebut badannya mulai bergetar, apa yang bisa ia lakukan agar Elen hidup kembali dan menebus semua kesalahannya.

Tali kini tergantung di hadapannya, selama beberapa bulan ia terus berusaha bertahan agar kewarasan tetap terjaga tapi setiap ia menutup mata bayangan kematian Elen terus menghantuinya.

Ia memutuskan untuk berhenti memikul rasa bersalahnya, ia tahu ini merupakan tindakan pengecut tapi ia lelah dengan semua hal yang terus bergulir di ingatannya bahkan ia membenci dirinya sendiri sekarang.

Tak ada yang harus dipertahankan lagi .......


Natan membuka matanya, badannya penuh dengan keringat rasa sakit saat ia meninggal bahkan masih membekas dalam benaknya.

Sebuah SMS masuk terdapat foto Elen dan satria yang sedang berciuman di bar, Natan kaget ia merasakan pernah mengalami ini sebelumnya.

Dengan cepat mengecek kalender dan terdiam di tempat, Apa yang aku alami barusan? Kenapa terasa sangat nyata bahkan hati dan badanku masih sakit.

Natan langsung bergegas ke rumah Elen tanpa memperdulikan apapun, ia sekarang sangat merindukan wajah gadis itu.

Bi Elen ada?" Ucap Natan saat pintu depan terbuka.

"Kayanya masih tidur, ayo masuk tunggu di ruang tamu aja dulu" Bibi mempersilahkan Natan masuk lalu tak lama Elen turun dengan wajah bantal.

"Ape? Kalo gak penting pulang aja" Elen duduk disebelah Natan sambil mengusap matanya.

Natan langsung memeluk Elen dengan sangat kencang, orang yang dipeluknya terus meronta-ronta karena kesulitan bernapas.

Mencium setiap sudut wajah Elen dengan intens, air matanya bahkan tak bisa ia bendung lagi, "Len jangan pergi."

"Aku sayang kamu" ucap Natan kembali memeluk Elen dengan erat.

"Aku juga" Elen membalas pelukan tersebut sambil tersenyum kecil melihat tingkah kekasihnya dipagi buta.

      
- Fin -

Makasih yang udah baca cerita ini sampai habis, demi alek gua terharu.. hikss

MANTAN LAKNAT (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang