Wendy dan joy tengah terduduk dengan menundukan kepalanya dihadapan seulgi yang berdiri menatap keduanya sambil melipat tangan.
"Maafkan kami seul, kami tidak sengaja" ucap joy dengan masih tertunduk.
"Ya! Kalian berdua! Tidak seharusnya main masuk kamar orang begitu!" Seulgi menatap kesal kedua temannya itu.
"Mian ne, kami tidak tau jika kalian sedang itu. Seulgi-ya jangan marah ne" mohon joy
"Seungwan pabo, kenapa diam saja, bukannya membantu membujuk seulgi" lanjut joy sedikit berbisik pada wendy.
"Kau tau kan bagaimana buasnya beruang saat ngamuk sooyoung-ah""YA! kalian, kenapa berbisik!" Marah seulgi menatap tajam .
"Seul.. jangan marahi mereka" ucap irene yang baru datang.
"Noona, tapi mereka itu-"
"Sudahlah, salah kita juga seul" irene mengusap punggung seulgi."Hmm, baiklah.. kalian boleh pergi sekarang" ucap seulgi membuat kedua temannya lega.
"Aaa gomawo seul, kau memang terbaik" joy dan wendy tersenyum sedangkan seulgi tetap menatap tajam.
"Pulanglah sebelum aku berubah pikiran" perintah seulgi membuat keduanya langsung pergi berlari keluar."Huuffttt" seulgi membuang nafas dengan kasar.
"Sudah jangan marah lagi" irene memeluk seulgi agar beruangnya tersebut lebih tenang.
"Mmm..".
"Kami pulang!!" Teriak seseorang yang memasuki rumah membuat irene dan seulgi segera melepaskan pelukan.
"Eomma, appa" irene memeluk tiffany dengan sangat erat, sedangkan seulgi memeluk taeyeon.
"Mana oleh²ku dad" tanya seulgi langsung.
"Aigo, orang tua pulang bukannya ditanya kabar malah ditanya oleh², dasar" ucap taeyeon membuat irene dan tiffany tertawa."Bagaimana kabar kalian nak? Baik² saja? Tidak bertengkar kan?" Tanya tiffany.
"Kami sangat baik, benar kan noona?"
"Aaa.. ne, kami tidak ada masalah"
"Syukurlah jika kedua anakku ini akrab"***
"Kenapa malam ini hujannya sangat deras" keluh seulgi yang bersiap untuk memasuki alam mimpinya.
Ccctttaaarrr
"Aaaiisshh petirnya membuat jantungku mau copot" lanjut seulgi yang terus mengomel didalam selimut.
Tok tok tok
Seulgi terbangun kembali ketika suara ketukan mengganggu acara untuk berhibernasinya dan dengan segera diapun bangkit dan membuka pintu.
"Seulgi-ya" ucap lembut irene menatap seulgi.
"Noona? Waeyo malam² mengetuk pintu kamarku?"
"Emm itu.. emm... Seulgi.. aku tidak bisa tidur.. itu.. aku.. bolehkah tidur denganmu?" Irene menatap seulgi dengan tatapan memohon.
"Ne? Tidur denganku?"
"Emm.. aku tidak mungkin membangunkan eomma dan appa kan"
"B-baiklah noona, masuklah" seulgi membukakan pintu lebih lebar dan menutupnya lagi setelah irene masuk.
.
"Noona, boleh ku bicara sesuatu"
ucap seulgi memecah keheningan.
"Ne, katakan saja."Emm bolehkah aku memanggil nama saja? Setidaknya saat kita berdua"
"Hmm?" Irene menatap seulgi yang berada disampingnya.
"A..anniya, lupakan saja, ayo kita tidur" seulgi memunggungi irene untuk mengontrol detak jantungnya yang seperti sedang lari marathon.
"Seul" panggil irene melingkarkan tangannya di perut seulgi.
"Jangan membelakangiku" lanjutnya membuat seulgi semakin tidak karuan.
"Aaa.. itu.. aku takut noona tidak nyaman".
"Anni.. dan panggil aku irene saja oke" jelas irene membuat seulgi langsung membalikan badannya dan tidak sengaja wajah keduanya begitu dekat, bahkan hidung mereka bersentuhan.Keduanya terdiam saling menatap, dan seulgi mengusap pipi irene dengan lembut.
"Saranghae"
"Nado"
Seulgi mengecup bibir irene dan perlahan melumatnya, memejamkan mata dan menikmati setiap inci dari bibir tersebut, saling menyalurkan perasaan masing² ditambah dengan suasana hujan yang semakin mendukungnya.
"Mmmhhh" irene meremas rambut seulgi saat ciumannya kini sudah dileher, mengecup dan membuat tanda baru lagi dileher putih irene.
"Seullh"
Seulgi semakin tak bisa mengendalikan dirinya, entahlah irene akan marah atau tidak, dia tidak peduli lagi. Saat ini seulgi berusaha untuk melepas pakaian yang digunakan irene.
"Se-bentar seul" tahan irene memegang lengan seulgi membuat seulgi menatapnya dengan tatapan yang membuat irene begidik.
"Wae?" Tanya seulgi yang terlihat kecewa.
"Anni... I-tu, biar aku buka sendiri" ucap irene sambil masuk kedalam selimut melepas seluruh pakaiannya dan melempar kesembarang tempat.
"S-udah" ucap irene lagi memperlihatkan hanya kepalanya dari selimut.
"Hmm" seulgi melepas pakaiannya dan menampakkan tubuhnya yang cukup atletis tersebut dengan roti sobek yang terlihat didepan irene.Irene hanya terdiam menatap seulgi dengan memegang selimut agar tubuhnya tidak terlihat, merasakan gugup dan detak jantungnya yang tidak beraturan.
Cccttaarrr
"Aaaaa khamcagiya!!" Teriak irene yang mendengar suara petir dengan reflek memeluk tubuh seulgi.
"Gwaenchana, ada aku" ucap seulgi mengusap rambut irene dan menidurkannya dengan posisi seulgi diatas tubuh irene.
"Mmmmm"
Seulgi mencium kembali irene dengan lebih kasar dari sebelumnya sembari tangannya yang bebas meremas dada irene membuat irene sesekali melenguh merasakan perasaan² yang baru di rasakannya."Seuullh!" Irene menutup mulutnya sendiri saat merasa lidah seulgi menjilati dadanya tersebut sambil sesekali menggigit pelan menikmati setiap inci tubuh tersebut sampai dimana seulgi tiba² membuka kedua paha irene dengan lebar, membuat irene menatap seulgi serius.
"Seull.. t-tunggu . Kau mau apa?" Tanya irene ragu-ragu.
"Hmm.. memang kau pikir aku mau apa irene" jawab seulgi dengan seringai membuat irene menelan ludahnya sendiri.
"K-kau tidak seriuskan?" Tanyanya lagi dengan takut.
"Aku sangat serius, sssttt diamlah jangan gugup begitu, rileks" ucap seulgi dan segera melakukan hal yang dia tahan sejak tadi.
"KYYAAA.....AAAKKHHH KANG SEULGI APPO!!!" Teriak irene tiba² dengan kencang sambil mencakar lengan seulgi saat merasakan sakit dibawahnya dan langsung terisak..
.
"Sayang apa kamu mendengar suara teriakan?" Tanya tiffany yang sudah mau tidur.
"Anni, hanya suara deras hujan dan petir yang kudengar"
"Hmm mungkin aku salah dengar. Ayo tidur".Next???
😅😅😌😌😶😶🙊🙊
Gatau gw buat apaan ini. Bodo amat..