Tok tok tok"Seulgi, bangun sayang, sudah pagi" teriak tiffany dari balik pintu.
"Mmmhhhh" seulgi yang merasa terusik meregangkan otot² tubuhnya yang terasa pegal dengan membuka perlahan matanya.
"Seulgi? Mommy dan daddy harus pergi lagi sayang.." ucap tiffany lagi.
"Hufftt mommy.." seulgi terduduk dengan masih belum tersadar sepenuhnya. Namun tiba² dia terkaget dan terbelalak saat melihat tubuh mungil yang tengah tertidur di sampingnya.
"Gawat!" Pekik seulgi segera beranjak dan mencari celananya, dengan sesegera mungkin dia membuka sedikit pintu dan hanya kepalanya yang terlihat.
"Mommy""Baru bangun sayang?"
"Mmhh ne hehe"
"Maafkan mommy yang mengganggu tidurmu nak, tapi mommy hanya mau bilang, mommy dan daddy akan pergi lagi"
"Ne? Oddie?"
"Biasa keperluan kantor, oh ya ngomong² dimana kakakmu, mommy cari dikamarnya tidak ada" tanya tiffany membuat seulgi gelagapan.
"Noona. Emm mungkin sedang jogging"
"Ah tumben dia" tiffany berpikir."Aawwhhh!" Rintih seseorang dari dalam kamar seulgi membuat keduanya kaget.
"Suara siapa itu?"
"Aaa. Itu.. itu bunyi alarm seulgi mom"
"Benarkah? Mommy mau lihat" tiffany sedikit mendorong pintu namun ditahan seulgi.
"Aa.. kamarku berantakan mom, nanti saja ok. Aku mandi dulu" seulgi segera menutup pintu dan menguncinya."Anak itu, apa dia menyembunyikan anak gadis orang didalam" tiffany menggeleng kepalanya sambil pergi.
.
"Noona mian ne" seulgi duduk disebelah irene yang memegang erat selimutnya.
"Noona, aku.. aku-""Kau harus Tanggung Jawab" ucap irene dengan nada dingin membuat seulgi diam seketika.
"Aaa.. ne.. ten-tentu saja noona" seulgi menatap takut irene yang beranjak dengan menggunakan selimut untuk menutupi tubuhnya.
"Aaakkhh" irene kembali meringis dan berjalan dengan tertatih menuju kamar mandi, sedangkan seulgi hanya diam saat ingin membantu tapi irene menatap dengan sangat tajam.
.
"Kenapa ini masih perih dan ngilu" keluh irene yang mulai menyalakan shower dan menyabuni tubuhnya.
"Jinja beruang itu membuatku kesusahan berjalan, aaisshh" rutuk irene Kembali melanjutkan mandinya sedangkan seulgi dia mandi di tempat lainnya.
"Omo! Ottoke" teriak irene saat melihat cermin setelah selesai mandi melihat begitu banyak tanda yang di tinggalkan seulgi mulai dari leher,dada,perut,tangan,paha, semuanya penuh.
***
"Seul waeyo?" Tanya wendy melihat seulgi melamun di parkiran kampus.
"Anniya" jawab seulgi dengan lesu.
Tiba² sebuah mobil parkir di sebelah seulgi dan keluarlah Irene dari mobil tersebut.
"Gomawo oppa"
"Ne, nanti pulang aku jemput oke"
"Ne" ucap irene dan bogumpun kembali pergi.
Irene menatap seulgi yang menatapnya dengan tatapan cemburu namun dia pura² tidak tau dan langsung pergi ke kelas."Jadi karena itu" ucap wendy tiba² membuat seulgi menatapnya dan pergi dengan kesal.
.
"Hai unnie" sapa joy duduk sebelah irene yang sedang membaca.
"Hmm ne"
"Unnie apa kau sakit?" Tanya joy tiba².
"Anni, waeyo?"
"Ah itu kupikir unnie sakit karena memakai pakaian yang tertutup dan juga syal hehe" joy tertawa aneh yang membuat irene kebingungan namun tak lama seulgi dan wendy datang."Kau disini babe" tanya wendy pada joy.
"Ne,aku khawatir pada irene unnie, kupikir dia sakit karena pakai pakaian yang begitu"
"Ooohh apa irene noona sakit?" Tanya wendy.
"Anni. Aku baik² saja" jawab irene dan seulgi hanya diam disampingnya dengan melirik irene."Kalau begitu kami masuk kelas kami dulu, bye unnie, bye seul" joy menarik wendy pergi.
"Seul" panggil irene pelan namun seulgi hanya diam.
"Seulgi!" Teriak irene menyadarkan seulgi.
"Ne noona?"
"Kau kenapa?"
"Anni"
"Tatap aku" perintah irene dan seulgi langsung menuruti.
"Mian noona, aku hanya tidak suka melihat noona dengan pria itu" ucap seulgi pelan.
"Arraseo, mian seul.." irene menggenggang tangan seulgi membuat seulgi tersenyum.***
"Oppa, kita mau kemana?" Tanya irene yang penasaran saat bogum membawanya ketempat yang sama sekali tidak dia tau, ditambah dengan matanya yang ditutup.
"Sebentar lagi sampai"
"Aku penasaran oppa" irene meraba² sekitar.
"Sudah sampai" ucap bogum membuka penutup mata irene dan perlahan dia membuka matanya."Kita dimana oppa? Kenapa di dalam kamar?" Tanya irene.
"Hmm ini kamarku"
"L-lalu untuk apa membawaku kemari?"
"Begini" bogum tiba² mendorong irene sampai jatuh di tempat tidur dan diapun menjatuhksn dirinya di atas irene.
"O-oppa mau apa?" Tanya irene takut.
"Kita sudah kenal lama, bahkan aku ini kekasihmu, tapi bahkan kau selalu menolak saat ingin kucium" jelas bogum yang membelai pipi irene."O-oppa lepas!" Berontak irene berusaha agar bogum mau menyingkir.
"Ssttt diamlah sayang, sudah lama aku bersabar dan sekarang aku takkan melepasmu lagi" seringai bogum menatap irene yang dibawahnya.
"Ahh kenapa kau pakai syal huh?" Lanjutnya dengan melepas syal dileher irene dan menampakkan banyak bekas tanda merah yang membuat bogum geram.
"Apa ini??!! Wah.. dasar wanita murahan, rupanya kau sudah di sentuh orang lain? Cih, sialan"Plakkk
Irene meringis merasakan panas dipipinya akibat tamparan dari bogum dan membuatnya menangis seketika.
"Menangis huh?" Bogum berusaha menarik pakaian irene dengan paksa.
"Oppa jangan!! Kumohon"
Brak
Suara pintu yang di dobrak membuat kedua orang tersebut melihat kearah pintu yang sudah rusak dan berdirilah seseorang di depan sana.
"Brengsek! Apa yang kau lakukan padanya!" Teriaknya dengan emosi langsung menarik tubuh bogum dan memukulnya dengan keras sampai tersungkur.
"Seulgi!!" Irene langsung berlari dan memeluk seulgi dengan erat.
"Kau baik² saja?" Tanya seulgi dan irene hanya mengangguk.
"Kajja kita pulang" ajak seulgi membawa irene pergi.
Next?
Gw ngetik sambil setengah ngantuk, sorry kalo typo atau gak nyambung.
Suka ya baca, gak suka gak usah baca, jangan ribet.