Irene tengah berdiri dibalkon kamarnya dengan memandangi langit sore.. sesekali dia mengusap perutnya perlahan sembari melamun.. sudah 4 bulan usia kandungannya dan juga dia menolak rencana pernikahannya dengan mino dengan alasan ingin bayinya terlahir dahulu nanti..
"Hmm.. kau merindukan appamu juga? Eomma juga rindu dia" ucap irene sambil terus mengusap perutnya yang mulai buncit tersebut.
"Aku merindukanmu.. sangat.. bahkan kau menghilang selama 4 bulan ini tanpa kabar.. kau dimana Kang Seulgi" lirih irene meneteskan airmatanya.
***
"Seul, apa kau tidak mau pulang?"
"Anniya, wae?" Jawab seulgi dengan menyesap rokoknya
"Apa tidak rindu keluargamu?"
"Hmm.. anni.."
"Seul, kau tau, irene noona selalu menemuiku hanya karena ingin tau kabarmu"
"Sudahlah seungwan, jangan sebut namanya lagi" kesal seulgi membuang sisa rokoknya dan berdiri.
"Tapi irene noona ingin bicara denganmu"
"Aku tidak peduli, kau pulanglah. Aku tidak mau diganggu"
***
"Irene kamu didalam nak?"
"Ne eomma, masuk saja" irene duduk diranjangnya menatap tiffany yang baru saja memasuki kamar.
"Apa kau sakit sayang? Atau kau ingin sesuatu?" Tanya tiffany menghampiri irene.
"Emm.. eomma... Aku ingin Seulgi" jawab irene dengan lantang.
"Ne?? Maksudmu?"
"Sepertinya bayiku ingin bertemu pamannya eomma. Kumohon" rengek irene dengan memasang wajah memelasnya.
"Tapi irene.. kenapa harus ngidam yang aneh begitu.. yang lain saja ok"
"Shireo!!! Aku ingin seulgi titik" tolak irene dengan memunggungi tiffany.
"Aigo.. arraseo, eomma akan bicarakan ini dengan appamu, sekarang kau tidurlah"
"Janji?" Irene kembali membalikkan badannya menghadap tiffany.
"Ne, eomma janji" tiffany tersenyum pada anaknya tersebut.
"Gomawo eomma" ucap irene memeluk tiffany.
***
"Mwo?!! Shireo daddy!!"
"...."
"Aku tidak mau pulang, sudah kubilang beberapa kali"
"...."
"Ck, itu bukan urusanku dad!"
"...."
"Aish, arraseo, akan ku pikirkan. Hmm"
"...."
"Ne"Seulgi mematikan telponnya, dia segera membantingkan tubuhnya diatas kasur king sizenya.
"Merepotkan sekali, kenapa daddy malah mengancam mengambil semua fasilitasku" kesal seulgi dan segera bangkit lalu beranjak pergi dan menaiki mobil sport nya.
***
Pagi hari, irene terbangun dari tidurnya, mengerjapkan mata dan segera duduk..
"Sudah bangun?" Tanya seseorang yang tengah berdiri di depan pintu kamarnya yang terbuka.
Irene terkaget dan segera menggeleng2kan kepalanya."Apa ini mimpi? Aarrhh anni, kenapa aku melihat seulgi. Apa aku mulai berhalusinasi? Aarrgghh apa aku mulai gila" ucap irene dengan memukul kepalanya.
"Kau tidak bermimpi atau halusinasi"
"Eh? Kau.. seulgi!" Kaget irene segera bangun dan menghampiri sosok tersebut.
Grep
Irene memeluk tubuh tersebut dan menenggelangkan kepalanya didada seulgi dan terisak.
"Hiks seul.. kau kemana saja, aku sudah lama mencarimu, kau .. kau jahat" usap irene memukul² pelan dada seulgi.
"Ehm.."
"Seulll, aku sangat merindukanmu, begitupun bayi dalam perutku"
"Emm.. oh keponakanku" ucap seulgi dengan memalingkan wajah dan irene melepaskan pelukannya lalu menatap seulgi.
"Tatap aku seul" ucap irene menggenggam baju seulgi
"Anni" tolak seulgi
"Wae?"
"Itu tidak penting" sangkalnya dengan masih memalingkan wajah
"Begitukah?"
"Ne, lagi pula aku hanya adikmu"
"Kita bahkan belum mengakhiri hubungan kita"
"Maka dari itu, kita akhiri saja saat ini noona" ucap seulgi dingin yang membuat irene menitikan airmatanya.
"Kau tak mencintaiku lagi?
"Kau sudah memiliki pria yang sempurna"
"Aku tanya apa kau tak mencintaiku lagi kang seulgi? Jawab dan tatap aku!" Ucap irene dengan meninggikan ucapannya.
"Lupakan aku dan semua yang sudah terjadi antara kita noona, sejak awal hubungan kita itu tidak benar" jelas seulgi dengan menatap irene yang terdiam.
"Aku kembali pulang karena daddy mengancamku, bukan karenamu" lanjut seulgi sembari meninggalkan irene yang masih diam mencerna semua perkataan seulgi."Seul.. kauu.. " ucap irene dengan memegang dadanya yang mendadak terasa sakit dan sesak.
***
"Sedang apa?" Tanya seulgi menghampiri irene yang terkaget dan memecahkan minuman yang dipegangnya didapur.
"K-kau, ada apa kemari" tanya irene balik yang terlihat gugup.
"Aku mau ambil minum, oh.. kau sedang buat minuman juga" seulgi menatap pecahan gelas di depannya.
"Bukan urusanmu" ucap irene meninggalkan seulgi begitu saja.
"Hmm" seulgi memunguti pecahan gelas tersebut dan segera memasukan ke tempat sampah, namun matanya tak sengaja melihat bekas bungkusan obat yang cukup mencurigakan dan segera mengambilnya.
"Apa ini?" Tanyanya dengan membaca bungkusan tersebut.
"Penggugur kandungan?, Kenapa ada bekas obat seperti ini disini" ucapnya dengan santai dan kembali membuang bungkusan tersebut.. namun tiba² dia teringat sesuatu.
"Tunggu.. itu.. obat... IRENE!!!" Teriaknya sembari berlari menuju lantai atas dan mengetuk kamar irene.
"Noona.. noona, ya!! Noona kau didalam" cemas seulgi namun tidak ada jawaban.
"Noona.. aku masuk oke" ucapnya lagi dengan membuka pintu kamar irene. Dan alangkah terkejutnya seulgi melihat irene yang terduduk lemas dilantai dengan darah di kakinya.
"Noona!!!" Seulgi menghampiri irene yang menatapnya sayu.
"Seeuullhh" irene memegang tangan seulgi dan menaruh diperutnya.
"S-setidaknya biarkan bayi ini merasakan usapan dari ayahnya untuk pertama dan terakhir" ucap irene sebelum dia benar² pingsan dan seulgi segera membawanya kerumah sakit.***
Seulgi terlihat begitu gelisah dengan menunduk, mengingat yang dikatakan irene sebelum dia tidak sadarkan diri tadi.
"Apa maksudnya.. kenapa rasanya menyakitkan, noona... Bertahanlah.. mian karena aku berpura² tidak peduli untuk menutupi rasa kecewaku. Aku sangat mencintaimu noona"
Cklek
Seulgi segera bangkit dari duduknya saat melihat dokter yang keluar dari ruangan irene.
"Bagaimana dok"
"Begini......."
CONTINUE?
MALAM SEMUA, APA KABAR?
AUTHOR RINDU KALIAN HUHUUUU....MAAF YA UPDATENYA LAMA, SIBUK BANGET KERJAAN. DARI PAGI SAMPE MALEM. PULANG LANGSUNG TIDUR.. 🥺🥺🥺🥺
LOVE YOU GUYS... ❤️💛💙💚💜
