MisUnderstand

2K 253 36
                                    


Pagi hari, Irene terbangun dari tidurnya, merasa perutnya sedikit sakit, kemudian dia pun langsung bergegas ke kamar mandi dengan terburu-buru.

"Aakkhh kenapa harus sekarang, ottoke" teriak irene di dalam toilet kamarnya, dengan wajah yang kesal dia pun kembali bergegas ke kamarnya dengan cepat dan mencari barang yang dia butuhkan secepatnya.
"Astaga, aku lupa membelinya" teriak irene kesal.
"Tidak mungkin aku membelinya sekarang kan?" Lanjutnya lagi sambil berpikir.
"Haruskah aku memintanya pada seulgi yang aneh itu? Anni!! Tapi tidak ada cara lain" ucapnya pasrah kemudian bergegas keluar kamarnya menuju kamar sebelah.

Tok tok tok

Cklek

Seulgi membuka pintu kamarnya yang diketuk dan memperlihatkan dirinya yang baru selesai mandi.

Seulgi membuka pintu kamarnya yang diketuk dan memperlihatkan dirinya yang baru selesai mandi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Oh Noona? Ada apa" tanya seulgi menatap irene.
"Ehm itu.. bolehkah aku meminta pembalut?" Ucap irene dengan malu-malu.
"Ne? Minta apa?" Tanya seulgi memastikan.
Irene hanya mendengus kesal namun berusaha menahannya.
"Pembalut" ucapnya lagi dengan menekan setiap hurufnya.
"Ooo... Aku tidak punya noona" jawab seulgi dan irene hanya mengangkat sebelah alisnya.
"Masa tidak punya, aku minta 1 saja, nanti aku ganti" irene mulai emosi.
"Mian noona, aku memang tidak punya, lagi pula untuk apa aku punya itu. Aku kan bukan-......"
"Dasar pelit!!!" Teriak irene yang memotong pembicaraan seulgi dan pergi kekamarnya dengan membanting pintu.
"Dia kenapa? Mengerikan sekali" tanya seulgi pada dirinya sendiri lalu pergi ke lantai bawah dan menyalakan tv.

.

"Mau kemana bi?" Tanya seulgi melihat pembantunya akan berangkat keluar.
"Ini tuan, saya mau ke supermarket, disuruh nona joohyun"
"Mau apa?"
"Nona menyuruh saya membeli pembalut karena dia sedang datang bulan" jelas pembantunya.
"Biar aku saja" seulgi beranjak dari duduknya.
"Tapi tuan.."
"Sekalian aku mau beli pringles" ucap seulgi pergi begitu saja.

.

Seulgi tengah berada di depan rak-rak yang menjual begitu banyak keperluan wanita, entahlah dia tidak begitu mengerti juga, bolak balik kesana kemari, hanya itu yang dilakukan seulgi dengan ekspresi bingung.
"Aisshh aku harus membeli yang seperti apa" ucap seulgi menjambak rambutnya sendiri.

"Ada yang bisa dibantu?" Tanya salah satu petugas yang berada disana.
"Oh ini, bisa kau pilihkan yang paling bagus dan nyaman" ucap seulgi merasa tenang saat petugas itu datang.
"Untuk anda?"
"Aaa.. emmm ne.. ne" jawab seulgi kikuk dengan menggaruk leher belakangnya.
"Baiklah saya pilihkan" ucap petugas tersebut dan seulgi hanya mengangguk.

.


Tok tok tok

Seulgi mengetuk pintu kamar irene, berharap sang pemilik membuka pintunya.
"Noona, ini ku belikan barang yang kau mau" ucap seulgi dibalik pintu namun tidak mendapat respon.
"Noona? Kau baik-baik saja kan, mian jika membuat mu marah, baiklah aku taruh saja ini dipintu" lanjutnya dengan menaruh belanjaannya tersebut.

Cklek

Pintu terbuka menampilkan irene yang dengan wajah pucat menghampiri seulgi.
"Mana?" Ucapnya singkat dan seulgi tetap menatapnya sambil memberikan barang tersebut.
"Apa noona sakit? Noona terlihat pucat" seulgi khawatir melihat kakaknya tersebut.
"Tidak" jawab irene singkat dengan menutup pintunya lagi.

"Sakit saja masih dingin begitu" gerutu seulgi.


***



Siang hari, seulgi sudah merapikan pakaian yang dikenakannya, hari ini dia ada janji jalan-jalan dengan kedua sahabatnya, siapa lagi jika bukan pasangan fenomenal Wenjoy.

Setelah selesai bersiap-siap, seulgi kemudian beranjak dari kamarnya untuk ke lantai bawah, namun sebelum dia beranjak, seulgi melihat irene yang tengah kesusahan mengangkat meja belajarnya di dalam kamar.

"Noona butuh bantuan?" Tanya seulgi di depan pintu, irene pun menoleh menatap seulgi.
"Mmm" belum sempat irene menjawab, seulgi sudah masuk dan menutup pintu kamarnya untuk membantu.
"Mau ditaruh kemana mejanya, ini lumayan berat noona" tanya seulgi membantu irene mengangkat meja tersebut.
"Kepojok" perintah irene dan diangguki seulgi.

.

"Siang dek wendy, dek joy. Cari tuan seulgi?" Tanya pembantu di lantai bawah.
"Ne, seulgi oddie?" Tanya wendy.
"Tuan masih diatas"
"Baiklah terima kasih, kami akan segera keatas" wendy dan joy pun beranjak ke lantai atas.

"Apa seulgi masih dikamar" tanya joy pada wendy
"Entahlah mungkin" jawab wendy, kemudian keduanya hendak masuk kekamar seulgi, namun mereka mengurungkan niatnya karena mendengar suara aneh dari kamar sebelah dan mencoba untuk menguping.

"Ahh seulgi, pelan itu sakit"
"Ne noona ini sudah sangat pelan"
"Aahh seul, kau menekannya terlalu kuat!!"
"Mian noona, aku akan lebih lembut lagi"
"Seullhh hiks sakit bodoh"
"Noona tahan sebentar ya"
"Aakkhh pelan ku bilang!!"
"Noona bisakah kau diam, akan tambah sakit jika kau terus bergerak"
"Mmmhhh hhuuaaa seul kau membuatnya berdarah"
"Mian mian"

Blush

Wendy dan joy menjauhkan dirinya dari pintu tersebut dengan wajah yang memerah.
"Ehm.. sebaiknya kita tunggu seulgi di bawah sooyoung-ah" ajak wendy gugup
"N..ne"
Kedua sejoli itu pun kembali jebawah dan terduduk, mereka masih berpikir keras dengan apa yang didengarnya.
"Aku tidak tau seulgi bisa berbuat sejauh itu seungwan" ucap joy
"Dia benar-benar berani, daebak" jawab wendy dengan antusias.
"Ya! Seungwan"

Setelah menunggu cukup lama, akhirnya seulgi datang dengan menuruni tangga, dia memegangi irene yang terlihat sulit untuk berjalan.

"Pelan-pelan noona" ucap seulgi dengan khawatir.
"Mmmhhh..." Jawab irene dengan menahan sakit.
"Apa sesakit itu?" Tanya seulgi lagi.
"Ahh ya, begitulah"

Sedangkan wendy dan joy hanya saling menatap melihat 2 orang didepannya.

"Apa seulgi sekasar itu?" Dalam hati joy menatap wendy dan seolah tau yang joy pikirkan, wendypun berkata
"Kurasa begitu" dalam hatinya dan keduanya langsung mengangguk.

"Omo, unnie kenapa?" Tanya joy mencairkan suasana
"Ah aku tidak apa-apa joy-sii"
"Pasti ini gara-gara kau kan seulgi" joy menatap tajam seulgi.
"Ah aku, maafkan aku" jawab seulgi.
"Joohyun unnie, kenapa ada darah di celanamu?" Tanya wendy
"Oh benarkah? Aish aku harus segera mengganti celanaku" ucap irene yang kemudian kembali ke lantai atas dengan sedikit terpincang.

"Seul, kau tidak boleh sekasar itu!" Marah joy
"Uh? Aku?"
"Tentu! Siapa lagi"

Seulgi hanya terdiam dan teringat sesuatu......





Continue?


Jangan lupa koment guys.. see yahhh...

Secret Love {HIATUS}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang