"Joohyun, kemari nak" panggil sang ibu melihat irene menuruni tangga dan langsung dituruti.
"Seulgi, kenalkan, ini Joohyun saudaramu"
"Ah. Ne, annyeong noona" ucap seulgi memberi hormat, sedangkan irene hanya mengerutkan dahinya menatap seulgi dengan bingung."Barusan dia memanggilku apa?" Tanya irene dalam hati.
"Joohyun ini seulgi, dia putra dari appamu, dan dia juga 1 tahun lebih muda darimu nak" jelas sang ibu membuat irene tambah bingung.
"Lalu mereka ini wendy dan joy, teman dari seulgi" tambah sang ibu memperkenalkan kedua teman seulgi tersebut.
"Annyeong unnie, aku joy dan ini wendy" sapa joy dengan tersenyum."Ne" balas irene singkat dan duduk disebelah ibunya.
"Kalian semua mengobrol saja dulu, eomma mau pergi sebentar, ada urusan, seulgi titip joohyun, jika perlu apa-apa bantu dan joohyun juga sebaliknya arra?"
"Ne eomma"
"Ne mommy".
Kini keempat orang tersebut masih terdiam dengan pikiran mereka masing-masing, bingung harus memulai obrolan darimana.
"Dia manusia atau bidadari, cantiknya" -wendy
"Omo aku benar-benar iri dengan Joohyun unnie, jika begini wendy bisa tertarik dan aku tidak bisa berbuat apa-apa, ottoke" - joy
"Dia noonaku? Dia terlihat dingin" - seulgi
"Kenapa mereka menatapku seperti itu? Apa ada yang salah." - irene
"Aaa unnie kau benar-benar cantik" ucap joy mencairkan suasana
"Oh, ehm, jangan berlebihan seperti itu joy-sii"
"Anni, unnie memang sangat cantik, rasanya aku benar-benar iri, ya seulgi, kau beruntung memiliki noona yang sempurna" kagum joy
"Ehm.. ne kau benar sooyoung-ah, joohyun noona sangat cantik" ucap seulgi membuat irene sedikit memerah.
"Aakkhh" teriak wendy yang merasa kakinya diinjak dengan keras, padahal dia tengah asyik memandangi keindahan yang didepannya.
"Kau kenapa wen?" Tanya seulgi cemas.
"A..anni, itu tadi kakiku terjepit" jawab wendy gugup sambil melirik joy disebelahnya yang sudah mengeluarkan aura mematikan untuk wendy."Ehm.. seulgi-ya, Joohyun unnie, sebaiknya aku dan wendy pulang dulu" pamit joy berdiri dan beranjak begitu saja dengan menyeret wendy yang hampir terjatuh namun tidak dipedulikan.
"Huhff akan ada perang besar" lirih seulgi menatap kepergian kedua sahabatnya itu.
"Hmm" irene beranjak dari duduknya dan kembali menaiki tangga.
"Noona mau kemana?" Tanya seulgi menatap irene.
"Kamar" jawab irene dengan melanjutkan jalannya tanpa melirik seulgi.
"Aish dia dingin sekali, tapi cantik juga"***
Tok tok tok
Cklek
Irene mebuka pintu kamarnya yang sedari tadi diketuk seseorang, dia kemudian menatap orang didepannya dengan malas.
"Wae?" Tanya irene dengan datar
"Noona, daddy dan mommy menyuruh kita makan malam bersama" ajak seulgi melihat irene yang hanya memperlihatkan kepalanya dibalik pintu.
"Hmm, baiklah aku segera kesana" jawab irene hendak menutup pintunya.
"Kenapa masih disitu?" Lanjutnya menatap seulgi yang masih didepan pintu kamarnya.
"Ehm. Itu, aku akan tunggu noona, kita kebawah sama-sama"
"Terserah" irene kembali masuk kedalam kamarnya tanpa menutup pintu membuat seulgi dapat melihat isi kamarnya tersebut.Seulgi diam mematung saat melihat pemandangan didepannya, bagaimana tidak, dengan jelas matanya melihat irene yang tengah mengganti pakaiannya, walaupun dia memunggungi seulgi, tetap saja itu membuat seulgi panas dingin melihatnya.
"Dia benar-benar mulus.. aaarrgghh anni. Dia noonaku!" - batin seulgi
"Ada apa?" Tanya irene yang sudah keluar dari kamarnya.
"Oh tidak apa-apa noona" kajja kita ke bawah" jawab seulgi dengan terburu-buru meninggalkan irene.
"Aneh" itulah komentar irene melihat seulgi yang memang sangat aneh baginya sejak awal mereka bertemu."Joohyun, seulgi cepatlah" ucap sang ibu memanggil kedua anaknya itu agar segera duduk dikursi makannya.
"Sepertinya kalian sudah akrab" kata ayah mereka yang melihat kedua putra putrinya berjalan hampir bersamaan.
"Haruslah dad, kita kan sodara, bukankah begitu noona?" Tanya seulgi dengan tersenyum lebar.
"Ne""Seulgi, jaga noonamu dengan baik, jika ada yang macam-macam lindungi dia arra?" Perintah sang ayah
"Ne daddy, siap laksanakan"
"Dan joohyun, kamu juga jaga seulgi, dia sedikit nakal" lanjut ayahnya
"Mmm ne appa"
"Oh ya satu lagi, seulgi besok tidak usah kuliah, kamu temani noonamu dulu, daddy dan mommy akan segera berangkat ke luar negeri beberapa hari mengurus perusahaan"
"Oke, asalkan daddy belikan aku mobil baru" ucap seulgi dengan memakan makanannya.
"Ne nanti daddy belikan"
"Gomawo dad" seulgi kembali tersenyum."Manja" - batin irene
***
"Sooyoung-ah, jangan marah terus" rayu wendy pada kekasihnya.
"Anni, biasa saja" jawab joy.
"Apa yang biasa? Kau ketus begitu"
"Jangan dekat-dekat seungwan!, Dasar mata keranjang"
"Mwo?! Ya sooyoung aku hanya mencintaimu"
"Bohong, tadi siang kau menatap Joohyun unnie dengan tanpa berkedip"
"Bukankah wajar?"
"Apa?! Wajar!! Yasudah kau pacari saja dia!!" Joy melempar bantalnya kearah wendy dengan kesal.
"Sooyoung-ah jangan marah" wendy memeluk joy dari belakang dan mencium lehernya.
"Lepasssh.."
"Tidak mau" wendy meraba perut joy sampai joy pun kegelian.
"Aishh seungwan!!" Joy membalikkan badannya menatap wendy yang tersenyum nakal.
"Masih marah?" Tanya wendy. Namun joy tidak menjawab melainkan mendorong tubuh wendy agar terlentang dan dia duduk diatasnya.
Joy menggigit bibirnya sendiri sembari membuka pakaiannya secara perlahan diatas tubuh kekasihnya yang sudah tidak tahan dengan godaannya.."Sooyoung-ah" ucap wendy pelan menatap joy dengan lekat.
"Mmm?"
"Saranghae.."
"Nado"
Dan entahlah yang terjadi selanjutnya, pikirkan saja sendiri. 😅
Next?