say hai

8K 111 4
                                    

Happy reading ♥️

Gadis berumur 17 tahun itu sedang asik berbincang dengan temannya sambil menyeruput capuccino dan pasta yang tadi ia pesan.

Rambut panjangnya di biarkan tergerai menampakan wajah keturunan China Korea itu sangat cantik. Bibirnya yang merah ranum menambah kecantikannya apalagi dengan tubuh jenjangnya yang sudah sangat sempurna dari segi apapun.

Mata hitam pekat itu menatap ke arah perempuan yang seumuran dengannya dengan wajah serius mendengar cerita dari sahabatnya itu. Entahlah apa yang di bicarakan mereka tapi mereka sangat asik sesekali tertawa,serius yang membuat gemas karena kedua wanita cantik itu.

Chelsy Xing Lord sudah menyeruput capuccino ya sampai tuntas. Ia segera membenahi beberapa buku yang ada di mejanya. Hari sudah mulai sore tapi seseorang yang akan menjemputnya tak kunjung datang.

"Che,gue pulang dulu gpp kan?" Stella Almey Jitshon wanita dengan kulit putih keturunan Korea ,serta mata hitam agak sipit itu bertanya pada sahabanya yang masih sesekali melihat ke layar ponselnya . Ia tak tega meninggalkan sahabatnya tapi ini sudah sore dan ia akan mengantar mamah nya pergi.

"Iya ga papa ko Stell,sebentar lagi juga Kaka dateng" jawab Chelsy memandang Stella sedikit mendongak karena sahabatnya itu yang sedang berdiri ia tidak mau merepotkan Stella.

"Sungguh Che?" Tanya Stella memastikan.

"Ia Stell,sudah sana mamah lo pasti nunggu" kata Chelsy dan langsung mendapat anggukan oleh Stella dan wanita itu memasukan beberapa bukunya yang sebelumnya ada di atas meja memasukannya ke dalam tas hitamnya itu.

"Baiklah Che,gue pulang dulu,bye"

"Bye"

**

Pukul 14.00 Chelsy sudah amat geram pada kakaknya ini. Sudah setengah jam setelah Stella pulang dan kakaknya pun belum kunjung datang 'kemana si es batu itu sih' batin Chelsy sambil meruntuki kakaknya itu.

Mobil BMW keluaran terbaru berwarna hitam nampak elegan namun terkesan mewah berhenti di depan kaffe.

Seorang lelaki dengan tubuh jangkung itu keluar dari mobil nampak terburu buru. Kulit putih dan mata hitamnya menambah ketampanan tiada Tara dari pria itu.

Ting..

Suara pintu terbuka membuat Chelsy menatap ke arah pintu dan benar saja. Kakanya William Jing Lord masuk ke dalam kaffe yang sedari tadi Chelsy menunggu.

"Jam berapa ini ka?" Tanya Chelsy dengan geram memalingkan wajahnya tak mau berhadapan dengan kakaknya itu.

"Maafkan Kaka Che, Kaka udah berangkat dari dua jam lalu eh di tengah jalan mesinnya mogok untung aja..." Sebelum penjelasan kakanya selesai Chelsy memotong kalimat William.

"Oh, iya sudah ayo pulang" jawabnya dengan muka jutek. William tau adiknya itu sedang jengkel padanya, tapi apa yang bisa ia buat??. Ia adalah pria dingin tak tersentuh jika bersama teman temannya namun lain halnya jika sudah bersama keluarga apalagi adik satu satunya ini.

William membukakan pintu untuk Chelsy layaknya tuan putri. Ya memang Chelsy sangat di manjakan oleh kakaknya karena ia adik satu satunya jadi William sangat menyayanginya lebih dari apapun. Bahkan jika ia sedang ada masalah pun satu orang yang ia tuju adalah adiknya karena adiknya sangat pengertian terhadap William.

Setelah Chelsy sudah duduk. William berlari kecil memutari bagian depan mobilnya itu dan duduk di bagian supir.

**

Di tengah jalan William meminggirkan mobilnya di depan supermarket. Lalu ia tanpa berbicara apapun pada Chelsy keluar dan langsung masuk ke dalam supermarket tersebut.

15 menit Chelsy begitu jenuh menunggu sang Kaka kembali. William kembali dengan menenteng dua kresek besar dan satu kresek kecil. William masuk ke dalam mobil dan Chelsy dapat melihat apa yang di beli oleh William. Kaka nya ini sangat tau apa yang adiknya butuhkan saat marah.

William langsung memberikan kantong kecil berisi eskrim coklat dan Chintya langsung membuka dan memakannya. Sementara dua kantong besar yang lainnya di taruh di bagian belakang yang isinya bermacam macam Chiki Chiki untuk Chelsy.

Mobil kembali melaju dengan kecepatan sedang. Di dalam mobil sangat hening sampai William membuka suara dahulu.

"Sudah tak marah lagi kan" tanyanya dengan senyum jahil mengingat raut wajah adiknya saat tau ia membelikan Chiki Chiki dan es krim kesukaan Chelsy.

"Kaka memang ter best" sahut Chelsy dengan senyum mengembangnyabtak lupa jari jempolnya ia arahkan ke depan.
Mereka berdua tertawa sambil Chelsy yang mulai memakan Chiki Chiki nya.

"Oh ya Che, Kaka mau memberitahumu sesuatu" tanya William dengan mukanya yang kini berubah jadi sedikit takut .

Chelsy tau perubahan raut wajah kalanya "iya ka,ada apa?" tanyanya dengan senyum mengembang agar makanya tidak cemas atau takut.

"Dia sudah menunggumu di rumah" kata kakanya yang langsung memalingkan wajah ke arah jalanan.

"Dia? Siapa ka?" Tanya Chelsy yang bingung.

"Brent".





TBC

hai teman ini cerita keduaku,semoga suka ya,bakalan banyak konflik dan yang lain sebagainya.

ComplicatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang