Tidur bersama?

4.1K 58 5
                                    


Happy reading ♥️



"Trimakasih" ucap Chelsy ketika sedang duduk di tepi ranjang di kamar hotel.

"Iya tenang aja" jawab Harry dengan senyum hangat.

Harry yang sedari tadi sibuk dengan laptopnya entah apa yang sedang ia tulis. Terlalu serius. Mungkin hal itu yang dapat disimpulkan Chelsy sembari memakan snak dan susu kotaknya. "Harry, apa aku boleh pertanya?" Tanya Chelsy ragu karena tak mau mengganggu Harry.

Harry yang berfokus pada laptopun kini memalingkan wajah ke arah Chelsy yang kini sedang memakan snak dengan rebahan di ranjang sambil menatap ke langit langit kamar hotel. "Jangan makan sambil tiduran, iya boleh mau tanya apa?" Selepas mengucapkan hal itu Harry langsung fokus dengan laptopnya lagi.

"Kok lo bisa akrab sih sama gue, sampai mau bantu gue segala kan gue baru ketemu sama lo. Feby bilang juga lo jarang banget bisa akrab sama cewe. Oya, lo lagi nulis apa sih di laptop serius banget,coba liat" sederet pertanyaan Chelsy lalu ia mulai berjalan ingin melihat apa yang sedang Harry kerjakan sampai serius begitu. Namun sayang,sebelum Chelsy dapat melihat layar laptop Harry, Harry langsung menutup laptopnya "jangan kepo!, Gue ga suka kalau orang lain ikut campur urusan gue!" jawab Harry dengan nada ketus setelah menutup laptopnya.

"Eh,maaf" sesal Chelsy yang melihat Harry marah terhadapnya. Ia menundukkan wajahnya takut mata berkaca kacanya terlihat karena seumur hidup ia tak pernah di bentak oleh orang tua maupun William karena keluarganya sangat memanjakan dan sangat menyayangi Chelsy.

Harry menghembuskan nafas dengan berat. Ia tau ucapannya membuat Chelsy takut dan merasa bersalah. "udah ngga papa,kamu istirahat aja ya,gue mau mandi" terang Harry dengan senyum hangatnya yang bisa membuat wanita manapun terpesona.

"Harry" panggil Chelsy ketika Harry hendak masuk ke kamar mandi.
Harry memalingkan badannya menatap Chelsy yang menatapnya entah seperti apa 'memelas?' karena Feby selalu membuat wajah seperti itu jika ia ingin sesuatu. "Ia" sahut Harry .

"Apa lo nanti mau tidur di ranjang sama gue. Gue kangen sama Kaka " ucap Chelsy yang kini menundukkan wajahnya.

Harry terkejut, sangat terkejut. 'apa wanita ini sudah gila?' batinnya. Tapi melihat wajah Chelsy yang memelas Harry pun tak tega karena ia melihat kerinduan di mata Chelsy. "Lo tiduran dulu aja,nanti gue nyusul" ucap Harry dan ia langsung masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

Wajah Chelsy seketika berbinar mendengar jawaban Harry. Saat Harry membantunya ia menganggap Harry sebagai kakanya karena William tak ada di sisinya kini. "Makasih sayang" sahut chelsy dengan nada menggoda dengan suara yang di keraskan.

Harry yang di dalam kamar mandi yang bisa mendengar suara Chelsy pun hanya terkekeh pelan, namun entah kenapa senyumnya tiba tiba terbit disertai detak jantungnya yang meningkat "huuh! Aku harus ke dokter dengan segera" ucapnya pelan sambil tangan kanannya memegang dada kirinya.

**

Sinar pagi menembus celah celah gorden hotel yang sedikit terbuka. Pria yang sudah bangun sepuluh menit lalu yang berpindah keranjang rebahan bersama Chelsy agar wanita itu menganggap bahwa ia tidur dengannya , Harry masih setia menatap wajah terlelap gadis cantik di depannya.

Keringat dingin bercucuran di kening Harry saat tidur seranjang dengan seorang gadis apalagi Chelsy. Memang Chelsy sudah tidur, dia hanya ingin di temenin tidur dan diusap usap kepalanya. 'mungkin bukan hanya aku yang pernah sakit' batin Harry. Ia mengelus puncak kepala Chelsy yang masih tertidur pulas.

Harry tersenyum kecil jika mengingat tadi malam...

Flashback on

"Harry ayo sinih,tenang gue ngga gigit ko" perintah Chelsy yang sudah duduk di ranjang sambil menepuk nepukan ranjang agar Harry kesana.

"Eh i..iya" gugup Harry. Pasalnya baru pertama kali ini ya tidur 'bersama' dengan wanita kecuali ibunya. Dan entah dorongan darimana sekarang Harry sudah berbaring di sebelah Chelsy yang sedang memeluk guling sebagai pembatas aku dan dia.

Chelsy memandang wajah tampan Harry lekat lekat lalu tersenyum "Harry, apa lo gugup?" Tanya Chelsy melihat kebungkaman Harry.

"Ah..e..engga,aku cuma ngga biasa aja" jawab Harry dengan suara lirih namun mampu terdengar oleh Chelsy.
Chelsy memegang pundak Harry.

Sungguh kali ini Harry mungkin harus menelfon dokter jantung nanti jika Chelsy sudah tidur karena jantungnya tidak bisa terkontrol,apalagi sekarang semakin Paran.

"Ngga usah gugup,malu, gue g bakal ngapa ngapain ko, gue cuma pengin di temenin tidur. Gue tau lo juga ga bakal macem macem" pernyataan Chelsy entah kenapa membuat senyuman kecil di bibir Harry muncul. Chelsy yang melihatnya pun terbawa senyum pria dihadapannya dan membuatnya juga menyunggingkan senyum.

"Yaudah sekarang lo tidur" ucap Harry lalu entah dorongan darimana tangan Harry mendarat di puncak kepala Chelsy lalu mengelusnya dengan perlahan.

Chelsy menunduk merasakan nyaman sampai ia mengeluarkan suara "Ka Brent itu sebenernya mantan pacar gue" ungkapnya.

Harry hanya tersenyum kecil,sampai tak terlihat "gue tau ko" jawabnya.

"Gue sangat mencintainya,melebihi apapun,apapun Harry, sampai gue sering berbohong pada momy,Dady,ka William cuma demi ka Brent" jelasnya.

Entah kenapa Harry melihat Chelsy dengan raut penuh penyesalan,kehilangan,dan kesedihan. Ia membiarkan Chelsy mencurahkan isi hatinya agar Chelsy merasa lega.

"Gue juga nyerahin segalanya,segalanya yang aku punya buat dia" suaranya semakin lirih namun bisa tetap di dengar oleh Harry.

"Segalanya?, Apa kamu......?!" Harry sengaja menggantungkan kalimatnya. Ia terkejut mendengar 'segalanya' apa Chelsy menyerahkan virginity nya?.

"Apa jika ia ,apa lo juga akan menganggapku jalang?" Chelsy yang kini bisa masih tetap tersenyum,senyum penuh luka. Ia membutuh jawaban dari Harry.

Harry membingkai wajah cantik Chelsy pada tangannya. "Ngga, itu masalalu kamu che, aku juga ga mikir gitu dan seharusnya kamu juga ga bicara seperti itu" jawab Harry dengan senyum hangat.

Dengan panggilan yang berbeda yaitu 'aku' 'kamu' an , entah, itu membuatnya sedikit tenang , ia melanjutkan curhatnya. "Tapi dulu ka Brent bilang gitu ke aku"..bussh.. entah kenapa pernyataan Chelsy membuat sebuah bagian di badan Harry nyeri 'bagaimana bisa pria tega bilang hal seperti itu,padahal dia sendiri yang berbuat' sungguh Harry tak habis pikir dengan Brent.

Harry memegang kedua bahu Chelsy dan menenangkannya. "Karena dia bukan lelaki yang bertanggung jawab chelsy. Lelaki yang bertanggung jawab ngga bakal mengucapkan kata kata kasar pada wanitanya sendiri" jelas Harry.

Chelsy tersenyum kecil mungkin benar, ia curhat dengan orang yang benar. Harry terkejut saat tiba tiba Chelsy memeluknya, sangat erat "c..che" panggil Harry.

"Aku senang bisa bertemu dengan teman sepertimu" ucap Chelsy di tengah pelukannya. Harry tersenyum namun ada yang mengganjal dari kata 'teman' untuknya tapi ia abaikan toh memang mereka hanya teman.

Tak lama kemudian hembusan nafas Chelsy sudah teratur di dalam pelukan Harry. Saat Harry menjauhkan tubuhnya ternyata Chelsy sudah tertidur dengan masih ada sisa air mata di pipinya. Harry menghapus air mata itu dengan ibu jarinya. Lalu membarinkan Chelsy dengan perlahan agar tak bangun dan menyelimutinya.

Harry pun berjalan ke arah sofa untuk tidur karena tidak mungkin kalau ia benar benar tidur dengan Chelsy dan baru sebentar tiduran di sofa ia sudah masuk ke dunia mimpinya .

Flashback off



TBC

Jangan lupa habis baca langsung vote yah.

Trimakasih 💗

ComplicatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang