next

2K 29 1
                                    

Happy reading ♥️




"Apa kau tidak akan ikut Harry?" Tanya Chelsy dengan wajah menunduk menahan tangisnya.

"Tidak,sudah Sanah sebentar lagi pesawatnya akan lepas landas, nanti aku akan sering sering mengunjungimu. Ingat pesanku saat sudah sampai disana, ke ruangan kepala sekolah karena aku sudah mengatur semuanya, tapi kamu juga tidak tinggal di asrama disana, aku menyewakan apartemen untukmu dan Stella" jelasnya sambil sesaat melirik Stella dengan senyum. "Aku juga sudah bilang ke mamah papah dan mereka juga setuju,jadi kamu ngga perlu khawatir" terus Harry sambil mengusap kepala Chelsy dengan sayang.

"Aku pasti akan merindukanmu" ucap Chelsy memandang Harry dengan wajah imutnya. Harry memandang Stella "apa kau bisa masuk dahulu stell? Aku butuh waktu berdua dengan cheche" jelasnya. Stella yang mengerti pun langsung meninggalkan mereka berdua.

Harry menatap Chelsy dengan senyum hangat "aku juga akan merindukanmu" ucapnya.

Cup..

Bibir mereka bertemu dan Harry langsung melumat bibir mungil Chelsy. Chelsy pun membalas ciuman Harry menyimpannya agar nanti disaat mereka saling merindukan.

Harry menarik tengkuk Chelsy memperdalam ciuman mereka.
Harry melepas panggutan mereka beralih memeluk Chelsy dengan erat. Sangat erat. "Hati hati disana" lalu melepas jamnya. Harry mengecup kening Chelsy lalu tersenyum "yaudah,Stella udah nungguin , hati hari yah, bye" ucapnya lalu melambaikan tangannya ,sebenarnya Harry ingin menangis ingin sekali namun jika Chelsy melihat itu pasti Chelsy mengurungkan untuk melanjutkan pendidikannya.
"Bye bye" ucap Chelsy yang sudah beberapa langkah lebih jauh dari Harry.

Harry langsung berbalik dan berjalan dengan cepat meninggalkan bandara ia sudah tidak sanggup membendung air mata yang akan keluar,dan di dalam mobil ia mencurahkan tangisnya. Entah kenapa, kenapa ia bisa memiliki perasaan ini, dan berawal darimana ia tidak tau yang ia tau. Ia sangat mencintai Chelsy,istrinya.

Chelsy berjalan menuju Stella, ia juga menangis, Stella memeluk Chelsy mencoba menenangkan "sudah sudah, ayo kita masuk," ajak Stella Maris any masih merangkul Chelsy. Chelsy pun sudah berhenti menangis, namun masih ada isakan isakan kecil.




"Cinta memang tak bisa di tebak, darimana ia berasal dan tiba tiba tumbuh dengan sendirinya. Awal perasaan itu munculpun tidak tau kapan, hanya waktu dan takdir yang menjalankan perasaan itu. Perasaan yang di sebut cinta" ~°°




**

"Tuan Luis?" Sapa Chelsy ketika membaca papan nama dirinya yang sedang di pegang oleh pria paruh baya.

"Nyonya Chelsy?, " Tanya pria paruh baya itu. "Iya pak saya Chelsy,bapak bisa panggil saya cheche saja" jelas Chelsy dengan ramah.

"Mari nyonya"

Mereka bertiga duduk di kursi penumpang yang di kendarai oleh tuan Luis, pria paruh baya yang di tugaskan untuk mengantarkan mereka ke apartemen. Jalanan basah karena hujan yang menerpa sampai kini.

Lima belas menit dalam perjalanan dan kami sampai di sebuah apartemen. "Silahkan nyonya ,ini kuncinya" ucap tuan Luis sembari memberi kunci apartemen.

"Trimakasih tuan" jawab chelsy dan menerima kunci itu. Chelsy dan Stella menaiki lift lantai empat tempat dimana apartemen mereka berada.

Ceklek..

Pintu apartemen terbuka dan terlihat apartemen yang lumayan luas dengan dua kamar tidur yang sudah lengkap dengan kamar mandi di dalamnya,satu dapur dan tempat makan di sisinya komplit dengan kursinya, ada ruangan seperti ruang keluarga untuk bersantai namu ini lebih minimalis.

Sofa panjang yang berada di depan tv dan di antara sofa dan tv ada meja yang beralaskan karpet lembut yang lebar. Jendela besar yang ada di dekat sofa dan dengan satu kali tarikan sinar matahari masuk menerangi seluruh ruangan.

Sungguh sangat indah,elegan dan mewah. "Aku akan mengambil kamar yang di sebelah kiri" ucap Stella tiba tiba dan langsung melangkah menuju kamar yang sebelah kiri dan di sebelahnya ada kamar Chelsy.


**


Suasana tenang remang memadati ruangan yang sedang pria itu masuki, bau alkohol dimana mana, dentuman musik pun begitu keras. Banyak pria dan wanita yang sedang menari di dance floor namun ia memilih duduk bersandar di sofa yang sudah diisi dengan dua temannya.

"Hoy Lex, katanya besok mau ada mahasiswa baru di universitas kita yah," ucap cowo berwajah paras ke China chinaan dengan mata lumayan kecil dan kulit putih. Anting yang bertengger di telinganya dan rambut yang lumayan gondrongnya membuat dia sangat tampan.

"Iya llen, katanya sih cewe" balas temannya yang satunya yang sedang menghisap putung rokoknya lalu mengeluarkan kepulan asap lewat mulut dan hidungnya. Tubuhnya kurus tinggal dengan rahang wajah yang tegas menambah kesan sexy ya.

Namun pria yang baru saja mendudukkan dirinya malah sibuk membuka botol wine. Setelah terbuka lalu di tengguknya. "Ahhh" ucapnya ketika sudah menenggak setengah botol wine.

"Eh lo ga mau ngedeketin Lex, biasanya Lo yang paling ngotot kalo udah ada mahasiswa baru" ucap pria kurus itu. Jems.

"Itu mah gampang, cewe cewe liat gue ngga perlu di deketin udah ngedeketin gue sendiri" ucap Alex yang sedang menghabiskan isi wine yang setia di tangannya.

"Ah Lo sih iya, kalo Lo ga mau gpp, buat gue aja" ucap Allen dengan cekikikan.

"Inget Fany , kalo Lo udah bosen sama Fany gue siap nampung kok" ucap jems.

"Eh eh eh, kagak kagak, Tiffany punya gue,Lo mah cari cewe lain aja gih, makanya jomblo jangan kelamaan jadi nyiksa diri sendiri kan" ucap Allen yang membuat Alex tertawa di lanjut allen.

Tiba tiba ada wanita dengan pakaian mininya mendekati gerombolan Alex, lalu memangkukan  dirinya di pangkuan Alex " apa kau mau bermain" ucap wanita itu dengan nada menggoda, jarinya pun tidak tinggal diam mengusap wajah tegas nan dingin Alex.

"Of course" jawab Alex. Mereka berdua pergi menuju kamar yang di telah disediakan di club' ini.

"Eh eh eh,,kita di tinggal disini." Oceh Allen yang memang agak sedikit cerewet.

"Hahaha, biasa kalo udah di ajak ya mau mau aja tuh Alex, emang cowok murahan" ucap jems masih dengan tawanya.

"Gua Denger!!" Teriak Alex yang masih terdengar walau sudah lumayan jauh dari tempat yang tadi di duduknya bersama teman temannya.


**


"Kamu kapan kesini" rengek Chelsy.

"Minggu depan ,aku janji , gimana?" Jawab Harry.

"Beneran ya?" Tanya Chelsy untuk meyakinkan.

"Iya sayang , aku usahain, yaudah kamu sekarang tidur, ini udah tengah malem tapi kamu belum tidur, besok udah mulai masuk kuliah kna, yaudah good nite Beby" ucap Harry yang cemas karena besok Chelsy sudah mulai masuk kuliah namun jam segini masih belum tidur.

"Baru aja jam satu, hmm. Yaudah nite too, bye"

Tuuuttt, sambungan  di putuskan oleh Harry agar Chelsy dapat tidur lebih cepat. Chelsy menghembuskan nafasnya dengan berat sebenernya ia sangat rindu dengan suaminya itu tapi ya sudahlah. Chelsy mulai merebahkan tubuhnya di ranjang lalu lama kelamaan terlelap menuju ke alam mimpi.








TBC

Hampura kalo part ini kaga jelas soalnya bikinnya lagi pusing. Migren di tambah di pukuli Mulu Sam adik, maafkan yak...

Jangan lupa vote dulu baru baca yaa
Trimakasih 💗

ComplicatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang