Pertemuan kedua

7.3K 415 2
                                    

Saat ini sabtu weekend khanza memilih menghabiskan waktunya untuk sekedar mengelilingi salah satu mall dijakarta ini.

Saat sedang melihat-lihat tak sengaja matanya menatap sepatu bayi perepuan lucu. Sungguh gemas melihat sepatu itu.khanza adalah type perempuan yang menyukai anak kecil bahkan keponakan kakak sepupunya selalu dia jaga saat sang kakak sepupu sedang kerja.

Khanza memasukin toko perlengkapan ibu dan anak itu dan dia melihat sepatu anak-anak bayi yang lucu. Saat melihat ia tertarik pada sepasang sepatu yang lucu berwarna pink niat hati ingin membeli untuk keponakannya.
Saat ingin mengambil tanpa sengaja ada seseorang juga yg mengambilnya.sontak aku langsung menatap irang tersebut.

"Loh bapak?"ucapnya shock
Khanza menatap arsya dari atas sampai bawah tanpa berkedip. Bagaimana tidak saat ini penampilan arsya jauh berbeda dari yang dikantor. Saat ini ia menggunakan kaos hitam polos tanpa kerah dan dipadukan dengan jeans yang membuat ketampanannya semangkin bertambah.tak lupa pula sepatu sneakers yang melekat pada kakinya. Nikmat tuhan mana lagi yang engkau dustakan khanza.

"Kenapa?saya ingin membelikan sepatu ini untuk anak saya."ucapnya sambil mengambil sepatu yang tadi aku ingin belikan untuk ponakanku.
"Untuk apa kamu disini?"ucapnya lagi
Huft tersadar dari lamunannya ia lupa bahwa sifatnya tetap saja sama, dingin tidak dikantor mau pun diluar"saya hanya melihat pak. Tdi niatnya ingin membeli sepatu itu untuk keponakan saya."jawab khanza sambil menunjuk sepatu yang ditangan pria itu.

"Ya sudah ambil saja lagi kan pasti masih banyak stok seperti ini disini"ucap pria itu lagi

"Tidak jadi ahh.. masa nanti sepatunya kembaran sama anak bapak?

"Kenapa emng kalau kembar? Ambil saja saya yang bayar hitung-hitung kemaren kamu sudah menjaga anak saya"ucapnya lagi

"Tidak usah pak saya tidak papa"ucap khanza menolak."kalau gitu saya pemisi pak mau melihat yang lain" ucanya pamit

Saat ini khanza berada di bagian pernak pernik kepala seperti bandana topi jepit dan lainnya.khanza tertarik pada topi rajut bewarna abu-abu itu untuk keponakannya. Ia menuju kasir untuk membayar. Saat ingin membayar
"Tolong mba samakan dengan punya saya"ucap suara bariton itu

Khanza membalikkan badannya dan menatap pria ini sungkan"tidak usah pak, saya bayar sendiri saja"ucapku menolak

"Tidak ada penolakan" ucapnya tanpa menatap lawan bicaranya.

Setelah selesai pembayaran dikasir
Arsya memberikan belanjaan yang khanza punya." Terimakasih pak. Maaf merepotkan "

"Tidak papa"ucapnya sambil memegangi barangnya yang cukup banyak dan juga menggendong sikecil. Sepertinya dia kerepotan membawa barang belanjaan yang banyak itu.

"Pak sini biar baby syifanya saya saja yang gendong. Kasian sepertinya bapak kerepotan dan juga baby syifa tidak nyaman."ucap khanza menawarkan bantuan

Arsya mengangguk dan memberikan syifa kedalam gendongan khanza. Arsya berhrap semoga syifa tidak menangis seperti biasa saat dia digendong oleh orang asing.

Ternyata dugaaan arsya salah. Baby Syifa ternyata tidak nangis sama sekali saat digendong oleh khanza terlebih ia terlihat senang saat khanza menggendongnya dan mengajaknya berbicara.

Sangat jarang baby syifa digendong dengan orang lain karna setiap keluarga jauh datang atau teman arsya datang kerumah ingin menggendong syifa maka syifa akan menangis.menurut arsya, syifa adalah type anak yang sulit dengan orang lain oleh karna itu susah untuk mencari pengasuh yang bisa membuat baby syifa nyaman.

"Abis ini bapak ingin kemana?" Tanya khanza
"Saya ingin makan tapi saya menaruh barang-barang ini dulu kedalam mobil"jawabnya

Akhirnya sebelum arsya kembali kemobil ia mengajak baby syifa dan khanza kesalah satu restoran langganannya dimall ini. Setelah memasan apa yang arsya inginkan ia pamit untuk keparkiran mobil.

Saat sedang menunggu makanan datang dan juga arsya datang. Waktunya dihabiskan khanza untuk bermain dengan si bayi cantik syifa. Khanza menatap baby syifa gemas. Pasti betapa cantiknya mama si syifa ini. Baby Syifa paling seneng diajak berbicara. Ia akan membalas ucapan yang diucapkan orang-orang saat ngajaknya berbicara dengan bahasa bayinya

"Nda... ndaaa.."ucap baby syifaa sambil menggapai kerudung yang khanza pakai. Saat ini baby syifa memang sengaja didudukkan diatas meja karna biar gampang ingin bermainnya.

"Apa sayang" ucap khanza tersenyum pada bayi ini

Saat sedang berinteraksi dengan syifa seseorang ibu-ibu pengunjuk restoran ini menyapa khanza dan syifa"aduhh lucu bangett si mbaa anaknya"ucap ibu itu gemas melihat pipi bulat baby syifa

Khanza hanya tersenyum saat ibu itu menganggap bahwa baby syifa adalah anaknya.

"Namanya siapa mbaa?"ucap ibh itu lagi."namanya syifa ibu"jawab khanza ramah

"Wah cantik sekali namanya sama seperti orangnya."ucap ibu itu lagi."nikah muda ya mb? Kok mukanya masih anak kuliahan banget?"sambung itu lagi

Sebelum khanza menjawab arsya sudah terlebih dahulu menjawab jawaban ibu itu" iya ibu.. istri saya emng saya nikahi saat masih kuliah" ucap arsya sambil tersenyum kepada ibu itu.

Khanza menatap pria didepannya saat ini tidak percaya. Apa katanya istri? Punya pacaar saja tidak ?gimana menikh? Dan jadi istri?. Sepertiny bossnya ini sudh gila menjadi duda.

"Oh begitu pantas saja saya lihat kok buka mbanya masih muda sudah punya anak hehe... yasudha saya permisi dulu semoga pernikahan kalian langgeng terus ya"ucap ibu itu dan berlalu dari mereka bertiga.

Saat khanza ingin bertanya. Makanan yang mereka pesan sudah datang dan arsya memindahkan baby syifa kedalam kursi makan khusus bayi yg disediakan direstoran ini.

Arsya memakan ayam bakar taliwang dengan lahap. Baby syifa dipesan kan cream soup oleh arsya. Khanza berinisiatif untuk menyuapi baby khanza makan." Tidak usah disuapi nanti saya suapin setelah saya selesai makan."ucap arsya kepada khanza

"Tidak papa pak saya belum laper dan selagi cream soupnya masih hangat
Jadi tidak papa saya saja yang menyuapi." Jawabku

Khanza mengambil mangkuk yang berisi cream soup"berdoa dulu ya sayang. Allahuma barik lanaa fimaa razaktana waqina adzaa bannar"

Khanza mulai menyuapi baby syifa dengan semangat karna anak itu saat lahap makannya. Khanza bersyukur baby syifa tidak rewel soal makanan saat ini. Jadi tidak menyulitkan khanza saat menyuapinya.

Saat khanza asik menyuapi baby syifa sambil berceloteh tiba-tiba"ini makan saya suapi kamu. Dari tdi keasikan nyuapi syifa kamunya gak makan" arsya menyodorkan sendok makan yang berisi nasi dan lauknya kedalam mulut khanza.

Khanza hanya menggeleng malu." Tidak ada penolakan khanza"akhirnya khanza menerima suapan-suapan dari arsya sambil ia menyuapi baby syifa

Tanpa mereka sadari banyak pasang mata yang menatap mereka kagum. Ada yang menyebut arsya sebagai suami romantis yang menyuapi istrinya saat sibuk mengurus anak. Ada yang mengagumi khanza bahwa aura keibuannya terpancar dari tatapan matanya ke baby syifa.

Setelah mereka siap makan dan akhirnya baby syifa tertidur dalam gendongan arsya. Dan akhirnya mereka pulang. Tanpa khanza tentunya karna dia bersikeras menolak ajakan arsya yang ingin mengantarkannya pulang.

Khanza merasa hari ini ia sudah banyak merepotkan arsya jadi untuk kali ini ia bersikeras tidak ingin diantar.
———————
Maaf bila ada salah

KhanzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang