Point of view khanza
Saat jam istirahat aku memutuskan untuk kebagian rooftop dikantor.
kantor tempat magangku ini tidak terlalu besar hanya berlantai lima.
Desain kantorku juga menarik mereka menyediakan taman dibagian rooftop agar para karyawan bisa sedikit menghirup udah segar sambil menatap pemandangan dari atas sini. Aku menyukai rooftop ini karna menurutku disini dingin dan sunyi tidak seperti kantin kantor yang akan rame saat jam makan siang seperti ini. Karna berada dilantai paling atas sehingga terkadang membuat orang malas untuk kesini dijam makan siangLangin panas hari ini tapi tidak terlalu membakar kulitku dirooftop ini ditanami aneka tanaman yg membuat mata menjadi sehat.
Aku menuju bagian rooftop sambil menenteng smarthphoneku dan juga bekal yang aku bawa dari rumah.
Hari ini aku sengaja membawa bekal karna hari ini adalah tanggal tua.para mahasiswa rantauan sepertiku pasti akan tau rasanya gimana dibulan tua.
Saat sampai disini aku melihat tidak ada orang sama sekali dan aku memilih duduk didekat pohon yg agak besar sehingga aku terlindungi dari sinar matahari
Aku memasangkan earphoneku dan mendengarkan lagu kesukaaanku sambil memakan bekal yang kumakan. Makan siangku hari ini hanya nasi dan ayam sambal biasa serta satu buah pisang yang selalu aku siapkan. Serta jangan lupakan air putih yang sudah ku siapkan juga
Saat aku asik makan dan mendengarkan lagu kulihat dari arah masuk ada seseorang datang seorang ibu sedang menggendong anak kecil. Setelah kuperhatikan kembali ternyata itu adalah bibi pengasuh baby syifa dan baby syifa
"Bibi..."panggilku agak keras agar dia dapat melihatku"eh non ... istirahat disini?"tanya bibi saat sampai didekatku
"Iya bi lagi istirahat dan makan disini. duduk samping saya bi" ucapku sambil mempersilahkan bibi duduk disamping tempatku duduk
Kuliah bibi sedang menggendong baby syifa yang sedang tertidur"baby syifanya sudah lama ya bi tidurnya?"tanyku saat kuliat baby syifa tertidur pulas.
"Yaampun kamu tidur aja cantik bangett sih nak "gumamku dalam hati"Belum terlalu tidur ini non. Hari ini dia rewel banget badannya juga hangat"
"Oh gitu... kasiannya. Apa pk arsya tau baby syifa rewel?"tanyaku pda bibi"
"Tau non. Makanya bibi diajak kesini biasanya kan dirumah aja.soalnya kalau baby syifa rewel susah didiemin harus orang deket banget seperti ayahnya atau eyang putrinya. Saya masih baru jaga baby syifa jadi dia masih susah sama saya"
"Owh begitu ya. Kalau boleh tau ibunya baby syifa kmana bi?"ucapku penasaran karna setauku kan pak arsya duda tapi gatau duda ditinggal mati atau duda cerai.
"Setau saya ya non. Mantan Istrinya pak arsya pergi ninggalin pak arsya dan baby arsya keluar negeri non.model deh kayaknya non bibi juga kurang tau"jawabnya
Aku elus pipi mulus baby syifa yang sedang tertidur pulas. Kuletakkan telapak tanganku dikeningnya. Sedikit hangat.Kasiannya anak ini. Ibu macam apa dia yang meninggalkan suami dan anaknya demi karir. Aku terus membelai pipi dan rambutnya dan membuat dia akhirnya terbangun.
"Ehh...eee" rengekan bangun tidur pun terdengar. Perlahan dibuka matanya dan mengedipkan matanya berulang kali sambil menatapku. Kusambut matanya yang terbuka perlahan dengan seyuman"udah bangun sayang?"ucapku sambil menciup rambutnya."Ndaaa... ndaa... ndaaa" ucapnya lemas karna masih pengaruh bangun tidur
"Baby syifa termasuk anak yang kurang bisa deket sma orang asing loh non. Tapi kenapa bibi lihat kalau dia jumpa sama non kok yaa selalu senyum dan manggil ndaa.. ndaa gitu yaa. Padahal dirumh tidk begitu. "Ujar bibi
"Oh ya? Masa sii bi?"ucapku penasaran
"Iya non. Dirumah paling ketawa aja dan pling panggil yah.. yahh kalau jumpa ayahnya."ucap bibi lagi.
"Mungkin dia kangen bundanya kali bi"
"Mungkin kali ya non."Jawab bibi lagi
"Baby syifa melambaikan tangannya tanda ia ingin aku gendong. Aku dengan senang hati menggendongnya.
Kebetulan makan ku juga sudah selesai."Apa sayang?"ucapku lagi"baby syifa mau apa?
Ia tangan kecilnya menggapai buah pisang yang masih utuh milikku . Aku memang belum memakannya karna asik ngobrol dengan bibi pengasuh baby syifa.
Kulirik wajah bibi meminta persetujuan kepada bibi untuk memberikan pisang kepada baby syifa. Bibi mengangguk tanda setuju.
"Laper ya sayang?"ucapku sambil menyuapi dia yang lahap memakan buah pisangnya walaupun ekspresinya msh lemas, mungkin karna kurang enak badannya.
"Tumben lo baby syifa makannya lahap non. Biasanya dirumah susah makannya apalagi kalau lagi sakit begini."ujar bibi takjub saat melihat baby syifa makan.
"Masa sih bi. Perasaan kemaren saat dia makan siang dengan saya lahap-lahap aja seperti sekarang"
"Iya non dirumah sedikit makannya hanya susu saja yang dilahap minumnya."
Saat sedang asik membantu baby syifa makan terdengar bunyi suara ponsel. Ternyata ponsel bibi yang berbunyi.
"Iya tuan saya dirooftop sama baby syifa"
"......."
"Baik tuan"
Kurasa yang menelpon adalah pak arsya dan setelah Bibi selesai berbicara "non bibi harus kembali keruangan pak arsya"ucap bibi siap siap ingin mengambil baby syifa dari gendonganku.
"Saat aku ingin menyerahkan baby syifa tiba tiba baby syifa menangis tanda tak ingin aku melepaskan dia.
"Cup cup ya sayang. Yuk sama bibi yuk"saat dipaksa tetap pindah kegendongan bibi tangisannya makin keras sehingga membuatku kasihan melihatnya.
"Yasudah sini baby syifanya bi. Saya anterin sampai ruangan pak arsya" ucapku sambil mengambil kembali baby syifa didalam gendonganku.dia kembali diam dan tersenyum melihatkan gigi duanya.
—————-
Saat sampai depan diruangan pak arsya. Khanza memberi kode kebibi untuk masuk keruangan pak arsya duluan. Sang bibi yang mengerti langsung saja mengetuk pintu dan masuk keruangan pak arsya.
Khanza memasuki ruangan direktur kantornya untuk pertama kalinya.
Hal pertama yang dia rasakan adalah ruangan itu terlihat cukup simple untuk sebuah ruang direktur dan juga terdapat tempat permainan disudut ruangan mungkin untuk baby syifa bermain pikir khanza."Loh kamu kok disini?" Arsya berucap
"Maaf pak tadi saat bapak menelpon saya, non syifanya tidak mau di lepas dari non khanza" jawab bibi
"Oh" arsya langkahkan kakinya dari kursi kebesarannya menuju baby syifa yang sedang digendong oleh khanza.
"Sini syifanya."ucap arsya sambil mengambil alih gendongan baby syifa yang hampir terlelap"terimkasih kamu boleh kembali keruanganmu"sambung arsya
"Iya pak sama-sama. Jangan lupa baby syifanya diperiksa kedokter. Saya rasa badannya semakin hangat" ucap khanza yang diangguki oleh arsya "kalau gitu saya permisi Assalamualaikum"
"Waalaikumssalam" jawab arsya
