Bagian Sembilan

1.6K 68 7
                                    

Jangan lupa tandain jika ada typo nya ya🙌

Happy Reading💜

Tak ada yang lebih indah daripada dua orang yang selalu menanti dengan setia untuk di pertemukan kembali oleh semesta.

***

Kini mereka tengah berkumpul di taman belakang rumah Jasmine. Setelah insiden pertemuannya dengan Rigel barusan, Alula lebih banyak diam.

Serentetan kalimat panjang yang Alula ungkapkan pada Rigel tak mendapat jawaban sama sekali. Rigel bungkam, sama sekali tidak menjawab pertanyaan yang ia ajukan. Membuat Alula bertanya-tanya tentang mengapa Rigel hanya diam dan tidak menjawab pertanyaannya.

Padahal saat itu Rigel bisa mengelak, namun tak ada pembelaan sama sekali dari Rigel tentang apa yang Alula tanyakan dan beberkan. Memikirkannya membuat kepala Alula pusing saja.

"Kemarin nih ya, kalau gue nggak salah dengar, katanya sekolah kita bakal ngadain study tour ke Bandung!" ujar Cindy.

"SERIUS LO?!" jerit Via.

"Gila ah lu berisik banget. Nggak percayaan deh, masa ratu mau bohong. Nggak banget ah. Setiap ucapan yang keluar dari mulut indah ratu ini mengandung fakta yang akurat asal lo tau!" cerocos Cindy menjelaskan.

Jasmine mendengus. "Ratu? Ratu Salome maksud lo?"

"Yakali gue disamain sama Bucinta Buna, idih nggak mau!"

Alula terkekeh. "Tadi ngakunya ratu, tapi pas disamain kamunya nggak mau."

"Alula zheyeng kalau kayak gini, mending nggak usah jadi ratu gue!" ucap Cindy bergidik geli.

"Hai ratu," ejek Via kembali.

"Please deh, gue ogah jadi ratu kayak si Bucinta. Geli gue. Tapi serius, kemarin gue pasti nggak salah dengar kalau sekolah kita memang akan ngadain study tour" jelas Cindy.

"Iya, kemarin beritanya juga udah ada di mading kok," ucap Angel.

"Tuh kan benar! Btw kalau berita ini memang benar, pokoknya kita semua harus ikut! Kita having fun bareng-bareng. Duh jadi nggak sabar kan gue," ucap Cindy.

"Gue sih terserah, kalau kalian ikut gue ikut aja," jawab Jasmine.

"Gue ikutlah kalau kalian ikut!" tambah Angel.

"Berhubung gue itu orang penting, dan kalau nggak ada gue kalian pasti sedih. Gue ikut dungs!" ujar Via dengan tingkat percaya diri tinggi.

Cindy berdecak dan menoyor kepala Via cepat. "Yang ada gue tu bahagia kalau lo nggak ikut! Air mata dedek terlalu berharga untuk nangisin lo!"

"Anjir bar-bar. Santuy bambang. Gini kalau ada yang syirik, biasalah," sahut Via sembari mengibaskan tangannya.

Sepertinya berbicara dengan Via selalu berhasil membuat Cindy mengelus dada.

Ampun Gusti, untung teman yang kayak gini cuma satu. Jerit Cindy dalam hati.

ELRIGELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang