Bagian Lima

1K 82 13
                                    

Tandain kalau ada typo nya ya!

Happy Reading💜

Kamu harus tahu, bahwa yang selalu mengejar dan tidak pernah menyerah juga punya rasa lelah.

***

"Rumah lo di mana? Gue antar lo pulang."

Setelah mengobati luka Alula, Rigel memang berniat mengantar cewek itu pulang. Dia tidak mungkin membiarkan Alula pulang sendiri. Keadaan Alula sedang tidak baik, dan menyuruhnya pulang sendiri bukanlah pilihan yang tepat.

Sikapnya ini hanya bentuk tanggung jawab, itulah yang Rigel coba sematkan pada hatinya. Meski perasaan khawatir itu sedikit hadir dengan tidak tahu malu, Rigel berusaha mengenyahkan perasaan itu. Ini mungkin adalah efek dari kejadian barusan, saat ia hampir saja mencelakai nyawa seseorang. Kalau pun yang ia tabrak bukan Alula, ia pasti akan bersikap sama kan?

"Rumah lo di mana?" tanya Rigel lagi.

"Rumah aku di komplek Permai, masih satu komplek dengan rumahku yang dulu. Kamu nggak lupa kan sama jalannya?"

Sontak saja perkataan Alula mampu mengalihkan tatapan cowok itu.

"Gue udah lupa. Nanti lo arahin aja ke mana."

"Kamu beneran lupa? Padahal dulu hampir setiap hari kamu ke sana."

"Itu hal lama. Wajar gue lupa. Buat apa juga untuk diingat kan. Nggak penting buat gue."

Sesekali Alula memainkan ujung roknya. Dia bingung apa harus menanyakan ini pada Rigel atau tidak. "Rigel, a-apa kamu udah sebenci itu sama aku? Apa aku nggak bisa dapat kesempatan buat memperbaiki semuanya?"

Rigel menggeleng pelan, "Semuanya sudah selesai semenjak lo pergi hari itu. Dan gue rasa, nggak mengenal lo lagi adalah pilihan yang tepat."

"Apa kamu nggak ingin tau apa sebenarnya alasan aku melakukan ini? Aku pergi karena kamu juga Gel," lirih Alula.

"Buat apa? Gue nggak akan pernah dengar itu. Itu bukan sesuatu yang gue perlukan lagi sekarang. Semuanya sudah selesai. Gue dengan hidup gue, dan lo dengan hidup lo sendiri."

"Sekarang, mungkin kamu nggak mau dengar penjelasan aku. Tapi yang jelas, aku nggak akan berhenti untuk berusaha agar kamu mau sedikit mendengarkan. Aku pengen kamu tau yang sebenarnya. Tentang alasan aku. Tentang kenapa aku pergi saat itu. Menurut kamu ini mungkin nggak penting lagi, tapi aku ingin agar kita bisa berdamai dengan hal dulu. Aku ingin agar kamu nggak menyalahkan aku lagi. Aku akan terus berusaha Gel," ucap Alula tulus.

"Terserah, gue nggak perduli apa yang akan lo lakukan selanjutnya. Asal lo tau, sampai kapanpun gue akan tetap dengan pendirian gue ini," balas Rigel tajam.

"Rigel, aku cuma ingin agar hubungan kita baik-baik aja mulai sekarang. Aku ingin agar kamu bisa kasih aku kesempatan. Aku ingin agar kita dapat berteman baik Gel."


"Untuk apa berteman? Gue rasa itu nggak perlu. Itu bukan pilihan yang baik menurut gue."

"Kamu tentu tau alasannya. Mungkin dengan menjadi teman kamu bisa dengerin penjelasan aku ini. Aku janji, setelahnya aku nggak akan memaksa kamu lagi. Selain karena masalah keluarga, aku pergi karena kamu Rigel. Dan dengan bodohnya aku masih berharap kita bisa berhubungan baik meski saat itu kamu juga udah menyakiti aku dengan hebatnya" ujar Alula.

ELRIGELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang