Bagian Tujuh

1K 84 7
                                    

Hayuk atuh di follow dulu sebelum baca😁

Jangan lupa tandain jika ada typo nya ya🙌

Happy Reading💜

Pelangi indah namun ia datang hanya sesaat. Senja memberi ketenangan namun ia pergi juga saat malam menyapa. Sepertinya memang hukum alam, bahwa apapun yang membuat kita bahagia ada waktunya untuk pergi juga.

***

Matahari sudah menyapa dengan malu-malu. Mengeluarkan cahaya yang membuat siapa saja mungkin akan terganggu dalam tidur lelapnya. Begitu pula yang dirasakan oleh gadis cantik bernama Alula. Sebenarnya sejak tadi Alula sudah bangun dari tidur nyenyaknya. Namun karena ini adalah hari libur, Alula betah berlama-lama berguling dan menyembunyikan wajahnya dibalik selimut tebal warna ungu miliknya.

Rasanya untuk sekedar ke kamar mandi saja Alula malas. Beberapa hari ini Alula sungguh di sibukkan dengan bermacam-macam tugas sekolah. Membuatnya ingin menjerit dan menangis saja sebab lelah harus berpikir lagi dan lagi setelah seharian menguras otak dan tenaga di sekolah. Dan seakan belum cukup, para murid juga diberi pekerjaan rumah yang lumayan banyak.

Pernah beberapa kali ia dan teman-temannya protes akan tugas yang hampir setiap hari diberikan oleh bapak dan ibu guru yang mengajar. Namun ingin seperti apapun mereka memohon, bahkan jika mereka sampai mengemis-ngemis pun tetap saja guru itu tidak akan luluh.

Jangankan luluh, mereka bahkan mendapat kemarahan sebagai balasan dari ibu atau bapak guru itu. Alula ingat sekali akan perkataan bu Sri jika mereka melakukan protes terhadap pekerjaan rumah yang diberikan tiada henti.

"Kalian jangan sering protes kalau diberi tugas. Kerjakan saja, ibu dulu juga begitu waktu sekolah. Ini kan untungnya di kalian juga, kalau bisa mengerjakan kalian tidak perlu takut jika menghadapi ujian." ujar bu Sri, guru Kimia yang bahkan usianya sudah memasuki setengah abad.

Alula tidak bisa menyangkal semua ucapan yang keluar dari guru killer  yang kedatangannya hampir ditakuti oleh seluruh murid di kelasnya. Apa yang ibu Sri ucapkan, memang benar adanya.

Namun yang menjadi permasalahan adalah setiap tugas yang ia berikan jumlahnya sangat banyak. Apa yang dicontohkan bahkan kadang berbeda sekali dengan apa yang di soalkan, belum lagi tugas itu harus sudah ada di mejanya sebelum bel pertanda jam pertama di mulai. Untung jika hanya ada tugas Kimia saja. Tapi, jika ada tugas mata pelajaran lain yang harus di kumpul juga keesokan harinya, hal itulah yang memberatkannya.

Setelah mengumpulkan nyawa yang seakan hilang entah kemana, Alula mengambil kuncir dan langsung mengikat rambut panjangnya. Berjalan sempoyongan menuju kamar mandi.

Menghela napas, ia akhirnya mandi agar badan menjadi lebih segar dan tentunya bersih. Setelah lebih kurang tiga puluh menit di kamar mandi, Alula mengakhiri ritual mandi paginya dan langsung bersiap untuk pergi ke dapur.

"Bunda!" teriak Alula mencari ibunya yang tidak seperti biasanya belum menampakkan batang hidungnya. Padahal hari sudah menunjukkan pukul 06.00 pagi.

Tidak mendapat sahutan, Alula kemudian melangkahkan kakinya ke ruang tamu. Tebakannya benar, sekarang dari tempatnya berdiri Alula bisa melihat jika ibunya sedang berbicara dengan seseorang. Posisi ibunya yang tepat berada di depan pintu membuat Alula tidak bisa melihat dengan jelas siapa orang itu.

ELRIGELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang